Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bicara Motor "Ya Honda"

18 Desember 2014   16:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:03 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_383540" align="aligncenter" width="443" caption="Mesin Honda (dokpri)"][/caption]

Siapa yang tak kenal nama motor Honda, nama motor yang satu ini sudah ada jauh sebelum saya lahir. Masih jelas diingatan saat masa kecil di kampung halaman, orang disana kalau nyebut motor "Ya Honda". Persis seperti kalau mengeja air mineral, selalu yang disebutadalah nama A*ua. Orang atau konsumen tak akan protes, meski yang diberikan penjual adalah merk air mineral lain. Sama juga ketika hendak membeli celana jeans, konsumen meyebut merk Le*is. Mereka tak lagi peduli meskipun merk yang disodorkan lain, tetap saja kata le*is yang nempel di kepala. Ibu saya dan orang tua di kampung halaman berujar, "aku males kalau nyuci le*is, soalnya berat" padahal jelas jelas yang direndaman celana jeans merk lain.

Perah saat saya duduk di kelas dua sekolah Dasar, saya dengan dua teman mendapat tugas. Pak Guru meminta kami bertiga, menulis kendaraan yang melintas di jalanan depan sekolah. Selembar kertas yang ada ditangan kiri, siap bersama sebuah pulpen digenggaman tangan kanan. Perhatian kami bertiga focus di jalan beraspal yang tak begitu lebar, tak mau ketinggalan momentum berharga.

Ketika sebuah kendaran besar beroda banyak lewat, segera pulpen kami menulis "truk". menyusul sebuah angkutan umum berwarna cat biru, tanpa pikir panjang kami bertiga sepakat menulis "angkot". Ada juga mobil sayuran dengan penjualnya berlalu di hadapan, segera tertulis dengan yakin "mobil box".

(sungguh ini kisah nyata Kompasiners)

Ketika sebuah roda dua lewat, kami langsung menulis Honda Honda (ditulis dua kali karena memang merk yang nempel di tangki adalah Honda). Menyusul berikutnya roda dua merk lain menyusul, maka saya menulisnya Honda Kaw**aki. Kawan saya yang duduk bersebelahan salah lihat, dia menulis kata Honda Ya**ha.

Sepenggal kisah masa kecil yang telah lewat, kini mengerucutkan kesimpulan merk Honda mampu menggeser kata motor. Sampai saya kini sudah berkeluarga, ketika pulang kampung masih saja terdengar.

"Lee.....Hondanya jangan dipakai ya, bapakmu mau kulakan di Madiun" percakapan tetangga menembus dinding rumah ibu saya.

Dalam sebuah acara bisnis di televisi,Prof Renald Kasali hadir sebagai Narasumber. Pernah pendapat beliau saya menyimak, dan lekat diingat sampai sekarang. Tentang melekatnya sebuah merk dalam produk, boleh jadi disebabkan merk tersebut menjadi Pioner. Atau bisa jadi memang produk tersebut menguasai pasar, sehingga untuk produk sejenis dengan merk lain disebut dengan merk yang dominan.

*******

[caption id="attachment_383541" align="aligncenter" width="559" caption="Factory Honda (dokpri)"]

14188665851173597988
14188665851173597988
[/caption]

Perjalanan kami Kompasiners dalam Visit Kompasiana, pada selasa yang lalu menjadi sambungan benang merah. Bapak Wiyarto Mulyono yang akrab disapa Pak Sakti selaku Corporate Communication Dept. Head. Beliau mengungkapkan PT Wahana Makmur Sejati (WMS), merupakan market leader di wilayah beliau yaitu Jakarta dan Tangerang.

Pada tahun 2013 tercatat angka 59,9% market share, untuk kendaraan roda dua yang terjual. Sedang pada tahun 2014 sekarang, per November market share mencapai angka 60,5%. Saat ini PT WMS untuk wilayah Jakarta Tangerang, membawahi 125 dealer dan 342 AHASS.

Perihal penghargaan tak perlu diragukan lagi, PT WMS meraih "Best PR Main Dealler 2013", "Best CSR Program Main Dealler 2013" dan "Best Socmed main Dealer 2013 (Kategori Facebook)"

[caption id="attachment_383616" align="aligncenter" width="540" caption="Pak Sakti dan Pak Aldi (dokpri)"]

1418879917319738065
1418879917319738065
[/caption]

Pada 9 juli 2013 PT Astra Honda Motor mencapai produksi sepeda motor unit ke 40 juta. Prestasi ini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Serta menjadi perusahaan memproduksi sepeda motor terbanyak di dunia.

Atas pencapaian yang diraih, selaras dengan visi dan misi dari Honda.Visinya adalah sebagai pemimpin pasar sepeda motor di Indonesia dengan cara merealisasikan mimpi/ keinginan dan menciptakan hal yang disukai oleh konsumen, serta berkontribusi aktif dengan kegiatan yang disukai masyarakat Indonesia. Sementara Misi Honda adalah Menciptakan solusi kendaraan/ mobilitas bagi masyarakat dengan produk dan layanan yang terbaik.

Saat ini PT WMS memiliki 3 plant, yang berada di wilayah Jakarta, Bekasi dan Cikarang. Untuk Plant Sunter- Jakarta, Plant 2 Bekasi ada di Pegangangsaan, plant 3 di Cikarang, saat ini sedang dipersiapkan Plant 4

1418869237336391079
1418869237336391079
Plant Sunter (dokpri)

14188692811722875404
14188692811722875404
Plant Pegangsaan (dokpri)

14188693191654075014
14188693191654075014
Plant Karawang (dokpri)

Sementara Pak Aldi Aldisal, beliau Officer Corporate Communication. Menjelaskan program Corporate Social Responsibility (CSR) sudah dijalankan PT WMS, untuk pendidikan adalah implementasi kurikulum etika lalu lintas, Donasi Sepeda Motor dan Beasiswa, Kurikulum tehnik Sepeda Motor Honda, Pelatihan Handycraft, pelatihan Mekanik.

Sedang untuk kesehatan mendirikan Rumah Sehat Wahana, dengan memberikan penyuluhan kesadaran HIV Aids, kebersihan lingkungan, sunatan massal, operasi katarak dan senam Sehat.

Di bidang Lingkunganpenanaman 91.182 pohon, aktivitas pembersihan kali Ciliwung, Donasi Korban kebakaran, Free motorcycel service for flood dan sebagianya.

******

14188682131673155317
14188682131673155317
Loby PT WMS (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun