Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjinakkan Si Jago Merah

28 Oktober 2014   08:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:28 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_369847" align="aligncenter" width="565" caption="dokpri"][/caption]

Kecil jadi sahabat besar jadi penjahat, ungkapan ini tepat untuk menempatkan peran api. Benda inisangat bermanfaat dalam kehidupan manusia sehari hari, untuk memasakuntuk penerangan (bagi saudara kita dipedalaman) atau untuk membakar sampah. Pada skala tertentu api masihlah aman dan berdaya guna, tetapi apabila tak dijaga tentu bisa berbahaya bahkan mengancam keselamatan jiwa.

Orang yang "emosian" sering diumpamakan dengan api, sedang orang yang penyabar diumpamakan sebagai air. Memang tepat juga perumpamaan itu, seganas apapun api tetaplah air mampu menaklukkan. Melawan emosi dengan emosi justru semakin membesar dan membakar, sedang menghadapi emosi dengan sabar akan padam dengan sendirinya. Ibarat menyiram api dengan air.

[caption id="attachment_369849" align="aligncenter" width="630" caption="dokpri"]

14144327141449238435
14144327141449238435
[/caption]

Senin sekitar jam 11.25 saya sedang berada di perjalanan, dari raya Veteran Rempoa hendak menuju Pondok Pinang. Dari kejauhan tampak asap mengepul, hitam membumbung ke angkasa. Karena ternyata satu arah dengan perjalanan, maka semakin lama sumber kepulan asap semakin mendekat. Rupanya kepulan asap muncul dari perumahan Perdagangan, daerah Rempoa Jakarta Selatan. Dari pinggir jalan raya tampak, beberapa mobil Damkar berjajar di ujung pintu masuk komplek Perumahan. Karena penasaran saya akhirnya menghetikan motor, ikut dalam kerumunan di sekitar lokasi. Kebakaran datang dari sebuah gudang milik sebuah kantor event organiser (EO), yang berhimpitan dengan rumah petak sebanyak 10 pintu.

[caption id="attachment_369851" align="aligncenter" width="652" caption="dokpri"]

14144327742073456242
14144327742073456242
[/caption]

[caption id="attachment_369852" align="aligncenter" width="630" caption="dokpri"]

14144328372067972413
14144328372067972413
[/caption]

Salah seorang penghuni kontrakkan berkisah, kejadian berawal dari sebuah konsleting listrik di salah satu petak rumah kontrakkan. Karena rumah petak yang berhimpitan, dengan cepat merambat ke petakkan di sebelahnya. Tembok petakkan bagian belakang berhimpitan dengan sebuah gudang.

Kemudian langsung menjalar ke gudang milik perusahaan EO yang berisi kayu, polyfoam, gabus dan bahan lain yang mudah terbakar. Kejadian sekitar jam 10.45 dalam waktu cepat api segera membesar. Masyarakat berbondong ke arahterjadinya kebakaran, dari mulut gerbang perumahan sudah penuh manusia.

[caption id="attachment_369854" align="aligncenter" width="658" caption="dokpri"]

14144329041431110762
14144329041431110762
[/caption]

Petugas pemadam kebakaran adalah yang paling sibuk, diantara semua orang yang hadir di lokasi kebakaran. Dengan seragam khasnya mereka berlari berkoordinasi dengan sesama rekannya.

[caption id="attachment_369855" align="aligncenter" width="560" caption="dokpri"]

14144329721954741303
14144329721954741303
[/caption]

[caption id="attachment_369856" align="aligncenter" width="560" caption="dokpri"]

1414433023892052950
1414433023892052950
[/caption]

[caption id="attachment_369857" align="aligncenter" width="562" caption="dokpri"]

14144330981212884584
14144330981212884584
[/caption]

Para supervisor saling berkomunikasi via HT berkoordinasi tindakan agar cepat dan tepat. Mereka terdengar memastikan stock air memadahi, sistem yang digunakan adalah saling mengisi. Mobil Damkar yang paling depan menjadi prioritas, sebelum berkurang air segera diisi melalui slang dari stock air mobil damkar yang dibelakang.

[caption id="attachment_369859" align="aligncenter" width="578" caption="dokpri"]

14144331851315711039
14144331851315711039
[/caption]

[caption id="attachment_369861" align="aligncenter" width="546" caption="dokpri"]

141443325393932716
141443325393932716
[/caption]

Api masihlah garang sampai 30 menit masa penyemprotan rupanya belum juga berhasil dijinakkan. Tapi keadaan yang terjadi tak sedikitpun menyurutkan semangat para petugas untuk bahu membahu.

[caption id="attachment_369862" align="aligncenter" width="538" caption="dokpri"]

14144333141214093028
14144333141214093028
[/caption]

[caption id="attachment_369895" align="aligncenter" width="596" caption="dokpri"]

14144588012100943386
14144588012100943386
[/caption]

Warga sipil tak mau ketinggalan bahu membahu bersama petugas pemadam kebakaran dan polisi, semampu yang bisa dilakukan akan sangat bermanfaat . slang gelondongan yang berat itu dengan gotong royong ditarik bersama sama.

Asap masih mengepul pertanda api belum sepenuhnya padam, suplay air di mobil damkar paling depan terus ditambah. Segala upaya dilakukan agar jago merah segera tunduk.

[caption id="attachment_369863" align="aligncenter" width="619" caption="dokpri"]

1414433406200502126
1414433406200502126
[/caption]

[caption id="attachment_369864" align="aligncenter" width="611" caption="dokpri"]

14144337801916523612
14144337801916523612
[/caption]



Akhirnya tak ada upaya petugas yang sia sia, api yang semula besar mulai mengecil. Tapi tak serta merta melegakan petugas, karena angin bisa saja kembali menyalakan bara.

[caption id="attachment_369865" align="aligncenter" width="630" caption="dokpri"]

14144338681941891611
14144338681941891611
[/caption]

[caption id="attachment_369866" align="aligncenter" width="630" caption="dokpri"]

14144339401950456234
14144339401950456234
[/caption]

[caption id="attachment_369867" align="aligncenter" width="640" caption="dokpri"]

14144340211311135933
14144340211311135933
[/caption]

Setiap perjuangan (apapun) akan mencapai titiknya, bahu membahu dan kesigapan para petugas pemadam kebakaran menjadi kuncinya. Mereka adalah penjinak api yang paling berjasa dalam peristiwa dahsyat siang ini. semoga saja menjadi pelajaran buat semua agar lebih berhati hati, agar bisa memperlakukan semua peralatan yang bisa menjadi biang api. Trimakasih saya ucapakan atas dedikasi para petugas pemadam kebakaran, mereka semua pahlawan tanpa gelar kepahlawanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun