[caption id="attachment_386352" align="aligncenter" width="578" caption="Main Bola (dokpri)"]
[caption id="attachment_386345" align="aligncenter" width="574" caption="Angkat si kecil (dokpri)"]
Ketika saat liburan datang, menghabiskan waktu bersama anak. Sulung yang semakin besar, mengajak bermain bola. Adiknya yang cewek lebih suka dibopong, digendong dan diangkat angkat.
Tak lupa mencuci kendaraan sendiri, lumayan ongkos cuci motor atau mobil bisa buat beli yang lain. Semua saya lakukan agar aktif bergerak, mendapat keringat, segar bugar. Satu lagi impian terpendam, berat badan bisa turun signifikan Selain aktivitas fisik yang dilakoni, tak lupa menjaga pola makan. Mengurangi asupan karbohidrat, menggantinya dengan banyak sayuran.
[caption id="attachment_386346" align="aligncenter" width="558" caption="Cuci Motor dan Mobil (dokpri)"]
Agar pegetahuan tentang karbohidrat bertambah, googling saya lakukan dan mendapat tambahan pengetahuan. Perihal kandungan nasi, ternyata memiliki kadar gula tinggi. Dapat meningkatkan level glukosa dalam darah,bisa memicu risiko terkena diabetes. Nasi putih termasuk karbohidrat sederhana, ketika dicerna langsung menjadi energi. Selain meningkatkan kadar gula darah, nasi tidak bisa menyimpan glikogen (zat sebelum menjadi glukosa).
Peran dari Nasi putih bisa diganti singkong, jagung, roti gandum, ubi. Pada umbi umbian terkandung karbohidrat kompleks, selain menyimpan kadar gula rendah juga menahan kenyang hingga 6 jam. Karbohidrat kompleks disimpan pada liver dan otot, berjaga jaga jika tubuh kekurangan energi. Cadangan glikogen pada umbi umbian tersebut, akan dipecah menjadi glukosa sebagai sumber energi.
******
[caption id="attachment_386347" align="aligncenter" width="514" caption="SI Gendut (dokpri)"]
Sejak pertemuan dengan keponakan saat Ramadhan, berlanjut acara Kompasianival di booth Coca Cola. Terhitung kini empat bulan lebih saya mengaktifkan gerak, memperbanyak aktivitas fisik dan mengatur asupan yang masuk ke tubuh. Selain badan terasa lebih segar dan bugar, mendapat bonus yang menggembirakan.
[caption id="attachment_386349" align="aligncenter" width="568" caption="dkumen pribadi"]
Tanpa dinyana angka timbangan mulai bersahabat, kini mulai berangsur turun menerbitkan senyum. Meski masih berada dikisaran rentang 80- 85 kg, setidaknya badan terasa lebih ringkas dan ringan. Namun tahan dan tunggu dulu, masih ada satu ilmu dari booth Coca Cola. Perihal cara perhitungan berat badan ideal, agar badan tidak terlalu kurus. Rumus bobot idealnya adalah tinggi badan dikurangi berat badan, angka yang bagus rentang kisaran 100 sampai 110. Misalnya saja Kompasianer tinggi badan 180 cm, maka berat ideal pada 70 - 80 kg.
Semangat semakin membara, tak boleh lemah lagi harus makin menguat. Baju dan celana yang dulu kesempitan, kini mulai akrab dengan badan. Pipi yang semula chubby di kaca, setidaknya sedikit lebih tirus.
Mengingat sang keponakan saja perlu tujuh bulan, berarti saya masih belum menyamai rekor waktu. Kini beraktifitas fisik mulai menjadi kebiasaan, pengurangan nasipun juga menjadi kebiasaan. Pepatah "menjaga lebih sulit dari meraih", benar benar saya jadikan pengingat. Agar pencapaian yang sudah ada, tak dihentikan sampai hasil yang ideal. Resolusi menjelang pergantian tahun tak ragu dicanangkan, tahun 2015 lebih aktif lebih produktif dan mencapai berat badan ideal (salam sehat dan bugar)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H