Saatini Blackberryrasanya sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi kebanyakan orang yang saya kenal. Bunyi khasnya sudah seperti suara nyamuk yang menguing nguing di telinga. Clang cling clang cling di mana mana. Pemandangan sehari hari di mana mana mirip. Seorang yang sedang asyik sendiri dengan gerakan jempolnya yang mirip orang sedang zikir, sambil senyam senyum, kadang terlihat kesal, kadang pula wajahnya bersemu merah seperti malu.... ah, BB sudah membuat banyak orang autis.
Perkataan “minta pin BB nya dong” sering kali terlontar dari percakapan orang yang sedang berjabatan tangan.
Di balik segala manfaat dari lancarnya komunikasi menggunakan BB tersebut sepertinya tersimpan potensi masalah, setidaknya di mata saya. Khususnya masalah komunikasi secara real tanpa melalui jalur frekwensi gsm/cdma yang digunakan sang BB. Bisa dibayangkan jika satu keluarga ada 5 anggota,semua punya BB. Nggak heran kalau di saat berkumpul akan terlihat ayah, ibu dan ketiga anaknya asyik sendiri sendiri “berzikir” dengan alat bernama BB tersebut. Entah dengan siapa sang ayah BBM-an, entah dengan siapa sang ibu dan anak anaknya melakukan hal yang sama.
Melihat kecenderungan hal itu untuk sementara saat ini saya mengkasifikasikan BB seperti layaknya candu yang sebisa mungkin saya hindari. Cukuplah hape butut saya yang sehari hari menemani saya berkomunikasi dengan anggota keluarga dan kolega saya. Hape buat saya saat ini yang penting bisa buat nelpon dan sms, cukuplah itu. Nggak apalah dibilang nggak gaul karena nggak punya BB, dibilang kolot juga no problemo.....
So ? sementara ini biarkan dan izinkan saya menjauhi barang modern bernama BB tersebut dengan segala konsekwensinya, agar saya terhindar menjadi orang ‘autis’ seperti kebanyakan BBmania lainnya. Seperti yang pernah saya dengar dari tetangga saya saat ronda dulu, dia menjawab “Blackberry makes me crazy” saat dia ditanya koleganya kenapa gak punya BB.....
salam.
ps:
maaf jika ada yang tidak berkenan, ini adalah tulisan pertama saya, jadi kritik dan saran diterima dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H