Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Nikmati Bersama Suasana Jogja

13 Desember 2014   11:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:23 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_382282" align="aligncenter" width="638" caption="Jogja (dokpri)"][/caption]

Langit Jogja pagi ini sedang tak cerah, usai padat aktivitas seharian kemarin kini ada waktu untuk selonjoran. Panitia yang menyusun kegiatan di Jogja selama tiga hari, cukup empati bahwa peserta butuh sejenak istirahat. Kami blogger yang beruntung memenangi blogcomp di Kompasiana, bergabung dengan rekan Media mengikuti rangkaian kegiatan. Lomba Blog yang diadakan sebuah perusahaan Kurir terkenal, mempersembahkan aktivitas menuju Puncak HUT-nya di pelataran Candi ternama. Waktu bersantai sampai jam sebelas pagi, saya tidak sia siakan sungguh. Usai sholat subuh ditunaikan, segera tangan ini kembali mendekap bantal. Tapi karena kebiasaan di rumah bangun pagi, maka sengantuk apapun lewat setengah delapan mata tak mau lagi merem.

Sebuah inbox masuk dari teman blogger, sudah di restaurant hotel sedang sarapan. Sementara teman satu kamar semalam pamitan, ada janjian menginap di rumah saudara. Semalaman kamar menjadi "kekuasaan" saya, karena satu ranjang sebelah tak berpenghuni. Setelah bosan pencat pencet remote TV, saya terpancing juga bergabung menyantap sarapan di Restaurant. Hanya dengan cuci muka dan sikat gigi, sandal berlogo nama hotel saya pakai. Menyusuri lorong lantai tiga, mendekat pintu lift segera turun ke lantai satu.

[caption id="attachment_382284" align="aligncenter" width="629" caption="Kolam Renang (dokpri)"]

14184186241143538330
14184186241143538330
[/caption]

Titik hujan mulai bercengkrama dengan pagi, tanaman di ruang terbuka mendahului saya (tamunya) mandi. Hotel yang nyaman dipenuhi iringan suara saxsophone, instrumen "Dying Young" milik Kenny G mengalun hangat. Gendang telinga serasa dimanjakan, langkahpun terayun santai menikmati musik pelan itu. Petugas hotel sibuk berseliweran, mengangguk ramah dan senyum kepada tamu yang bersinggungan. Tak butuh waktu lama langkah saya sampai di tempat sarapan, setidaknya ada waktu sekitar tiga jam bersantai.

Teman yang sudah dulu di tempat makan, mengangkat tangan kanan memberi isyarat. Kami duduk berhadapan menikmati hidangan, sembari ngobrol ringan memecah kebekuan. Satu teman blogger dari Cianjur, menunggu dijemput saudaranya yang tinggal di Jogja. Memastikan bahwa akan sampai hotel, setengah jam sebelum jadwal acara hari ini dimulai. Tak lama berada dalam satu meja , bahkan teh yang dituang belum sempat diteguk. Teman di kursi depan saya, menyambar handphonenya bergetar diatas meja. Mereka ngobrol beberapa kalimat dalam bahasa sunda, kemudian alat komunikasi itu dimatikan.

"Mas saudaraku sudah di depan, saya jalan dulu ya" saya mengangguk sembari tersenyum berpesan agar hati hati.

**********

Jogjakarta sebenarnya bukan kota yang sama sekali asing, pernah hati ini menambatkan rasa di kota ini. Namun siapa yang bisa menjamin, ternyata tidak setiap keinginan diri selalu terpenuhi. Saat itu ketika harap (akhirnya) terhempas, muncul kesadaran baru tentang kehidupan. Betapa sesungguhnya ada kekuatan yang lebih besar dari hasrat diri, dan ketika akhirnya berserah maka akan menjumpa dengan hakiki.

[caption id="attachment_382288" align="aligncenter" width="648" caption="Gudeg (dokpri)"]

1418420162852518013
1418420162852518013
[/caption]

Kursi di meja sarapan di restaurant yang hangat, serupa nasibnya dengan ranjang di kamar. Saya menghabiskan sarapan istimewa sendiri, mengeja setiap menu yang mendarah daging karena saya orang jawa. Gudeg meski bukan makanan yang asing, tetap saja pesonanya mengikat hati. Kreceknya yang empuk, telor kecoklatannya plus sambal terasi, tak terganti dengan makanan semewah apapun. Jamu beras kencur yang menghangatkan badan, bahkan kalaupun ada diujung bumi saya tak enggan mereguknya. Wajah ramah paras muka jawa, adalah garis yang juga saya miliki. Tak enggan saya mengucap bahasa jawa halus, kepada wajah sesuku yang melintas dan menyapa.

14184205981073249333
14184205981073249333


Masih dua setengah jam saat lengang digenggaman, usai menuntaskan hajat makan pagi tak segera kembali ke lantai tiga. Kamera saku yang sudah terbawa, menjadi penanda bahwa saya siap keluar hotel. Menghabiskan waktu tersisa dari panitia, untuk sekedar nikmati suasana Jogja. Lagu favorit berjudul Jogjakarta teringiang di telinga, KLA Project yang menjadi pelantunnya begitu melekat dihati. Suara Katon yang khas dan enak didengar, menjadi penyanyi yang saya buru kala itu.

"Pulang ke kotamu - ada setangkup haru dalam rindu - Masih seperti dulu - setiap sudut menyapaku bersahabat- penuh selaksa makna"

Menyusuri sepanjang jalanan Laksda Adisutjipto, serasa terserap mesin waktu sekian puluh tahun silam. Ketika langkah kaki pertama kali menjejakkan kota ini, berselimut semangat muda yang membara.

14184208992014753375
14184208992014753375


Jalanan di daerah patangpuluhan dan wirobrajan, sangatlah akrab dengan telapak kaki ini. Ketika cita cita besar masihlah tertanam dalam, hendak meraih satu kursi di sekolah tinggi terkenal. Hari ke hari kala itu adalah lembaran demi lembaran bank soal, buku tebal seolah lekat dengan telapak tangan. Kursi teras di kost-an jalan werkudoro, alasnya sampai hapal dengan orang yang menduduki. Tukang angkringan murah di sudut gang, mendadak akrab dengan kami calon mahasiswa. Tetangga yang melihat wajah saya, otomatis mengajak berbahasa jawa. Kebiasaan kormo inggil pada orang tua di rumah, membuat sama sekali tak kesulitan menanggapi. Jogjakarta memiliki history di hati, sejauh apa raga ini berlari ujung ujungnya musti mengakui. Bahwa kota budaya ini bukan main main, menjadi bagian dari sepotong perjalanan.

"Terhanyut aku akan nostalgi- saat kita kita sering luangkan waktu- Nikmati bersama suasana Jogja".

Saya jadi teringat sebuah pesan dari seorang teman, "Ati Ati lho Jogja itu ngangenin"

*******

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun