Mohon tunggu...
Agung Arif Yuni Hasan
Agung Arif Yuni Hasan Mohon Tunggu... Lainnya - Lagi Belajar Menulis

ASN di Kementerian Agama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ulama atau Bukan Sih?

30 November 2021   11:56 Diperbarui: 30 November 2021   12:22 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kategori ketiga ini adalah mereka yang tidak mempunyai pemahamana agama yang baik namun berbicara agama. Kategori ini mungkin mempunyai kemampuan berbicara yang baik. Pandai memberikan moptivasi dan nasehat. Kata-katanya mudah dimengerti dan difahami sehingga orang senang mendengarnya. Kategori ini mudah tergelincir memberikan nasehat dengan menukil ayat atau hadits dengan metode cocoklogi. 

Motivator, pelaku MLM, penjual obat ataupun salesman, bisa jadi akan masuk kategori ini ketika mereka kemudian berbicara agama dengan memanfaatkan kemampuan bicara-nya. 

Di Internet, kategori ini lebih banyak bertebaran daripada kategori kedua. Mereka membuat konten agama dan menguploadnya untuk mendapatkan banyak follower dan subscriber dan berharap akan mendapat keuntungan.

4. Orang yang memanfaatkan agama dengan niat buruk

Kategori ke empat ini lebih buruk daripada kategori ke tiga. Selain tidak mempunyai pemahaman agama yang baik. Ia malah berbicara agama dengan tujuan jahat. Biasa jadi ia berbicara dan memakai dalil agama namun  justru memberikan citra buruk pada agama ataupun pemeluknya.

Kategori ini memhamai bahwa orang lebih mudah dipengaruhi dengan sentimen agama, sehingga ia menggunakannya untuk mempengaruhi jalan fikiran orang lain.

Kategori ini selalu ada  dengan berbagai kepentingan. Ketika ada kepentingan ekonomi, orang menggunakan dalil agama untuk meyakinkan orang lain supaya memberikannya keuntungan. Ketika ada kepentingan politik, orang biasa menggunakan dalil agama untuk mendukung kepentingan politiknya.

Tulisan ini nggak masuk kategori ilmiah. Tidak pake data data njlimet dan detail sehingga tidak 100% bisa dikatakan benar, bahkan bisa jadi banyak meleset juga, namun anda bisa menilai bahwa tidak semua orang yang berbicara agama patut diikuti dan dijadikan panutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun