Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hubungan antara Idul Fitri dan Pilpres ?

26 Juli 2014   17:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:07 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_349814" align="aligncenter" width="300" caption="diambil dari htpp://hepyes.wordpress.com"][/caption]

Ramadhan tahun ini terbilang cukup istimewa bagi masyarakat Indonesia terkait dalam kehidupan berbangsa bernegara.Bagaimanatidak masuk puasa hari kesebelas (bagi yang puasanya ikut hitungan pemerintah) seluruh masyarakat wabilkhusus kaum muslim menghadapi hajatan besar pemilihan presiden dan wakil presiden. Tepatnya tanggal 9 july 2014 adalah hari puncak pencoblosan satu diantara dua pasangan Capres Cawapres, tanggal itu ditetapkan sebagai ujung setelah rentetan kampanye yang ramai dan menyita perhatian dilaksanakan beberpa minggu sebelumnya. Nyatanya gaung pra pencoblosan tak serta merta tenggelam semaraknya meski bebarengan dengan awal bulan Ramadhan.

Acara debat dari dua pasangan capres cawapres tetap disiarkan langsung dari televisi Nasional dimulai berhimpitan dengan saat adzan isya berkumandang yang dilanjutkan sholat sunnah taraweh, yang memilih pergi ke masjid tak bergeming tetap pada niatnya semula demikian juga yang setia di depan televisi seolah duduknya tak bergeser sejengkalpun. Kini rangkaian kegiatan berpemilu seolah versus kegiatan berramadhan.

Tilawah dari pengeras suara dimasjid harus berdampingan dengan volume televisi tentang paparan visi dan misi kebangsaan, buletin sholat jumat bersanding dengan berita politik di layar ponsel. Masyarakat yang sudah sedemikian pandai dan dewasa dibebaskan memilih, bertafakur mengasah nurani atau menyimak debat dan berlomba beranalisa di sosial media demi mengasah logika. Masing masing mejadi pengamat politik dadakan setiap kabar tak sedap tentang calon dukungannya seketika dibalas dengan berita bantahan sekaligus mengeluarkan berita baru tentang kelemahan rivalnya. Begitu seterusnya dan seterusnya seolah tak ada selesainya.

Akankah sholat dan tadarus sudah sejajar degan layaknya makan, minum dan tidur ? kalaupun ada keperluan lain bisa ditunda nanti nanti. Sedang Dari Umar rodhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Ada seorang bertanya kepada Rasulullah : “Ya Rasulallah, amal apa yang paling dicintai Allah dalam ajaran Islam? Beliau bersabda: Shalat pada awal waktunya, barangsiapa meninggalkan shalat maka dia dianggap tidak lagi beragama, karena shalat adalah tiang agama.”(HR. Bayhaqi)

Ramadhan merambat satu demi satu, sedang tensi per-pilpres-an semakin seru. Saat Rekapitulasi di Kantor Pemilihan Umum kemudian ditetapkan satu pemenang pasangan Capres Cawapres pada 22 july 2014 di saat yang bersamaan berada pada sepuluh hari terakhir bulan mulia ini, saat sebagian muslim menghabiskan energi untuk melepas hingar bingar dunia dengan berjibaku di masjid utamanya pada malam ganjil hingga adzan subuh berkumandang, pada sebagian yang lain tetap setia pada debat dan diskusi panjang sembari menyodorkan bukti dan fakta kecurangan kubu satu dan berbalas menyerangkubu lainnya. segala isu diangkat entah itu aib, SARA, jejak rekam masa lalu muncul di media tanpa takut apakah fitnah atau fakta. “Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya, dia segera memperbaikinya.” (Al-Bukhari) tidak ada manusia yang sempurna apabila ada informasi tentang saudara seiman yang masih simpang siur labih bijak memilih bersikap diam.

Kapan lagi waktu untuk membersihkan diri ?? bukankah muara dari puasa yang sebagian besar penduduk negri ini jalani adalah kesucian hati di hari yang fitri. Janji Ramadhan telah abai kita kejar maka apalagi yang kita raih dua hari saat hari nan fitri ?.

Hari ini ketika sampai hari ke duapuluh delapan berpuasa, diantara status mudik dan serunya bersua kerabat di kampung halaman, masih saja posting di FB dan twitter tak lagi beda dengan awal masa kampanye, sempat terlintas di benak akankah “permusuhan” ini akan mempengaruhi niat untuk bermaafan pada satu syawal usai sholat Id nanti. Babak baru kompetisi Capres Cawapres pasca pengumuman dari KPU sudah dimulai, kubu satu mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi, pendukung setia satu kubu memuji langkah konstitusi sebagai pilihan yang tepat dan cerdas sementara di kubu yang berseberangan memiliki penilain lain.

Kapan selesainya saling cerca, ejek, hasud dan saling merendahkan ini akan tiba ? di detik detik terakhir menuju hari fitri hati ini sempat bertanya, adakah pengaruh dari serangkaian tigapuluh hari bergelut dengan lapar dahaga, benarkan mampu impas membasuh benci dan iri yang menempel dalam hati hingga menghantar menjadi pribadi yang suci. Sehingga tepat pada 1 syawal nanti kembali berangkulan dan tulus memaafkan kesalahan sebagai saudara seiman saudara sebangsa dan saudaera setanah air. Tak lagi mengusik sediktpun masalah pen-capres-an...?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun