Contoh pelajaran anak kelas 2 misalnya mereka diberi tantangan menyelesaikan suatu masalah menggunakan clay, air, kertas dan sedotan minuman.  Berlatih bagaimana  membuat tulisan menyambung (seingat saya waktu kecil itu disebut tulis jalan, entah apa istilah sebenarnya).  Lain lagi untuk anak kelas 5 dan 6, mereka memecahkan teka-teki angka, atau diajak mengamati lingkungan sekolahnya menggunakan mikroskop. Mereka belajar tentang  tumbuhan atau hewan yang mungkin tidak mereka sadari ada di sektar mereka.
Membaca merupakan bagian yang sangat ditekankan, tidak saja di sekolah tapi juga di rumah. Setiap anak direkam perkembangan membacanya dalam sebuah buku catatan. Orangtua diundang untuk ikut membaca bersama anak mereka selama 45 menit di sekolah. Di rumah juga anak-anak diberikan bacaan untuk dibaca bersama orangtua dan dicatat halaman yang dibaca di buku catatan tersebut. Jadi ikatan antara anak dan orangtua makin erat. Tidak ada keharusan untuk membaca seluruhnya dalam satu hari. Bacaan bisa dicicil, jika sudah selesai dikembalikan ke sekolah dan akan diberikan bacaan selanjutnya sesuai tingkatan siswa.
Selain memanfaatkan sarana belajar di sekolah, mereka juga diajak keliling mengenal alam, ke tempat wisata ataupun mengunjungi perkebunan sambil memetik strawberry. Mereka juga mengunjungi museum baik yang diddalam maupun jauh di luar kota dan menuliskan pengalaman tersebut.
Dua kali seminggu siswa berolahraga di sekolah, serta berenang di kolam renang yang dipandu oleh pelatih bersertifikat. Saat sport day, anak-anak sebagian besar waktunya diisi dengan berolah raga. Mereka juga diajak dalam British tea party yang menampilkan band dan tradisi minum teh ala Inggris. Â Banyak hal yang mereka lakukan dalam setahun dengan suka ria. Tak terlihat beban seperti teman anak saya di Indonesia.
Sebagian pelajaran itu dilalui anak-anak sambil bermain. Tidak ada pelajaran menjelimet dan menghafal banyak hal. Satu-satunya hafalan untuk kelas 1 dan 2. Menghafal dan menyalin daftar 10 kata ke kolom berikutnya per hari selama 5 hari, dan selanjutnya dites di hari Jumat. Hafalan ini hanya sebulan sekali.
Evaluasi Siswa
Masing-masing anak unik, mereka memiliki interest terhadap bidang yang berbeda. Peran gurulah melihat potensi dan kelemahan anak didik mereka. Tidak ada ujian kenaikan kelas, karena setiap anak otomatis naik kelas. Siswa pada kurun waktu tertentu dites yang digunakan untuk mengevaluasi tiap siswa dan juga evaluasi secara nasional. Tidak ada nilai A,B,C ataupun nilai 0-100. Yang ada adalah siswa berada pada level yang semestinya atau melebihi atau kurang dari level yang diharapkan.
Jika seorang siswa mengalami kesulitan membaca, maka guru akan membantu siswa meningkatkan kompetensi tersebut agar mencapai tingkat yang diharapkan. Orang tuapun diundang tiap akhir term, dan para guru berbekal hasil evaluasi masing-masing siswa akan memberikan gambaran perkembangan anak dan memberikan masukan yang sebaiknya dilakukan di rumah jika anak lemah di bidang tertentu .
Penghargaan
Hal yang menarik adalah, tiap anak melakukan hal baik akan mendapatkan penghargaan. Jika bagus perkembangan dalam membaca, maka bisa memperoleh penghargaan reader of the week atau star reader. Penghargaan lain bisa berupa buku bacaan gratis dari sekolah. Mengerjakan matematika dengan baik, perkelakuan baik saat makan siang, atau menolong teman juga akan memperoleh reward. Tempelan stiker di dada akan menunjukan penghargaan tersebut, dan anak-anak menjadi bangga dan lebih percaya diri.
Siswa yang tidak pernah terlambat selama tahun ajaran akan mendapatkan gelang 100 club. Bagi yang tidak pernah absen akan mendapat medali dan uang yang bisa ditabung oleh siswa.