Mohon tunggu...
Agung Aritanto
Agung Aritanto Mohon Tunggu... -

saya adalah seorang blogger yang juga berperan sebagai fotographer amatiran dan tentunya seorang pelajar bodoh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Upacara 2010 Sama Seperti 1945

19 Agustus 2010   01:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:54 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kata orang tua zaman dulu,bangsa Indonesi memplokmasikan kemerdekaannya dalam keadaan berpuasa,bukannya puasa senin-kamis,tapi puasa wajib yang artinya dalam suasana Ramadhan.Hal ini terulang kembali pada tahun ini,tepat pada saat saya duduk dikelas XI,yaitu tahun 2010.

Artinya tahun ini acara kemerdekaan harus dilalui dalam keadaan puasa.Sempet kesal juga seh koq 17 Agustus dibulan Ramadhan,kan jadinya ga meriah karena ga ada lomba-lomba.Tapi itu Cuma pikiran nakal saya yang belum kemasukan sifat nasionalisme.Kegeraman saya bertambah saat sekolah mewajibkan siswanya berhadir dalam upacara 17 Agustus ini.Gila,pikir saya koq dalam keadaan puasa masih disuruh upacara,"kasian kami Pak nanti pingsan"

Iseng-iseng waktu malam hari setelah terawih tepat tanggal 16 Agustus,saya melihat suatu siaran tentang acara pengorbanan anak-anak bangsa dalam mengisi kemerdekaan.Dari situ semangat saya terpompa.Apa saya ini benar-benar cinta sama Indonesia? koq disuruh upacara aja walaupun puasa ga mau.Sedangkan para pahlawan dengan gagah beraninya rela mati,rela kelaparan,rela disiksa padahal belum tentu mereka yang akan merasakan kemerdekaan selain generasi penerus.Sejak malam itu saya mantapkan diri untuk ikut upacara besok,tanggal 17 Agustus 2010 dalam keadaan berpuasa tanpa niat buat batal.

Shubuh harinya semangat nasionalisme mulai tumbuh didada saya.Oke sebagai generasi penerus rasa ini harus tetap ada dan jangan sampai luntur.Namun sialnya setelah sahur karena ngantuk berat saya tertidur.Nah untuk mensiasati agar tak bangun kesiangan,biar bisa mengikuti upacara.Maka alarmpun saya pasang.

Paginya dengan tergesa-gesa,ternyata saya terbangun sekitar jam tujuhan,padahal upacara dimulai tepat jam tujuh tiga puluh,ini berarti waktu saya siap-siap mandi dan tetek-bengeknya cuma setengah jam.Dan Alhamdulillah akhirnya tepat jam tujuh tiga puluh saya sudah berhadir disekolah dan bisa mengikuti upacar tanpa terlambat.

Ternyata setelah dirasakan.Mixxing antara rasa nasionalisme 17 Agustus dengan aroma rohani Ramadhan menghasil perpaduan yang sangat dahsyat.Saya rasakan upacara yang sangat dalam maknanya walaupun kurang meriah seperti tahun sebelumnya.Dan yang menurut saya yang paling sakral adalah saat tim paskibra menaikan bendera karena saat bendera menuju ujung tiang bagai mencerminkan bangsa Indonesia yang menuju kemerdekaan.Oh ya salut buat para paskibra yang rela berlatih dan mengibar walaupun dalam keadaan berpuasa.

Ajaibnya walaupun hawanya panas,tak membuat saya kehausan maupun kelaparan.Ini membuktikan semangat nasionalisme mengalahkan rasa lapar dan haus.

Buat generasi penerus,untuk membuktikan kamu cinta Indonesia tak perlu macam-macam,Cuma lakukan hal-hal kecil yang bisa kita lakukan untuk membuktikan semangat nasionalisme kita dan membuktikan "SAYA CINTA INDONESIA".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun