Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kiprah Anak Band Untuk Sesama

23 September 2014   12:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:51 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_360985" align="aligncenter" width="609" caption="suara.com"][/caption]

sumber gambar  : SINI

Untuk urusan music saya termasuk generasi yang kagum pada music dan penyanyi era 80-an, 90-an, dan awal tahun 2000 an. Penyanyi dan judul lagunya masih tersimpan rapi di memori, Iwan Fals kala itu sedang dipuncak ketenaran menelurkan lagu kritik sosialnya "Bento, Bongkar", kemudian yang agak lembut group 2D yang menjadi singkatan Dedy Dhukun dan Dian Pramana Putra dengan hits nya "Masih Ada". Lagu mendayu masih cukup laris pada era 80-an sampai sampai Pak Harmoko Mentri Penerangan masa Orde Baru sempat menjuluki lagu cengeng pada "Hati yang Luka" milik penyanyi Betharia Sonata, berderet nama penyanyi lain membawakan lagu melankolis seperti Nia Daniati dengan judul "Gelas Gelas kaca" ada lagi nama Ratih Purwasih dengan "Antara Benci dan Rindu". Nama penyanyi Rocker yang menunjukkan "taringnya" ada Ikang Fawzi, Ahmad Albar dengan God Bless, Ita Purnamasari, Atiek CB. Memasuki 90an muncul group KLA Project dengan "Tentang Kita", lagu "Cerita Cinta dan Cantik" milik group vokal asal Bandung Kahitna juga muncul ke permukaan. Kemudian nama solois Krisdayanti menjadi pendatang baru setelah menang di ajang Asia bagus, dan sang kakak Yuni Shara memulai debutnya dengan lagu lawas "Hilang Permataku". Mendekati tahun 2000 ada band dari kota Jogjakarta Jikustik dan Shella on 7, Ari Lasso bangkit setelah hengkang dari Dewa dengan duetnya bareng Melly Goeslaw lewat "Jika"

Kini masa sudah berubah jaman telah berganti, focus dan perhatian ke dunia musik mulai bergeser. Maka untuk urusan penyanyi atau lagu angkatan 2005 ke atas bisa dibilang saya tak terlalu mengikuti perkembangan. Banyak sudah lagu baru yang terlewat jarang saya bisa menghafal lirik satu lagu secara utuh. Kalaupun bisa paling hanya bagian reff atau beberapa bagian lirik yang menarik di nada atau di susunan kalimatnya, tapi secara umum sudah sangat drastis berkurang hapalan lagu lagu. Paling tidak saya cukup tahu wajah penyanyi baru yang muncul biasanya setelah lagunya hits, jadi tidak terlalu ketinggalan sangat.

Setelah lama tak menjadi pengamat atau penikmat musik secara intens, jadi lagu lagu favorit saya masih ada dikisaran tahun 80 - 90 dan awal 2000-an. Kalau ada kesempatan karaoke lagu sejenis Nada Kasih dari duet fenomenal Fariz RM dan Neno Warisman menjadi pilihan (meski dengan kualitas suara yang ancur hehehehe), atau Krakatau Band sebelum berpindah haluan musik sempat menelurkan lagu "Sekitar Kita". Gegara hapalan lagu lagu di era 80- hingga menjelang tahun milenium, saya pernah sebentar mencicipi dunia siaran di sebuah Radio Swasta di Surabaya nyambi kuliah pada medio 90-an. Setelah lulus kuliah kemudian pindah ke Jakarta pekerjaan sudah tak berhubungan dengan musik, sehingga tak terlalu intens untuk update lagu baru termasuk nama penyanyi yang terus bermunculan sampai masa kini.

*******

Pada era kemunculan Band di ranah musik Indonesia, seiring itu pula di media tersiar kabar kurang mengenakkan dari para personelnya. Ada personel band yang terjerat kasus Narkoba, ada yang terlibat pembuatan video porno, ada yang harus mendekam di sel besi, tak sedikit juga yang menjadi tajuk berita atas kasus perselingkuhan dan perceraian. Bertubi tubi berita tentang anak band yang cenderung negatif, akhirnya cenderung berdampak stigma negatif pula. Masyarakat sadar tak sadar mengidentikkan anak band dengan hura hura, foya foya, teler dan ujung ujungnya penjara.

[caption id="attachment_360988" align="aligncenter" width="630" caption="dokpri"]

1411424269199893494
1411424269199893494
[/caption]

Satu nama Band yang tiba tiba cukup menumbuhkan rasa penasaran saat ini adalah Wali Band, mengeja namanya saya selintas membayang para ulama masa lampau yang terkenal dengan sebutan Sembilan Wali atau Wali Songo tokoh penyebar agama Islam di Jawa. Meski saya (mengakui) tak hapal secara utuh satu lagunya tapi nama band ini cukup familiar terutama wajah sang vokalis. Tapi stop sampai di nama Band dan wajah vokalis saja, kalau diminta menyebutkan satu persatu siapa nama personilnya saya memilih mundur teratur. Lagu yang saya cukup tahu dari band Wali adalah yang ada "Bang Toyib", kemudian yang ajak Shalawatan ( pada lagu ini saya hapal pas salawatannya), terus yang ada lirik "ku akan menjagamu.."dan seterusnya. Setelah mendengar lagu Band ini sikap saya biasa saja, hanya satu kesimpulan tema lagunya lumayan berbeda dengan Band lain yang juga ngetop saat ini. Umumnya sebuah band atau seorang artis mengusung tema cinta antara dua anak manusia untuk lagu lagunya, tetapi Band Wali ini ada sisi religiusnya pada sebagian besar lagunya.

[caption id="attachment_360987" align="aligncenter" width="560" caption="dokpri"]

1411424207663097894
1411424207663097894
[/caption]

[caption id="attachment_360989" align="aligncenter" width="583" caption="dokpri"]

1411424335150646440
1411424335150646440
[/caption]

Ketika untuk sebuah keperluan di daerah Pondok Cabe saya menyusuri jalanan Situ Gintung di jalan Gunung Raya - Cirendeu Tangerang Selatan, di sisi jalan terpampang sebuah papan dan tertulis jelas "Wali Care". Setelah saya berhenti sesaat kantor sepi terkunci (mungkin libur karena hari sabtu). Sebuah mobil ambulance terparkir di garasinya pada bagian depan mobil ada tulisan dengan huruf kapital "GRATIS UNTUK DHUAFA", kemudian gambar personel Band dijadikan wall paper. Saya seperti menemukan sambungan benang merah yang berurutan ketika sebelumnya saya mempersepsikan nama Band ini dengan nama penyebar agama, saat ini dihadapan saya terpampang kantor yang mengorganisir kegiatan kemanusiaan dan digawangi Band ini. Saya tidak akan mengangkat tulisan lebih detil tentang apa dan bagaimana kegiatan Wali Care, kemudian bagaimana prosedur dan mekanisme band ini menjalankan lembaga nirlaba. Pasti butuh riset secara mendalam dan agar tulisan menjadi kuat harus menggali informasi kepada orang yang kredibel di kepengurusan lembaga ini.Tapi untuk kepentingan posting di Kompasiana saya kira cukup mengetahui lewat website group band ini dan benar saya membaca program yang sudah dilakukan adalah semua kegiatan pro kemanusiaan dan kaum duafa termasuk latar belakang para personel yang berangkat dari Pondok Pesantren.

Tiba tiba pikiran saya jadi ngelantur hingga sampai pada satu point, apapun profesi yang dijalani akan menjadi sebuah kemanfaatan apabila input didapat dengan cara baik dan outputnya dikelola dengan baik. Atau apapun karya yang dikerjakan akan terasa lebih genap kalau diniati untuk kebaikan, kemudian hasilnya juga digunakan untuk kebaikan. Alangkah mulia apabila siapapun dari profesi apapun tak henti mengitikadkan niat tiada henti dalam setiap karyanya kecuali azzam kebaikan, karena betapa sebaik manusia adalah yang bermanfaat. (wallahua'lam)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun