Saya tidak begitu yakin jika nanti semua calon mengatakan ingin maju di Pilkada Pekanbaru akan maju semua. Tidak mungkin saya katakan lebih tepatnya. Ujung-ujungnya, mungkin paling yang tersisa hanya maksimal 5 pasang calon. Ini dikarenakan dua alasan utama. Pertama, Partai di Indonesia hanya sedikit. Ada mekanisme partai yang harus dilewati ketika calon tersebut berasal dari partai. Rata-rata partai punya persyaratan administrasi dan mekanisme seleksi. Hanya calon yang mempunyai elektabilitas yang tinggi yang akan di umumkan sebagai calon resmi. Modal uang memang penting, namun modal politik seperti restu partai juga penting.
Setelah itu, partai besar akan berusaha berkoalisi dengan partai lain untuk memperkuat basis suara di ranah grassroot. Yang kedua adalah belum tampak tanda-tanda akan muncul kehadiran dari calon independen. Jika di daerah lain punya bakal calon seperti mbak emmy yang akan maju di jogja dan sudah heboh di berbagai media atau Ahok yang jelas maju Independen di Jakarta, di Pekanbaru kita tidak merasakan hal itu. Pekanbaru adem-ayem dan sepertinya para calon lupa akan adanya jalur selain partai yakni Independen. Satu alasan utama kenapa mereka tidak tertarik untuk maju independen adalah karena persyaratannya rumit. Harus mengumpulkan KTP sesuai dengan aturan yang berlaku. Daripada ribet independen mending ambil blangko pendaftaran di kantor partai yang notabene gratis (blangkonya sih gratis, tapi…………..) . maka dari itu kemungkinan calon yang ada sekarang akan sedikit demi sedikit dan angkat koper dari dunia perebutan kursi PKU 1 da PKU 2.
Manfaatkan Media
Pekanbaru adalah Ibukota Provinsi. Sudah barang tentu, di karenakan ibukota provinsi, masyarakat Pekanbaru merupakan masyarakat perkotaan yang cenderung sudah lumayan melek dengan teknologi. Maka dari itu cara utama agar mendapat simpati yang cukup besar, para calon dapat segera bersosialisasi kepada masyarakat untuk memperkenalkan diri dan gagasan di media terutama di sosial media. Sekarang, akses internet bukan barang langka. Mayoritas orang-orang sudah memiliki Blackberry, android dan Iphone untuk mengakses internet. Penggunaan media berbasis internet seperti website, facebook, twitter, instagram dan youtube dapat menjadi sarana ampuh untuk menggaet simpati masyarakat Pekanbaru. Itu sangat efektif apabila dilakukan secara massif dan terorganisir.
Sudah sepantasnya untuk level pemilihan kepala daerah para calon memiliki cyber team yang berfungsi untuk menyebarkan informasi dan gagasan mengenai si calon dengan luas kepada masyarakat. Cyber team adalah syarat mutlak ketika calon ingin serius untuk menang. (Masa kalah dengan saya, gini-gini saya di UGM dulu waktu kampanye punya website, facebook, twitter, instagram dan youtube buat kampanye loh pak. Biarpun sederhana, silahkan di cek di www.ugmbersahabat.com). Salah satu manfaat media yang cukup besar dirasakan adalah karena ia sangat efektif menjangkau kalangan pemilih pemula. Pemilih pemula adalah pemilih yang baru pertama sekali mengikuti pemilu.
biasanya pemilih pemula belum memiliki preferensi terhadap seorang calon maupun sebuah partai. Maka dari itu pemilih pemula sangat mudah di pengaruhi dengan penggunaan sosial media yang massif. Dengan itu maka mereka dapat tertarik dan ikut memilih di Pilkada Pekanbaru 2017. Udah bukan zamannya lagi kampanye-kampanye konvensional. Itu hanya akan semakin merusak keindahan kota dan memakan biaya yang cukup besar. Dengan media sosial, orang akan dapat dengan mudah mengenal dan melihat gagasan yang dibuat untuk memajukan Kota Pekanbaru yang kita cintai ini.
Agung Wicaksono, S.I.P
Alumnus Departemen Politik dan Pemerintahan FISIPOL UGM.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H