Kategori ketiga ini adalah mereka yang tidak mempunyai pemahamana agama yang baik namun berbicara agama. Kategori ini mungkin mempunyai kemampuan berbicara yang baik. Pandai memberikan moptivasi dan nasehat. Kata-katanya mudah dimengerti dan difahami sehingga orang senang mendengarnya. Kategori ini mudah tergelincir memberikan nasehat dengan menukil ayat atau hadits dengan metode cocoklogi.Â
Motivator, pelaku MLM, penjual obat ataupun salesman, bisa jadi akan masuk kategori ini ketika mereka kemudian berbicara agama dengan memanfaatkan kemampuan bicara-nya.Â
Di Internet, kategori ini lebih banyak bertebaran daripada kategori kedua. Mereka membuat konten agama dan menguploadnya untuk mendapatkan banyak follower dan subscriber dan berharap akan mendapat keuntungan.
4. Orang yang memanfaatkan agama dengan niat buruk
Kategori ke empat ini lebih buruk daripada kategori ke tiga. Selain tidak mempunyai pemahaman agama yang baik. Ia malah berbicara agama dengan tujuan jahat. Biasa jadi ia berbicara dan memakai dalil agama namun  justru memberikan citra buruk pada agama ataupun pemeluknya.
Kategori ini memhamai bahwa orang lebih mudah dipengaruhi dengan sentimen agama, sehingga ia menggunakannya untuk mempengaruhi jalan fikiran orang lain.
Kategori ini selalu ada  dengan berbagai kepentingan. Ketika ada kepentingan ekonomi, orang menggunakan dalil agama untuk meyakinkan orang lain supaya memberikannya keuntungan. Ketika ada kepentingan politik, orang biasa menggunakan dalil agama untuk mendukung kepentingan politiknya.
Tulisan ini nggak masuk kategori ilmiah. Tidak pake data data njlimet dan detail sehingga tidak 100% bisa dikatakan benar, bahkan bisa jadi banyak meleset juga, namun anda bisa menilai bahwa tidak semua orang yang berbicara agama patut diikuti dan dijadikan panutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H