Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Menjadi Ayah Sejati

3 Februari 2015   17:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:54 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_394623" align="aligncenter" width="371" caption="Cover Buku - dokpri"][/caption]

Peran ayah bukan peran sembarangan, memikul tanggung jawab utama keluarga. Mencari nafkah demi istri dan anak anaknya, menjadi nahkoda penentu arah kapal keluarga. Setiap lelaki sudah semestinya bangga, fitrah kehidupan menyematkan tugas utama. Bahwa menjadi ayah (juga suami), laksana membentangkan jalan mulia. Ayah dengan rutinitas pencarian nafkah,dengan segala peluh dan pedih. Sebagi bukti kesungguhan, kepantasaan untuk dihormati. Bagi penempuh jalan amanah, laksana meniti tangga menjumputi bekal menggapai nirwana.

Cukup lama saya memiliki dan menyimpan, buku kecil bermuatan luar biasa ini. Beberapa waktu lalu, ketika bongkar isi lemari menjumpai kembali. Buku yang sudah habis saya baca, beberapa judul bahkan saya mengulang membaca. Saking tersentuh hati dengan isinya, tercerahkan dan takjub dengan value disampaikan. Hingga terbetik niat berbagi Kompasianers, isi bernas buku "Semua Ayah Adalah Bintang".

Pada periode 80-an, artis Neno Warisman pasti tak asing. Kiprah sebagai penyanyi terakui, berkat duet maut dengan Fariz RM. Lagu handal direkam ulang penyanyi lain, bertitel "Nada Kasih" menjadi bukti. Suara jernih menggapai nada tinggi, mendapat tempat di hati penggemar. Pantas dinobatkan sebagai penyanyi papan atas, pada masa eksistensi dan kejayaan.

Bunda Neno begitu biasa disapa, sukses melakukan transformasi. Setelah memutuskan berhijab rapi, "banting stir" menemukan dunia baru. Hingar bingar panggung selebritas, ditanggalkan menapaki "jalan sunyi". Dunia Parenting atau pengasuhan tak banyak dilirik, padahal memegang peranan penting. Menyuarakan gagasan keayahan, tak letih bunda Neno sibuk lakukan. Berkelana melalui program televisi, acara Radio, menjelajah seminar demi seminar dalam dan luar negri.

******

Ayah menjadi tokoh sentral dalam buku ini, membuka sudut pandang baru. Bagaimana menjadi ayah bintang, seperti apa ayah bintang. Pun jeritan suara hati seorang ibu, yang membutuhkan partner dalam mendidik anak.

Pada sub judul Ayah Sejati ( hal 17), menohok kalbu pembaca khususnya saya.

Terkisah seorag ayah didatangi anaknya yang sudah dewasa.

"ada keperluan apa kau kemari, wahai anakku?" tanya sang ayah penuh kasih

"ada urusan keluarga, ayah" Jawab sang anak

Maka Sebatang lampu kecil (alat penerangan satu satunya) yang menyala di ruanganpun dipadamkan. Hanya dengan satu tiupan mulut sang pemimpin besar, menjadi gelap gulita ruangan itu

"Kenapa kita bicara dalam gelap begini, ayah?" tanya anaknya tidak mengerti

"Kita tidak menggunakan fasilitas negara untuk mengurus persoalan keluarga. Bicaralah anakku, apa persoalanmu?"

Petikan mutiara kisah masa lalu, sang ayah adalah Khalifah Umar Ibn Abdul Azis, Khalifah kelima, dengan putra belia yang datang menghadap. Beliau raja yang amat mengagumkan, sampai datang waktu wafatnya, serigala tidak memakan ternak. Keamanahan beliau dalam menjalankan kepemimpinan mengguncangkan jiwa, menoreh kebenaran yang dianut dan diwarisi oleh para pejalan keadilan

Penggalan kisah sarat hikmah berulang, pada masa yang berbeda. Seorang bapak tentara yang bermobil milik negara. Sedang menjalankan tugas, melewati pintu sekolah. Seorang anak kecil menghadang, namun bagai tak peduli mobil terus melaju.

Ketika berselang waktu sang anak protes saat dirumah, dengan bijak sang ayah menanggapi "Lha kamu itu siapa? Bapak sedang pakai mobil dinas, Nak. Nggak mungkin Bapak pakai untuk urusan pribadi" jelas sang Bapak tegas dan pasti.

Pemuda kecil yang sedang berdialog, kelak menjadi pemain watak dan amat tersohor. Menerima beragam piala untuk beragam perannya sebagai aktor, sejarah mematri namanya sebagai salah satu sutradara emas. Beliau memiliki sikap berseni yang kuat, karena sekuat keteladanan ayahnya.

Semua ayah adalah bintang, begitu pesan yang saya garis bawahi. Kebintangan itu bisa dicapai siapa saja, yang mau menjalankan fungsi keayahan dengan sebaiknya. Memberi perhatian yang cukup, meluangkan waktu sesuai porsi. Ayah dengan segenap tugas mulianya, musti mempersembahkan dirinya untuk kemuliaan. Memberi nafkah terbaik, dari butiran keringat yang terbaik. Tentu akan menciptakan anak yang baik, kelak anak anak ini akan menjadi ayah yang baik pula.

Pesan kuat pada judul ayah sejati, menghantar pada sebuah introspeksi. Apa nafkah yang ayah persembahkan, akan mempengaruhi psikologi yang menerima.Maka kalau mendapati anak atau istri membangkang, ada baiknya bertanya dalam diri. Sudah benarkah jalan pencarian nafkah, jangan langsung menghardik main salah salahan.

Bunda Neno piawai menulis lirik, melambung dibawakan penyanyi Dewi Yull. Lagu berjudul Terus berlari, sempat dibawakan ulang oleh kelompok AB Three (kini B3)

Pada buku ini pula, secara khusus lirik dipersembahkan, ( "Semua Ayah Adalah Bintang" - hal 63),

Walau kau tak pernah hadir lama

Bersama kami karena kau harus bekerja,

Ayah tetaplah engkau disana,

di tempat terbaik bernama keluarga.

Ayah Cintaku candamu kurindu

Ayah pemimpinku bimbinglah daku

Ayah belahan jiwaku timanglah hatiku

Ayah kau selalu bintang, semua ayah adalah bintang

Ayah kau selalu kami sayang

(reff)

Semua ayah adalah bintang,

Semua ayah arif dan penyayang,

Semua ayah pasti memberikan,

Kasih sayang dan pengorbanan,

Waktu canda dan kehangatan.

Semua ayah adalah bintang

Semua ayah arif dan penyayang

Ayah pulag dan tersenyumlah

Kau terbaik ayah

Tak terganti ayah

Ayah bintang, ayah kami sayang,

O... ayah bintang kau selalu kami sayang.

(link Youtube Semua Ayah Adalah Bintang)

Ayah yang hebat tentu suami yang hebat, bunda Neno menuangkan khusus pada satu sub judul, The Golden Opportunity For "Daddy To Be" (hal 103). Bercerita tentang buah hatinya, jagoan sulung, menghadapi adiknya yang sedang protes.

Keduanya terlibat sebuah konflik, sampai sang adik terburai air mata. Gadis kecil tengkurap dan bergeming, hatinya tersinggung berantakkan. Sang kakak lelaki perkasa, diberi kesempatan belajar menjadi calon ayah yang mumpuni. Meredam porak poranda hati adinda, dengan "Bahasa Tanpa Kata" (masukan sang ibu).

Sulung yang masih SD mendekat adiknya, menyentuh rambut sang adik, mengusap perlahan. Bahasa tanpa kata wujud sayang, seorang kakak (diumpamakan ayah/suami) kepada adik perempuan (diumpamakan istri/anak). Ayah hebat bisa menempatkan diri, tentu membuat istri merasa nyaman terlindungi. Mampu mengambil hati dengan bahasa tubuh, sentuhan dan usapan perhatian. Adalah bentuk bahasa tanpa kata, mampu meluluhkan hati istri.

******

[caption id="attachment_394624" align="aligncenter" width="332" caption="Buku dan CD di dalamnya (dokpri)"]

14229331031893066144
14229331031893066144
[/caption]

Buku mungil nan istimewa terasa sempurna, terselip CD bermanfaat di dalamnya. Bunda Neno Warisman membaca beberapa judul, tentu dengan tehnik dan gaya yang menarik. Dipilih beberapa tulisan, dibaca dengan cara layaknya membaca cerpen. Beliau yang memiliki background teater, terasa pas membacakan. Setiap kalimat dibalut emosi sesuai kebutuhan, senang, marah, stabil begitu mengena di hati pendenganrnya.

Mengingatkan kiprah beliau di dunia seni peran, menancapkan ingatan akting gemilang. Berperan sebagai buruh angkut barang, dalam sinetron tenar Sayekti Hanafi. Konon demi totalitas peran ini, sang bintang rela menggendong karung seberat 50 kg. Sinetron dengan judul sama, menghantar meraih Piala Vidia kategori aktris terbaik.

Bakat Bunda Neno menyanyi dan seni peran, dimaksimalkan untuk menyampaikan pesan dalam buku. Isu keayahan yang belum populer, diunjukkan agar mendapat perhatian. Ayah musti menjadi partner bunda, menjadi soko guru bangunan mental anak anaknya. Saatnya ayah "cawe cawe" dalam pengasuhan, figur ayah berperan penting dalam tumbuh kembang.

Memberi sikap dan nafkah terbaik, laksana menyiapkan generasi masa depan. Pada masanya kelak lelaki kecil yang sekarang digendongan, akan menjelman menjadi ayah dan suami seperti ayahnya. Niscaya mereka akan menjadi ayah sejati mumpuni, ketika dipersiapkan dan dididik mulai dini oleh seorang ayah sejati pula.

Mari para ayah menjadi ayah terbaik, mari para ayah menjadi ayah sejati (salam)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun