[caption id="attachment_369847" align="aligncenter" width="565" caption="dokpri"][/caption]
Kecil jadi sahabat besar jadi penjahat, ungkapan ini tepat untuk menempatkan peran api. Benda inisangat bermanfaat dalam kehidupan manusia sehari hari, untuk memasakuntuk penerangan (bagi saudara kita dipedalaman) atau untuk membakar sampah. Pada skala tertentu api masihlah aman dan berdaya guna, tetapi apabila tak dijaga tentu bisa berbahaya bahkan mengancam keselamatan jiwa.
Orang yang "emosian" sering diumpamakan dengan api, sedang orang yang penyabar diumpamakan sebagai air. Memang tepat juga perumpamaan itu, seganas apapun api tetaplah air mampu menaklukkan. Melawan emosi dengan emosi justru semakin membesar dan membakar, sedang menghadapi emosi dengan sabar akan padam dengan sendirinya. Ibarat menyiram api dengan air.
[caption id="attachment_369849" align="aligncenter" width="630" caption="dokpri"]
Senin sekitar jam 11.25 saya sedang berada di perjalanan, dari raya Veteran Rempoa hendak menuju Pondok Pinang. Dari kejauhan tampak asap mengepul, hitam membumbung ke angkasa. Karena ternyata satu arah dengan perjalanan, maka semakin lama sumber kepulan asap semakin mendekat. Rupanya kepulan asap muncul dari perumahan Perdagangan, daerah Rempoa Jakarta Selatan. Dari pinggir jalan raya tampak, beberapa mobil Damkar berjajar di ujung pintu masuk komplek Perumahan. Karena penasaran saya akhirnya menghetikan motor, ikut dalam kerumunan di sekitar lokasi. Kebakaran datang dari sebuah gudang milik sebuah kantor event organiser (EO), yang berhimpitan dengan rumah petak sebanyak 10 pintu.
[caption id="attachment_369851" align="aligncenter" width="652" caption="dokpri"]
[caption id="attachment_369852" align="aligncenter" width="630" caption="dokpri"]
Salah seorang penghuni kontrakkan berkisah, kejadian berawal dari sebuah konsleting listrik di salah satu petak rumah kontrakkan. Karena rumah petak yang berhimpitan, dengan cepat merambat ke petakkan di sebelahnya. Tembok petakkan bagian belakang berhimpitan dengan sebuah gudang.
Kemudian langsung menjalar ke gudang milik perusahaan EO yang berisi kayu, polyfoam, gabus dan bahan lain yang mudah terbakar. Kejadian sekitar jam 10.45 dalam waktu cepat api segera membesar. Masyarakat berbondong ke arahterjadinya kebakaran, dari mulut gerbang perumahan sudah penuh manusia.
[caption id="attachment_369854" align="aligncenter" width="658" caption="dokpri"]
Petugas pemadam kebakaran adalah yang paling sibuk, diantara semua orang yang hadir di lokasi kebakaran. Dengan seragam khasnya mereka berlari berkoordinasi dengan sesama rekannya.
[caption id="attachment_369855" align="aligncenter" width="560" caption="dokpri"]
[caption id="attachment_369856" align="aligncenter" width="560" caption="dokpri"]
[caption id="attachment_369857" align="aligncenter" width="562" caption="dokpri"]
Para supervisor saling berkomunikasi via HT berkoordinasi tindakan agar cepat dan tepat. Mereka terdengar memastikan stock air memadahi, sistem yang digunakan adalah saling mengisi. Mobil Damkar yang paling depan menjadi prioritas, sebelum berkurang air segera diisi melalui slang dari stock air mobil damkar yang dibelakang.
[caption id="attachment_369859" align="aligncenter" width="578" caption="dokpri"]
[caption id="attachment_369861" align="aligncenter" width="546" caption="dokpri"]
Api masihlah garang sampai 30 menit masa penyemprotan rupanya belum juga berhasil dijinakkan. Tapi keadaan yang terjadi tak sedikitpun menyurutkan semangat para petugas untuk bahu membahu.
[caption id="attachment_369862" align="aligncenter" width="538" caption="dokpri"]
[caption id="attachment_369895" align="aligncenter" width="596" caption="dokpri"]
Warga sipil tak mau ketinggalan bahu membahu bersama petugas pemadam kebakaran dan polisi, semampu yang bisa dilakukan akan sangat bermanfaat . slang gelondongan yang berat itu dengan gotong royong ditarik bersama sama.
Asap masih mengepul pertanda api belum sepenuhnya padam, suplay air di mobil damkar paling depan terus ditambah. Segala upaya dilakukan agar jago merah segera tunduk.
[caption id="attachment_369863" align="aligncenter" width="619" caption="dokpri"]
[caption id="attachment_369864" align="aligncenter" width="611" caption="dokpri"]
Akhirnya tak ada upaya petugas yang sia sia, api yang semula besar mulai mengecil. Tapi tak serta merta melegakan petugas, karena angin bisa saja kembali menyalakan bara.
[caption id="attachment_369865" align="aligncenter" width="630" caption="dokpri"]
[caption id="attachment_369866" align="aligncenter" width="630" caption="dokpri"]
[caption id="attachment_369867" align="aligncenter" width="640" caption="dokpri"]
Setiap perjuangan (apapun) akan mencapai titiknya, bahu membahu dan kesigapan para petugas pemadam kebakaran menjadi kuncinya. Mereka adalah penjinak api yang paling berjasa dalam peristiwa dahsyat siang ini. semoga saja menjadi pelajaran buat semua agar lebih berhati hati, agar bisa memperlakukan semua peralatan yang bisa menjadi biang api. Trimakasih saya ucapakan atas dedikasi para petugas pemadam kebakaran, mereka semua pahlawan tanpa gelar kepahlawanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H