Mohon tunggu...
Agung Great Wong
Agung Great Wong Mohon Tunggu... Seniman - Pecinta Seni

Saya seorang Seniman, saya suka menulis karena bagi saya tulisan adalah sebuah bentuk ekspresi seseorang terhadap apa yang terjadi di dunia ini. Selain menulis saya juga suka mengekspresikan pikiran saya ke dalam bentuk visual atau menggambar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bersikap Asertif, Cara Ampuh Atasi Konflik (Part 3)

8 Februari 2021   19:46 Diperbarui: 8 Februari 2021   19:52 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat datang kembali, kali ini saya akan membahas lanjutan tentang langkah-langkah bersikap Asertif. Di artikel sebelumnya saya sudah menjelaskan langkah pertama dan kedua, serta ketiga dan sekarang waktunya saya menjelaskan langkah terakhir. So, Let's read it baby and drink a cup of coffee !!

Sebelum Anda menguji kemampuan Asertif Anda di dalam kehidupan nyata, berikut ada beberapa pedoman yang perlu Anda ingat dan pahami. Pertama, pilih beberapa permasalahan yang dapat Anda kendalikan. Mulailah dengan situasi yang lebih mudah bagi Anda kemudia bangun rasa percaya diri Anda. Setelah mulai merasa nyaman, Anda dapat mulai menyesuaikan pendekatan Anda dan bersiap untuk situasi yang lebih sulit untuk Anda hadapi nantinya.

Jika pada saat ini dalam kehidupan Anda tidak ada situasi yang tampaknya perlu bersikap Asertif, maka coba ciptakan situasi tersebut. Yang Anda perlukan adalah melangkah ke luar sedikit zona nyaman Anda. Jika sedang dalam suatu pertemuan, cobalah untuk mengajukan pertanyaan atau dengan sopan menantang seseorang untuk menjelaskan suatu hal. Tawarkan saran atau masukan yang konstruktif di dalam situasi di mana Anda biasanya diam. Jangan terlalu berlebihan atau terlalu mengambil resiko, tetap sopan dan tenang. Yang penting adalah secara sadar menjadi agak dan semakin Asertif. Perhatikan perasaan yang timbul akibat perubahan yang disengaja ini. Ingatlah, menulis juga dapat membantu memperjelas pikiran-pikiran Anda, jadi cobalah untuk menuliskan sebagian hal tersebut di dalam catatan sikap Asertif Anda.

Setelah rasa percaya diri meningkat, Anda siap untuk situasi yang lebih menantang. Selama satu atau dua minggu, cobalah buat daftar situasi di mana Anda ingin lebih bersikap Asertif terhadap diri Anda sendiri. Perhatikan bagaimana situasi tersebut berkembang beberapa saat sebelum Anda mencoba mengambil tindakan apapun. Kemudian pilih salah satu dan putuskan bentuk sikap Asertif apa yang diperlukan dalam situasi semacam itu. Dengan kata lain, cara mana yang paling baik untuk menyampaikan gagasan, keinginan, dan kebutuhan sah Anda ? Juga, cara mana yang paling baik untuk menemukan dan membuang sikap keliru pada pihak lain ?

Terakhir, ambil tindakan berdasarkan pemahaman-pemahaman tersebut.

Berikut beberapa ide berguna yang perlu Anda tanamkan dalam diri Anda ketika melakukan hal tersebut. Meski sejumlah percakapan mungkin terlihat satu arah, umumnya interaksi bisnis melibatkan dua orang atau lebih yang mengungkapkan pikiran, perasaan, atau harapan-harapan mereka dan mewujudkannya. Jadi, setelah secara Asertif menyampaikan diri Anda, beri pihak lain kesempatan yang sama untuk melakukannya, sambil menyimak secara empatis.

Ingatlah bahwa kemenangan Anda dan kekalahan pihak lain bukanlah hasil yang diharapkan. Situasi dimana semua menang, atau minimal begitu menurut salah satu pihak, adalah target Anda. Seringkali, Anda boleh menuntut keluhan Anda untuk didengar segera, meski terkadang hal ini dapat berubah kontraproduktif.

Akan tetapi, dalam kondisi apa pun, ingatlah bahwa sikap Asertif adalah nama lain dari Aturan Emas. Maka hormati keinginan dan kebutuhan orang lain, dan berharaplah mereka juga akan melakukan hal yang sama terhadap Anda. Jangan mau lagi untuk dipermainkan.

Demikian adalah langkah terakhir dalam mempraktekkan sikap Asertif cara ampuh atasi konflik. Semoga bermanfaat dan bias diterapkan ke dalam kehidupan Anda. Sampai jumpa membaca artikel-artikel saya lainnya. Terima kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun