Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pecundang Pun Sejatinya Juga Pejuang

16 Agustus 2014   20:27 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:23 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_353254" align="aligncenter" width="623" caption="illustrasi- dok.pribadi"][/caption]

Sejak Adam AS manusia pertama diciptakan Tuhan menyusul Hawa setelahnya, keduanya kemudian berkembang dan beranak pinak. Pada garis keturunan kedua inilah sudahmulai dikreasikan Tuhan adanya persaingan, adalah Qabil yang tak terima dinikahkan dengan saudara perempuan yang berparas tak seelok calon istri Habil saudara lelakinya, demi memenuhi ambisinya kemudian Qabil merencanakan pembunuhan kepada saudara lelakinya. Darah tertumpah di padang pasir sejak saat itu menjadi tonggakpenghilangan nyawa yang pertama di atas bumi ini, di akhir kisah Qabil menyesali perbuatan jahatnya diturunkan burung gagak yang mencakar cakar menggali tanah sebagai cara Tuhan untuk memberi contoh agar jasad yang sudah mati dikuburkan. Masa berputar jaman berganti, hampir disemua belahan bumi susul menyusul peperangan terjadi tiada henti sampai detik ini, saudara kita di Palestina dibuat sengsara oleh Israel kita manusia biasa dengan pikiran terbatas hanya berserah akan rahasia Tuhan di balik kejadian di dunia ini sembari ikut membantu harta, tenaga dan doa sebisanya demi kemanusiaan sebagai masyarakat dunia.

Pun Negeri Pertiwi tercinta ini, sejarah telah mencatat dengan tinta emas perjalanan terjal telah dilalui dengan segenap tumpah darah para pejuang kemerdekaan. Harta dan nyawa dikorbankan sebagai bukti bakti bagimu negri, penjajahan oleh bangsa asing yang sudah mencapai hitungan abad dilalui dengan penuh pengorbanan darah dan airmata. Sampai puncaknya pada 17 agustus 1945 pada 69 tahun yang lampau Presiden pertama IR Sukarno didampingi Wakilnya Moh Hatta membacakan teks proklamasi yang sudah kita hapal diluar kepala isi teksnya. Kini tugas mengisi kemerdekaan itu ada dipundak kita generasi muda bangsa dan akan terus diestafetkan kepada anak anak kita penerusnya.

Setiap situasi dan keadaan sejauh yang saya pribadi amati selalu terdapat dua pihak yang berseberangan. Kembali ke tulisan di awal ada Qabil yang berseberangan dengan Habil kemudian di setiap sejarah peperangan Nabi sampai dirunut peperangan kemerdekaan bangsa ini sampai perjuangan di era kemerdekaan saat ini dua pihak yang berseberang itu selalu ada. Sedari kecil sewaktu TVRI rutin menayangkan film perjuangan setiap bulan Agustus menjelang hari kemerdekaan selalu saja ada pengkhianat yang menjadi duri dalam daging. Tokoh pengkhianat yang berasal dari orang dalam digambarkan sebagai tokoh yang tergiur dengan harta dan jabatan yang dijanjikan pihak penjajah sampai dia tega mengumpankan teman bahkan pimpinannya sendiri, seperti dalam film Tjoet Nya' dien pun juga orang terdekatnya yang membocorkan persembunyian Tjoet Nya' sampai akhirnya ditangkap musuh.

Di era modern ini kita jumpai banyak sekali pecundang pecundang itu, entah di kantor swasta atau kantor pemerintahan pun di keseharian. Selalu bermuka manis tapi menusuk dari belakang dengan berbagai alasan. Mungkin bagi yang ada di bagain marketing demi omset dan komisi yang berlebih melakukan praktek kongkalikong komisi terselubung dengan pihak ketiga bahkan menjatuhkan teman sesama marketing demi mencari muka dihadapan atasan.Yang berada di kantor pemerintahanpun tak kalah ketinggalan menerbitkan proyek fiktif demi prestasi semu yang ujung ujungnya juga mempertebal kantong sendiri dan teamnya, tanpa peduli berapa besar uang rakyat kecil dimanipulasi demi membangun rumah megah dan menghiasi garasi dengan kendaraan mewah.

Seketika saya merenung lebih dalam tentang pejuang dan pecundang, Tuhan tak mungkin menciptakan umatnya sebagai pecundang. Kita semua diciptakan sesuai fitrahnya sebagai orang yang baik, semua orang pasti ingin baik dan memang seharusnya menjadi orang baik. Kemudian ketika Tuhan menganugerahi akal pikiran saat itu Tuhan memberi kebebasan manusia untuk menentukan pilihan disertai konsekwesinya. Pada point ini saya tergelitik karena diberi pikiran ini yang menjadi awal mula proses memilih itu, sudut pandang saya sekarang mulai saya balik, kalau misalnya ada orang jahat sebenarnya mereka itu bukan jahat karena memang fitrahnya orang baik, tetapi karena dia tidak mengasah pikirannya maka saat itu dia salah memilih sikap sehingga akibatnya menjadi jahat. Pun ketika ada orang (maaf) tidak pandai, sebenarnya fitrahnya dia pandai tetapi karena tidak dimaksimalkan pikirannya sehingga ketika ada waktu kosong dia memilih untuk melakukan hal yang sia sia dari pada untuk membaca menambah ilmu sebagai konsekwensi dia tak pintar. Pun orang yang malas sejatinya dia rajin tetapi karena tak dipakai akalnya untuk kreatif sehingga dia senang tidur daripada banyak berkarya, begitu seterusnya dan seterusnya.

Kembali lagi kepada tema tulisan tentang kemerdekaan, saya jadi berpendapat bahwa sesungguhnya semua orang itu pejuang tetapi karena mentalnya tak dilatih atau terlalu dimanja untuk mendapat keenakan demi keenakkan dengan mudah maka ada sebagian orang yang memakai cara instan atau menempuh jalan pintas demi mencapai ambisi pribadinya demi kenikmatan sesaat tanpa memikirkan konsekwesinya lebih lanjut. Maka dihari kemerdekaan ini mari kita singsingkan lengan baju mantapkan niat dan tekad agar menjadi sejatinya pejuang, Dirgahayu Negri dan Bangsaku tercinta INDONESIA..MERDEKA !!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun