Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kebenaran Seperti Dunia Sunyi (Review Film Pendekar Tongkat Emas)

21 Desember 2014   04:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:50 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_384409" align="aligncenter" width="552" caption="(Ki-Ka) Ifa Ifansyah, Nicholas S, Reza R, Miles- dokpri"][/caption]

Satu Film anyar hadir mewarnailayar bioskop tanah air, persembahan dari Miles Film dan KG Studio. Pendekar Tongkat Emas (The Golden Cane Warrior), menjadi tontonan menarik menjelang akhir tahun. Produksi yang menelan dana hingga 25 M, digarap dengan sangat total. Memasang bintang yang menjadi jaminan, siapa menyangsikan akting bintang senior Christine Hakim.Bintang bersinar Reza Rahardian dan Nicholas Saputra, dua wajah laris ini sering memenangi festival dalam dan luar negri. Saya yakin masyarakat pecinta film sepakat, kualitas ketiga nama yang saya sebutkan tak diragukan lagi. Sementara nama Eva Celia dan Tara Basro termasuk nama baru di layar lebar, patut keduanya diperhitungkan kehadirannya. Reza Rahardian sendiri berlatih fisik dengan keras hingga tujuh bulan, demi mempersiapkan peran laga yang dilakoni.

Melalui tangan dingin sutradara Ifa Isfansyah, dijamin tak menyesal menjadi saksi kelahiran film ini. Ifa sendiri sebelumnya sukses menggarap Sang Penari, bertindak sebagai sutradara sebelumnya. Proses Shooting selama tiga bulan, mengambil lokasi di daerah Sumba Timur.

[caption id="attachment_384413" align="aligncenter" width="622" caption="Christine Hakim Sebagai Cempaka (dokpri)"]

1419084128142789672
1419084128142789672
[/caption]

Akting memukau Bintang kawakan Christine Hakim (Cempaka), benar benar menyedot perhatian di awal cerita. Dengan empat murid bernama Biru (Reza R), Dara (Eva C), Gerhana (Tara B), dan Angin (Aria Kusumah). Keempatnya dilatih segala macam ilmu silat, namun ada satu ilmu yang masih disembunyikan. Ketika Cempaka merasa sudah cukup tua, satu ilmu pamungkas "Tongkat Emas Melingkar Bumi" akan diturunkan kepada muridnya. Penerima ilmu paripurna sang guru jatuh pada Dara, keputusan itu membuat Biru tak terima. Dia merasa ilmu yang dimiliki jauh lebih tinggi, daripada Dara yang dianggap juniornya. Keputusan Cempaka tak bisa diganggu gugat, ibarat bumi tak bakal berputar balik.

[caption id="attachment_384414" align="aligncenter" width="573" caption="Eva Celia sebagai Dara (dokpri)"]

1419084208957345351
1419084208957345351
[/caption]

Ketika Cempaka hendak menurunkan ilmunya, dipilih Angin mendampingi guna mengobati sakit sang guru. Biru yang sedang dibakar emosi tak tinggal diam, bersama Gerhana mereka meracuni Cempaka gurunya. Ketika Cempaka, Dara dan Angin diperjalanan, racun ditubuh sang guru mulai bereaksi. Cempaka meninggal di tangan Biru dan Gerhana, Pedang Tongkat Emas dibawa lari Dara dan Angin. Aksi perebutan pedang terjadi, saat perang tanding Dara dan angin terlempar jatuh di rerimbunan hutan. Keduanya ditolong Elang(Nicholas Saputra), ditempat yang ramah dan damai adik kakak ini kembali pulih.

*****

[caption id="attachment_384415" align="aligncenter" width="574" caption="Adegan endekar Tongkat Sakti (dokpri)"]

14190843411111021343
14190843411111021343
[/caption]

Biru dan Gerhana tak tinggal diam,berdua merapat ke Perguruan Sayap Merah. Dengan penuh tipu muslihat keduanya , guru tertinggi yang bersahabat dengan Cempaka terpengaruh. Perguruan Sayap Merah sepakat membantu, mencari keberadaaan Dara dan Angin. Sejumlah poster kakak beradik di pasang, Dara dan Angin dianggap bak buronon. Nafsu licik Biru belumlah usai, guru tertinggi Perguruan diracun juga. Tujuannya ingin menguasai Sayap merah, agar Biru menduduki posisi sebagai guru tertinggi.

Keberadaan Angin akhirnya terendus, berhasil ditangkap dan dibawa markas Perguruan Sayap Merah. Mengetahui adiknya diringkus Dara tak tinggal diam, disusullah saudara kecilnya. Pedang Tongkat Emas diserahkan pada Biru, di tengah perjalanan pulang Angin dibunuh. Kematian ini menambah daftar dosa Biru dan Gehana, Dara selamat di persembunyian.

[caption id="attachment_384416" align="aligncenter" width="633" caption="Elang dan Dara (dokpri)"]

14190844071998863280
14190844071998863280
[/caption]

Elang diam diam mengikuti Dara, akhirnya berterus terang. Pesan Cempaka sebelum meninggal, mencari Naga Putih yang ternyata ayah Elang kini sudsh meninggal. Konon ilmu Tongkat Emas Melingkar Bumi dikuasai secara berpasangan, Cempaka yang bersuami Naga Putih adalah penguasa ilmu itu. Karena sumpah untuk mendermakan ilmu, Cempaka meninggalkan Naga Putih dan Elang yang masih bayi. Dara bersedia menjadi murid Elang dan bersedia berpasangan, untuk menyatukan ilmu Tongkat Emas Melingkar Bumi.

di sisi lain Elang terpaksa melanggar sumpah, untuk tidak mencampuri urusan Cempaka (ibunya). Namun semua dilanggar demi menumpas kejahatan, setelah semua selesai Elang akan pergi.

[caption id="attachment_384417" align="aligncenter" width="634" caption="Adegan Pendekar Tongkat Emas (dokpri)"]

1419084483794950805
1419084483794950805
[/caption]

Kezaliman Biru dan Gerhana semakin menjadi, mereka berkuasa di perguruan Sayap Merah. Sepeninggal Guru yang mati diracun, dirubahlah namanya menjadi Perguruan Tongkat Emas. Kebijakkan licik menguntungkan pribadi diterapkan, warga yang menentang menjadi korban. Elang dan Dara datang memberangus keculasan, dengan Ilmu Pedang melingkar bumi Biru dan Gerhana akhirnya tewas.

Benar juga akhirnya Elang pergi meninggalkan Dara, sementara anak dari Biru dan Gerhana diasuh Dara.

*******

Tema Silat di medio 80 - 90 an sempat booming, nama seperti Barry Prima dan Advent bangun menjadi tenar. Kini setelah trend film drama merajai, kehadiran film ini menjadi menarik. Pertarungan antara kebenaran dan kebathilan, adalah tema lazim film silat Indonesia dari dulu. Bagaimanapun juga yang Hak, tetaplah memenangkan keculasan.

[caption id="attachment_384418" align="aligncenter" width="566" caption="Adegan Film Pendekar Tongkat Emas (dokpri)"]

1419084555558350345
1419084555558350345
[/caption]

[caption id="attachment_384420" align="aligncenter" width="575" caption="Film Pendekat Tongkat Emas (dokpri)"]

1419084615906229659
1419084615906229659
[/caption]

[caption id="attachment_384421" align="aligncenter" width="656" caption="Film Pendekar Tongkat Emas (dokpri)"]

14190847142111416136
14190847142111416136
[/caption]

Secara keseluruhan film ini menjadi suguhan segar, minimnya film silat menjadi celah yang dimanfaatkan Miles Film dan KG Studio. Eksplorasi keindahan Sumba Timur sebagai lokasi pembuatan sangat menonjol, penglihatan serasa dimanjakan dengan pemandangan eksotisme. Hutan yang hijau, lembah yang permai, sungai dengan air yang jernih menjadi kekuatan lokasi Film ini.

Akting Eva Celia, Tara Basro dan pemain cilik Aria Kusumah, mampu mengimbangi seniornya. Namun kalau boleh menilai secara subyektif, Akting Christine Hakim dan Reza Rahardian benar benar "megang". Keduanya seperti senyawa dengan perannya, gestur, mimik wajah dan intonasi suara benar benar menjadi kesatuan. Sosok tokoh antagonis Reza berhasil dilakonkan, penonton dibuat sebal dan benci melihatnya. Sementara Christine Hakim yang langganan Piala Citra, tetap mampu mempertahankan kredibiltasnya yang sudah "berkelas". Sedangkan kehadiran akting Nicholas Saputra, Slamet Rahardjo, Wani Darmawan, Darius Sinatria, Prisia Nasution, Landung Simatupang porsinya pas dan aman, namun juga tak bisa dipadang sebelah mata.

Dialog yang disajikan tak jarang penuh filosofi, beberapa kalimat membuat penonton manggut manggut.

"Dunia Persilatan ini seperti perjalanan dalam lorong gua yang gelap, sepanjang apa lorong gua itu diujungnya akan bertemu cahaya, tapi kita tidak tahu apakah cahaya itu berarti harapan atau ancaman" prolog Cempaka di awal cerita sarat makna yang dalam.

*"Jiwa Besar tidak Menghendaki apa apa meski ia bisa mendapatkannya. Hanya Jiwa kerdil yang menghendaki banyak padahal ia takkan bisa mendapatkannya" Kalimat ini diucapkan Angin sebelum terbunuh oleh senior seperguruan.

"Kebenaran seperti Jalan Menuju Dunia yang Sunyi" dialog Elang dengan sang paman (diperankan Slamet Rahardjo)

[caption id="attachment_384423" align="aligncenter" width="601" caption="Adegan Pendekar Tongkat Emas (dokpri)"]

1419084859392307176
1419084859392307176
[/caption]

Banyak kalimat kalimat lain yang membutuhkan interpretasi khusus, namun mendengar sekilas saja cukup "jleb" di kalbu.

Khusus prolog yang dibacakan Cempaka, benar benar memukau pendengaran. Tekanan intonasi suara Cempaka menggambarkan seorang yang kenyang dengan asam garam kehidupan.

*******

[caption id="attachment_384424" align="aligncenter" width="536" caption="Ifa Ifansyah, Nicholas S, Reza R (dokpri)"]

14190849131195526756
14190849131195526756
[/caption]

Menjadi sedikit catatan dari saya sebagai penonton, adalah tak dijelaskan secara gamblang masa dan tempat peristiwa ini. Meskipun penonton mengetahui lokasi shhoting di Sumba Timur, tetapi pada saat cerita sedang berlangsung tak ada kalimat atau text lokasi Perguruan Silat berada. Kemudian masa terjadinya tak jelas, pada tahun atau abad ke berapa tak ada tanda yang menjelaskan. Entah pada masa kerajaan sedang bermunculan, atau pada masa penjajahan penonton tak mendapatkan "clue" nya.

Kalimat yang diucap Angin yang notabene masih kecil, *"Jiwa Besar tidak Menghendaki apa apa..............dsb.). sepertinya kurang pas mengingat usia belianya, tentu belum banyak pengalaman diraihnya. Sementara kalimat yang diucapkannya, (menurut saya) terlalu tinggi.

Namun secara keseluruhan saya angkat topi dan kagum, sedikit catatan yang saya torehkan tertutup dengan banyak kelebihan dalam fillm ini. Pesan yang disampaikan kepada penonton, cukup mengena dan berhasil. Semoga kehadiran Pendekar Tongkat Emas, menjadi stimulus bagi film sejenis agar tak kalah berkualitas. (salam)

[caption id="attachment_387375" align="aligncenter" width="490" caption="Ibu Miles dan Penulis (dokpri)"]

14199847501684627295
14199847501684627295
[/caption]

[caption id="attachment_387377" align="aligncenter" width="512" caption="Mas Riri R & Penulis (dokpri)"]

14199850441077399245
14199850441077399245
[/caption]

[caption id="attachment_387378" align="aligncenter" width="480" caption="Mas Reza r & Penulis (dokpri)"]

14199851372127425785
14199851372127425785
[/caption]

[caption id="attachment_387379" align="aligncenter" width="512" caption="Mas Ifa Isfansyah & Penulis (dokpri)"]

1419985177726361422
1419985177726361422
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun