Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Jangan Sepelekan Artikel "Sepele"

8 November 2014   14:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:19 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_373174" align="aligncenter" width="576" caption="dokpri"][/caption]

Hari ini 9 November 2014 terhitung genap di bulan ke tujuh, akun saya terverifikasi sebagai Kompasianers.Meski saya sendiri punya file yang tersimpan, berisi tulisan yang diposting di blog pribadi. Namun di Kompasiana awalnya saya kurang begitu aktif, hanya sebagai pemerhati yang jarang nulis jarang comment. Tetapi melihat semangat K-ers lain yang produktif, dan sering ikut di beberapa acara Nangkring, perlahan tapi pasti saya terpengaruh juga. Saya percaya kalimat "di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung", bahwa dimana kita berada musti maksimal (jangan setengah setengah) melakukan sesuatu.

Sebagai penulis pemula saya masih terus belajar dan belajar, mencari sudut pandang tulisan, memadu padan kata agar menjadi kalimat yang enak, dan mengolah tulisan agar "kuat". Secara kualitas musti terus ditingkatkan, dengan tak henti belajar melalui tulisan K-ers yang lain.

Total tulisan yang sudah terposting di forum ini, sejumlah 144 artikel termasuk tulisan ini. Ibarat mencari jati diri tulisan tersebar di beberapa kanal, lifestyle, humaniora, regional, fiksiana, muda, green. Namun dimanapun kanal yang saya ampiri, sejatinya versi yang dibuat ya sudut padang saya. Kanal politik sepertinya yang jarang saya jamah, hanya sekali, dua kali pernah meninggalkan lapak di kanal ini.

[caption id="attachment_373176" align="aligncenter" width="615" caption="dokpri"]

14154067001466382222
14154067001466382222
[/caption]

Beberapa waktu yang lalu iseng mencoba telusuri list tulisan di akun saya, sebagian besar posisi sudah pernah saya singgahi. Mulai hanya mampir di list Tulisan Terbaru (alias hanya lewat), kolom Hight Light, TA, HaeL, kemudian pernah juga di sudut kanan tengah untuk kategori menarik, inspiratif, bermnafaat, aktual juga pernah saya hampiri. Pun tingkat keterbacaan pernah saya alami mulai dari tak genap jari ini habis dihitung dengan 0 komentar dan 0 penilaian, pernah puluhan, ratusan bahkan sampai ribuan hits plus berderet komentar dan rating. Semua pernah saya alami semua pernah saya rasai, perjalanan tulisan di forum ini saya anggap seperti keseharian dalam kehidupan. Ibarat kehidupan di dunia nyata, pun di dunia maya juga melewati suka duka, tawa tangis ( berlebihan ya heeee).

[caption id="attachment_373175" align="aligncenter" width="610" caption="dokpri"]

14154065532062390104
14154065532062390104
[/caption]

Tapi beberapa waktu yang lalu saya sendiri bahkan tak menyangka, ketika menyusuri satu persatu tulisan melihat tingkat keterbacaan. Justu artikel yang saya buat (menurut saya) sepele, teryata paling tinggi angka keterbacaan. Artikel  Jangan Sepelekan Hal Sepele yang mengulas tentang kamar mandi mampet, akibat kebiasaan buang sisa sabun di pembuangan air. Artikel "sepele" ini justru mengungguli artikel "serius" (ukuran saya) tentang lingkungan, kemausiaan, sosial budaya, green atau yang lainnya.

Maka kejadian ini membulatkan kesimpulan, bahwa tak ada artikel yang remeh temeh. Penilaian diri sendiri tak bisa diterapkan untuk orang lain, apa yang dipandang ringan justru bisa jadi memberi manfaat. Saya jadi berpikir lebih umum lagi, bahwa kita semua dilahirkan ke muka bumi dalam kondisi sama. Sekaliber apapun jabatan dan profesi yang disandang seorang individu, pasti akan megalami peristiwa apapun mulai dari yang (terlihat) sepele sampai yang dirasa memberatkan.

Seorang artis papan atas atau seorang politikus yang super sibukpun pasti pernah mengalami hal remeh layaknya manusia lainnya. Haqul yakin bintang sekelas Dian Satro atau Julia Robert, sekondang apapun politisi dan pengacara dalam menangani masalah super berat. Mereka semua adalah manusia biasa, pasti pernah merasakan (misalnya) kebelet pipis, atau kehilangan kancing baju, atau jahitan lepas, atau (bisa saja) tak suka bau jengkol.

Meski kendaraan mereka Lamborgini atau memakai jet pribadi sekalipun, pasti mereka pernah mengalami perut mules, tak bisa nahan buang gas, atau (mungkin) jari kaki canthengen ( biasanya karena terjepit kuku menghitam hendak lepas ganti baru).

So betapa ide menulis sebnaranya ada dalam keseharian, dari yang terlihat seolah kecil dan remeh temeh tapi sebenarnya erat dengan kehidupan. Jadi sebenarnya tak ada tulisan yang remeh temeh, karena semua yang dialami manusia seseungguhnya karya cipta- NYA juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun