Salah satu tantangan terbesar bagi perusahaan manufaktur adalah pengelolaan biaya produksi agar tetap efisien tanpa mengorbankan kualitas. Dalam hal ini, standard costing dan variance analysis memainkan peran penting dalam mengendalikan biaya dan memantau kinerja operasional perusahaan. Metode ini membantu manajemen untuk memahami seberapa efektif mereka mengelola biaya dan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang area mana yang perlu perbaikan.
1. Standard Costing: Menetapkan Biaya Standar untuk Pengukuran Kinerja
Standard costing adalah metode yang digunakan untuk menetapkan biaya standar untuk produksi setiap unit barang, yang mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya standar ini ditetapkan berdasarkan asumsi yang telah dihitung sebelumnya untuk memperoleh harga yang lebih realistis dan konsisten.
A. Penerapan Standard Costing
Sebagai contoh, sebuah perusahaan manufaktur sepatu mungkin menetapkan biaya standar untuk bahan baku, yaitu Rp50.000 per pasang sepatu, biaya tenaga kerja langsung Rp30.000 per pasang sepatu, dan biaya overhead pabrik Rp20.000 per pasang sepatu. Biaya standar ini dihitung berdasarkan pengalaman dan riset pasar tentang harga bahan baku serta estimasi waktu yang diperlukan untuk memproduksi sepatu.
Manajer produksi akan mengacu pada biaya standar ini untuk memantau kinerja biaya setiap bulannya. Jika biaya aktual lebih tinggi dari biaya standar yang ditetapkan, ini bisa menandakan adanya ketidakefisienan atau masalah dalam proses produksi.
2. Variance Analysis: Mengidentifikasi Perbedaan antara Biaya Standar dan Biaya Aktual
Setelah biaya standar ditetapkan, perusahaan kemudian melakukan variance analysis, yaitu perbandingan antara biaya yang dianggarkan (standard cost) dan biaya aktual (actual cost) yang terjadi selama proses produksi. Variance analysis membantu manajer untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi biaya dan untuk mengidentifikasi area yang perlu perbaikan.
A. Jenis-Jenis Variansi dalam Variance Analysis
Ada beberapa jenis variance yang umum digunakan dalam analisis ini, antara lain:
- Varians Harga (Price Variance): Mengukur perbedaan antara harga yang dibayar untuk bahan baku aktual dan harga standar yang telah ditetapkan.
- Varians Kuantitas (Quantity Variance): Mengukur perbedaan antara jumlah bahan baku yang digunakan dalam produksi aktual dan jumlah bahan baku yang diharapkan berdasarkan standar.
- Varians Tenaga Kerja (Labor Variance): Mengukur perbedaan antara biaya tenaga kerja yang dibayar dengan standar waktu yang ditetapkan untuk produksi.
- Varians Overhead (Overhead Variance): Mengukur perbedaan antara biaya overhead aktual dan biaya overhead yang diperkirakan berdasarkan standar.
B. Contoh Penerapan Variance Analysis
Misalkan dalam bulan Januari, perusahaan sepatu tersebut memproduksi 10.000 pasang sepatu. Biaya bahan baku yang digunakan adalah Rp550.000.000, biaya tenaga kerja langsung Rp300.000.000, dan biaya overhead pabrik Rp180.000.000.
Biaya standar untuk 10.000 pasang sepatu (berdasarkan biaya standar yang telah ditetapkan):
- Bahan baku: 10.000 pasang x Rp50.000 = Rp500.000.000
- Tenaga kerja langsung: 10.000 pasang x Rp30.000 = Rp300.000.000
- Overhead pabrik: 10.000 pasang x Rp20.000 = Rp200.000.000
Dengan membandingkan biaya aktual dengan biaya standar, kita bisa menghitung beberapa variansi yang terjadi:
- Varians harga bahan baku: Rp550.000.000 (aktual) - Rp500.000.000 (standar) = Rp50.000.000 (unfavorable), artinya harga bahan baku lebih tinggi dari yang diperkirakan.
- Varians kuantitas bahan baku: Tidak ada perbedaan dalam hal jumlah bahan baku yang digunakan, sehingga variansnya adalah 0.
- Varians biaya tenaga kerja: Rp300.000.000 (aktual) - Rp300.000.000 (standar) = Rp0 (tidak ada variansi).
- Varians overhead pabrik: Rp180.000.000 (aktual) - Rp200.000.000 (standar) = -Rp20.000.000 (favorable), artinya biaya overhead lebih rendah dari yang diperkirakan.
Dari hasil analisis ini, kita dapat melihat bahwa varians yang terjadi pada bahan baku adalah unfavorable, yang menunjukkan bahwa perusahaan harus meninjau kembali pengadaan bahan baku atau mengevaluasi harga pembelian untuk menemukan penyebab kenaikan harga tersebut. Namun, varians overhead pabrik yang favorable menunjukkan bahwa perusahaan berhasil mengelola biaya overhead lebih efisien daripada yang diperkirakan.
3. Manfaat Variance Analysis bagi Pengambilan Keputusan Manajerial
Dengan melakukan variance analysis, perusahaan bisa mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang penyebab ketidakefisienan atau keberhasilan dalam pengelolaan biaya. Hal ini dapat membantu manajemen untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam pengelolaan biaya dan perencanaan anggaran di masa depan.
A. Tindakan yang Dapat Diambil Berdasarkan Analisis Variansi
- Untuk varians harga bahan baku yang unfavorable, manajer dapat melakukan negosiasi ulang dengan pemasok untuk mendapatkan harga yang lebih baik, atau mencari alternatif bahan baku yang lebih murah tanpa mengorbankan kualitas produk.
- Untuk varians overhead pabrik yang favorable, perusahaan dapat mempertahankan atau meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya untuk menjaga biaya tetap rendah.
4. Pengendalian Biaya dan Pengambilan Keputusan Strategis
Penerapan standard costing dan variance analysis membantu perusahaan untuk lebih proaktif dalam mengelola biaya. Ini memungkinkan perusahaan untuk:
- Mengidentifikasi penyebab ketidakefisienan biaya secara lebih cepat.
- Menyusun anggaran yang lebih akurat untuk periode berikutnya.
- Mengambil tindakan korektif yang lebih tepat sasaran, seperti peningkatan proses atau pengurangan pemborosan.
Dengan analisis yang lebih mendalam terhadap varians yang terjadi, manajemen dapat memperbaiki area-area yang menyebabkan pemborosan, dan di sisi lain, memperkuat bagian yang telah menunjukkan efisiensi yang baik.
Kesimpulan
Penggunaan standard costing dan variance analysis dalam perusahaan manufaktur adalah alat yang sangat efektif dalam pengendalian biaya dan evaluasi kinerja. Dengan menggunakan kedua teknik ini, perusahaan dapat lebih cepat mendeteksi masalah dalam pengelolaan biaya dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaiki ketidakefisienan. Penggunaan metode ini juga membantu dalam pengambilan keputusan strategis, seperti perencanaan anggaran, penetapan harga, dan pengelolaan sumber daya. Dalam jangka panjang, penerapan yang tepat dapat membantu perusahaan untuk tetap kompetitif dan berkelanjutan.
Sumber: Purwanti., S.Pd., MM
Universitas Pelita Bangsa
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI