Mohon tunggu...
Agung Wicaksono
Agung Wicaksono Mohon Tunggu... Dosen - Pengamat Politik Universitas Islam Riau, Mahasiswa S3 Ilmu Politik di Corvinus University of Budapest

Kepala Keluarga yang sedang menimba ilmu di benua biru

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dilema Seorang Ganjar Pranowo

27 Mei 2021   16:59 Diperbarui: 27 Mei 2021   17:16 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walaupun pemilihan presiden 2024 masih tiga tahun lagi, namun hiruk pikuk dunia politik tanah air mulai memanas. Belum lama ini kita melihat fenomena Partai Demokrat yang di ketuai oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dikudeta oleh Kubu Moeldoko Cs yang sempat heboh dengan diadakannya Kongres Luar Biasa di Sumatera Utara.

Sekarang dilanjutkan dengan berita ketidakharmonisan hubungan antara Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah) dengan partainya sendiri yakni PDI Perjuangan. Berita ini mencuat ke permukaan pasca tidak diundanganya Ganjar Pranowo pada acara Rapat Konsolidasi Internal PDIP yang diadakan di Kantor DPD PDIP Jawa Tengah dan dipimpin oleh Puan Maharani pada Sabtu, 22 Mei 2021. 

Ganjar menjelaskan kepada publik bahwa ia tidak diundang di acara tersebut, walaupun ia juga mengkonfirmasi bahwa di hari yang sama ia sedang berada di Jakarta untuk bertemu dengan Megawati dalam rangka menyerahkan lukisan untuk Megawati yang dibuat oleh seniman Djoko Soesilo.

Ganjar dan Pilpres 2024

Ketua PDIP Bidang Pemenangan Pemilu yakni Bambang Wuryanto menyebutkan bahwa alasan tidak diundangnya Ganjar pada rapat konsolidasi internal PDIP di Jawa Tengah adalah karena Ganjar terlalu sibuk mengurusi urusan pencapresan di tahun 2024. Ia mengatakan juga bahwa Ganjar telah berjalan di luar jalur karena tidak mengindahkan pakem partai yang mana untuk penentuan capres PDIP adalah wewenang Megawati sebagai Ketua Umum PDIP.

Ganjar adalah salah satu calon kuat untuk bertarung di Pilpres 2024. Popularitas dan elektabilitasnya  dalam berbagai survei terbukti selalu masuk di peringkat teratas bersanding dengan Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. 

Jika kita melihat bagaimana kinerja Ganjar di selama ini sebagai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar termasuk Gubernur yang berhasil membuat banyak perubahan positif di Pemerintahan Jawa Tengah. 

Belum lagi dengan keaktifan Ganjar mensosialisasikan program-program dan gebrakannya untuk Jawa Tengah di berbagai media sosial sepeti, Facebook, Instagram dan Youtube yang membuat ia semakin memikat hati khalayak ramai di berbagai wilayah di Indonesia. Sosoknya yang lembut namun tegas dan suka merangkul masyarakat kecil membuatnya menjadi salah satu Gubernur minim berita negatif. Atas dasar itu semua, wajar saja jika Ganjar digadang-gadang sebagai salah satu calon kuat di Pilpres 2024.

Terganjal Restu PDIP

Kita tahu bahwa PDIP adalah partai pemenang pemilu di 2014 dan 2019. PDIP sukses mengantarkan salah satu kadernya yakni Joko Widodo sebagai Presiden selama dua periode. Namun satu yang harus kita pahami bersama bahwa urusan pencapresan di PDIP selalu menjadi wewenang megawati selaku ketua umum partai. 

Joko Widodo adalah salah satu contoh kader yang mendapat restu dan kemudian bisa melenggang dengan mudah ke kontestasi pilpres. Namun di 2024 sedikit berbeda, santer terdengar bahwa PDIP diam-diam sedang mempersiapkan Puan Maharani, sang putri Mahkota yang juga sebagai ketua DPR-RI digadang-gadang akan maju di Pilpres 2024, baik itu sebagai RI 1 ataupun RI 2. Hal ini yang dianggap menjadi batu sandungan terbesar Ganjar untuk melenggang Pilpres mendapatkan tiket dari PDIP. 

Di samping itu juga ada nama lain yang tidak kalah terkenal yakni Tri Rismaharini yang sekarang menjabat sebagai Menteri Sosial, walaupun kemungkinan Risma sedang dipersiapkan bertarung terlebih dahulu di Pilkada DKI Jakarta 2022.

PDIP dan Megawati

PDIP adalah salah satu dari dari beberapa partai yang bertumpu pada satu atau segelintir elit politik yang ada di tubuh partainya. Fenomena ini juga terlihat jelas pada SBY dan Demokrat, Prabowo dan Gerindra maupun Nasdem dan Surya Paloh. 

Ini sebenarnya menjelaskan bahwa ada fenomena oligarki politik di dalam tubuh kepartaian di Indonesia. Dalam berbagai literature akademik, fenomena ini mencerminkan bahwa banyak partai di Indonesia yang bertipe sebagai partai elit. Partai ini selalu bertumpu pada elit politik tertentu dalam berbagai pengambilan keputusan partai terlebih lagi keputusan itu berada pada level strategis seperti pencalonan presiden atau wakil presiden. 

PDIP adalah partai yang selalu bergerak atas dasar arahan dari Megawati selaku Ketua Umum. Di tahun 2024, banyak kader yang sedang menunggu arahan Megawati untuk mulai bergerak. Namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda resmi ke mana dukungan Megawati akan di arahkan. 

Namun satu yang pasti, Bambang Wuryanto  sebagai salah seorang petinggi PDIP mengatakan secara eksplisit bahwa manuver Ganjar sudah di luar pakem yang selalu di pegang oleh PDIP yakni menunggu arahan Megawati. Ini menjadi sinyal kuat bahwa tampaknya jalan terjal akan dihadapi Ganjar untuk mendapat restu dari PDIP untuk maju di 2024.

Setia pada PDIP atau berburu tiket dari partai lain?

Ganjar sekarang tampaknya dihadapkan pada dua pilihan saat ini, yakni tetap setia pada PDIP, partai yang sudah sekian lama menjadi rumahnya, atau mulai menggalang konsolidasi dengan partai-partai lain sebagai langkah taktis agar tetap bisa maju di pilpres 2024. 

Pilihan ini tentunya adalah pilihan yang berat bagi seorang Ganjar, karena di satu sisi ia adalah orang yang besar bersama dengan PDIP, partai yang pernah mengantarkannya menduduki Kursi di DPR RI hingga saat ini menjadi Gubernur Jawa Tengah dua periode. Namun di sisi lain, jika bicara soal popularitas, elektabilitas dan momentum, pilpres 2024 adalah waktunya Ganjar untuk berlaga di tingkat nasional. Sehingga penting baginya untuk tetap maju walaupun dengan tiket yang diberikan dari partai lain. 

Posisi Ganjar yang akan habis masa jabatannya di tahun 2023 di Jawa Tengah adalah salah satu momentum yang cukup baik dalam mempersiapkan segala sesuatu di Pilpres 2024. Pilihan manakah yang akan dipilih oleh Ganjar Pranowo?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun