Mohon tunggu...
Agung Great Wong
Agung Great Wong Mohon Tunggu... Seniman - Pecinta Seni

Saya seorang Seniman, saya suka menulis karena bagi saya tulisan adalah sebuah bentuk ekspresi seseorang terhadap apa yang terjadi di dunia ini. Selain menulis saya juga suka mengekspresikan pikiran saya ke dalam bentuk visual atau menggambar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bersikap Asertif, Cara Ampuh Atasi Konflik (Part 1)

18 November 2020   20:26 Diperbarui: 18 November 2020   20:48 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa sih Asertif itu kakak ?

Perilaku Asertif adalah penangkal dari rasa takut, malu, pasivitas serta marah. Dimana semua hal tersebut adalah hal-hal yang sangat kekanak-kanakan. Bersikap Asertif artinya berbicara, mengajukan permintaan yang masuk akal, dan menuntut hak-hak Anda untuk dihormati sebagai individu yang penting dan sederajat.

Perilaku Asertif juga berarti mengungkapkan perasaan negatif tanpa mempersonalisasi permasalahan. Orang yang memiliki sikap Asertif tahu bagaimana cara mempertanyakan, menyatakan ketidaksetujuan, dan bahkan menolak tanpa terlihat kekanak-kanakan. Perilaku Asertif mampu mempertanyakan otoritas dari sudut pandang positif. Perilaku Asertif ini adalah kekuatan untuk bertanya "Mengapa ?". Bukan untuk memberontak, tapi melaksanakan tanggung jawab untuk membuat segalanya menjadi lebih baik.

Nah, berikut 4 langkah efektif yang dapat diikuti untuk bersikap Asertif di lingkungan apapun ya guyss. Langkah-langkah ini saya dapatkan dari membaca buku Dale Carnegie Training, jadi cek aja nehh :

  • Langkah 1 Bersiap dengan Refleksi Diri

Kita akan melakukan sebuah uji informal sebagai langkah pertama menjadi orang yang asertif dan menyisipkan kemampuan berperilaku asertif di dalam map people skill Anda. Setelah tahu dimana kita berada pada saat ini, maka kita dapat mengetahui dimana perubahan perlu untuk dilakukan dan percaya terhadap kemampuan kita untuk melakukan perubahan tersebut.

Coba tulislah setiap penghambat-penghambat Anda dalam beraktivitas atau menentukan sikap dalam kondisi apapun. Baik dalam berbicara kepada teman, keluarga, pada saat bekerja, atau mungkin pada saat berdiskusi, berdebat dan lain sebagainya.

Ingatkah Anda situasi-situasi dimana Anda berbicara keras ? Apakah gaya seperti itu pernah berubah menjadi perilaku yang agresif ? Jujurlah kepada diri Anda sendiri tentang hal tersebut. Jika jawabannya "Ya", tanyakan pada diri sendiri apakah hal tersebut benar-benar membantu atau justru melukai Anda. Apakah agresivitas adalah sesuatu yang benar-benar ingin Anda kembangkan dalam kepribadian Anda, atau hanyalah kepuasan sesaat ? Ingat untuk jujur pada diri sendiri akan hal itu.

NB : Sekali lagi, cobalah mencatat situasi-situasi dimana Anda merasa diri Anda berubah menjadi agresif. Lalu simak kemajuan Anda dalam mengendalikan perasaan-perasaan tersebut.

Sambil menjalankan hal tersebut, perlu diingat bahwa perubahan menjadi positif memang membutuhkan waktu yang lama namun dengan konsistensi maka akan membuahkan hasil yang maksimal. Anda mungkin akan merasa cemas atau bahkan takut menjadi orang Asertif. Mulailah untuk menulis ini dalam buku catatan Anda. Adakah orang yang dapat Anda ajak bicara mengenai perubahan yang sedang Anda lakukan ? Bicaralah pada orang tersebut tentang situasi spesifik dan perasaan yang mengganggu pikiran Anda.

Anda berhak menjadi pribadi yang diutamakan, setidaknya sekali tempo. Anda boleh melakukan kesalahan, asalkan maksudnya adalah belajar dari kesalahan tersebut agar Anda bisa semakin berkembang dan maju. Anda berhak berkata Anda tidak punya banyak waktu untuk melakukan hal-hal yang menurut Anda tidaklah begitu penting, jika Anda memang benar-benar tidak punya waktu untuk itu.

  • Langkah 2 Melakukan Uji Diri secara Jujur

Ketika Anda melakukan proses ini, berhati-hatilah terhadap kerugian yang Anda derita jika menolak untuk bersikap asertif. Ketika berperilaku agresif, misalnya, kemungkinan Anda akan dihinggapi rasa bersalah yang dapat semakin membebani seiring berjalannya waktu. Ketika Anda membiarkan orang atau keadaan mendominasi kebutuhan sah Anda, maka rasa hormat terhadap diri sendiri akan hilang.

Mungkin pada awalnya menganggap bahwa tidak berusaha bersikap asertif pada diri sendiri adalah sebuah pilihan, tapi pada akhirnya perasaan tersebut akan berubah menjadi sebuah keyakinan bahwa Anda benar-benar tidak mempunyai kebebasan terhadap diri Anda.

Nah pada langkah kedua ini, Anda pasti mempunyai teman dekat atau anggota keluarga yang dekat dengan Anda untuk diajak bicara mengenai usaha Anda menjadi orang Asertif. Coba tuliskan daftar cirri kepribadian Anda kepada teman Anda, di jaman sekarang bisa melalui aplikasi Whatsapp atau melalui E-mail. Masukkan sifat-sifat yang Anda miliki, baik negatif ataupun positif, bebas terserah Anda deh. Misal, Anda anggap diri Anda itu orang yang guyonan (humoris), perfeksionis, pemarah ,dll. Gitu ya, Ok.

Lanjutt siisss !!

Selanjutnya pikirkan atribut yang ingin Anda punyai. Anda mungkin ingin dikenal sebagai orang yang sangat bahagia, dermawan, atau penyabar. Masukkan kata-kata tersebut dalam daftar Anda. Kemudian terakhir sisipkan sejumlah sifat yang tidak diinginkan seperti "pemarah" atau "tidak peka".

Anda juga bisa mengirim daftar sifat-sifat Anda ini ke teman lainnya yang mengenal Anda. Begitu banyak yang mengisi maka Anda akan mendapatkan hasil yang luar biasa dari berbagai ragam pikiran orang-orang. Ketika memperoleh hasilnya, Anda mungkin akan terpana oleh sejumlah hal yang orang lain lihat dari diri Anda yang tidak pernah Anda lihat sendiri.

Ini merupakan cara yang bagus untuk memperoleh tanggapan yang jujur tentang siapa diri Anda sebenarnya dari sudut pandang orang lain. Saya akui mungkin butuh keberanian untuk mencoba mencari tahu jati diri Anda melalui pemikiran orang lain, tetapi melakukannya merupakan sikap yang sungguh-sungguh Asertif. Jadi tidak ada salahnya, Yeah !! Just do it bro.

Nah, jadi itu dua langkah gokil untuk berperilaku Asertif nih. Masih ada dua langkah lagi nih cuy, jadi tunggu PART keduanya ya karena Author nya mau semedi dulu ke gunung Kawai Kimochi untuk mencari materi yang menarik dan akurat. Ciee akurat. Jadi jangan pesimis, coba dulu aja 2 langkah ini dan konsisten untuk berhasil.

Source : The 5 Essential People Skills by Dale Carnegie

Salam Menulis Kreatif nan Indah :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun