Mohon tunggu...
Agung Apriyanto
Agung Apriyanto Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Sunda

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Sunda, berkecimpung di dunia sastra dan seni Sunda.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Edukasi Pencegahan Covid-19 Berbahasa Sunda, Menjaga Riak Bahasa di Tengah Pandemi

30 Juni 2020   09:03 Diperbarui: 30 Juni 2020   09:05 1727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini dunia masih dihebohkan dengan adanya wabah Covid-19 (Coronavirus Disease-2019) yang menerjang ke berbagai negara termasuk Indonesia. Menurut data yang dirilis oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, tercatat hingga Minggu (28/6) jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 54.010 jiwa dengan rincian 22.936 jiwa sembuh dan 2.754 jiwa meninggal dunia. Meskipun angka kasus positif tercatat sebagai yang tertinggi di Asia Tenggara, pemerintah mulai melonggarkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta memulai Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau dikenal dengan istilah New Normal.

Meskipun demikian, implementasi AKB di Indonesia belum berjalan sebagaimana mestinya. Masyarakat yang sudah dapat beraktivitas kembali di luar rumah serta dibukanya fasilitas umum masih banyak yang belum mengindahkan protokol kesehatan. 

Protokol kesehatan yang sangat mendasar adalah penggunaan masker, jaga jarak aman, dan mencuci tangan. Ketiga protokol tersebut masih belum banyak diterapkan oleh masyarakat secara menyeluruh. Tentu saja hal tersebut menjadi masalah baru karena resiko penularan virus Covid-19 akan semakin mudah. Dikhawatirkan apabila hal ini terjadi terus-menerus, Jumlah pasien terkonfirmasi positif setiap harinya tidak akan menurun.    

Masalah ini bukan hanya sebatas masalah kesehatan, namun sudah merambah pada masalah sosial. Terkait dengan hal tersebut, fungsi mahasiswa sebagai agen perubahan dan control sosial di masyarakat menjadi penting adanya. 

Mahasiswa sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam hal ini perlu untuk turun tangan mengimbangi penerapan AKB dengan edukasi pencegahan Covid-19. Edukasi pencegahan pada saat ini bukan lagi sebatas pengetahuan akan virus dan penularannya, namun sudah harus ke arah yang lebih praktis yakni dengan edukasi protokol kesehatan serta edukasi dalam bermedia sosial selama pandemi Covid-19.

Salah satu jalan untuk melaksanakan fungsi tersebut secara akademis adalah dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) di tengah pandemi ini melaksanakan kegiatan KKN Tematik secara daring. 

Program KKN ini dilaksanakan oleh mahasiswa di daerah masing-masing dengan fokus program seputar pencegahan Covid-19. Dengan tema Mewujudkan Merdeka Belajar (MMB), mahasiswa dapat lebih kreatif memanfaatkan media sosial dan media komunikasi digital untuk melaksanakan program tersebut.

Salah satu peserta KKN, Agung Apriyanto, mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Sunda (DPBS) UPI membuat program edukasi pencegahan Covid-19 yang disesuaikan dengan program studi yang sedang ditempuh. 

KKN dilaksanakan di Kampung Sukanampa RT 03 RW 19 Kel. Cigugur Tengah Kec. Cimahi Tengah Kota Cimahi. Berangkat dari kekhawatiran akan Covid-19 yang melanda serta sebagai langkah pelestarian bahasa Sunda di lingkungan perkotaan, program kerja yang dilaksanakan adalah edukasi pencegahan Covid-19 dalam dua bahasa yakni Sunda dan Indonesia. KKN yang dilaksanakan 17 Mei -17 Juni 2020 memanfaatkan media sosial sebagai sarana edukasi yang cepat dan ringkas.

Salah satu edukasi masyarakat terkait pencegahan Covid-19 adalah dengan memperkenalkan kebiasaan orang Sunda di masa lampau yang ternyata memiliki kemiripan dengan protokol kesehatan yang saat ini gencar dikampanyekan. 

Kebiasaan orang Sunda seperti menyediakan gentong air untuk mencuci tangan, membangun leuit 'lumbung padi' sebagai upaya ketahanan pangan, moyan 'berjemur' untuk menjaga imunitas tubuh, ngalob 'mencuci dengan air panas' agar pakaian dan alat makan lebih higienis, dan kebiasaan lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun