Abdurrahman Wahid, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur, adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia. Lahir di Jombang, Jawa Timur pada 4 Agustus 1940, Gus Dur adalah putra dari KH. Wahid Hasyim, salah satu tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia. Sejak kecil, Gus Dur sudah dikenal sebagai sosok yang cerdas dan kritis, dan ia menghabiskan masa kecilnya di lingkungan pesantren dan keluarga intelektual Muslim.
Gus Dur memulai karirnya sebagai aktivis NU pada tahun 1960-an, dan kemudian terjun ke dunia politik pada tahun 1970-an. Pada tahun 1984, ia terpilih sebagai Ketua Umum NU, dan memimpin organisasi tersebut selama 15 tahun. Selama kepemimpinannya, NU menjadi organisasi Islam yang semakin moderat dan inklusif, dan ia juga memainkan peran penting dalam memperjuangkan hak-hak minoritas di Indonesia.
Pada tahun 1999, Gus Dur terpilih sebagai Presiden Indonesia, dan menjadi presiden pertama yang dipilih oleh parlemen setelah reformasi tahun 1998. Selama masa jabatannya, ia berusaha untuk memperbaiki ekonomi Indonesia yang terpuruk, dan juga mempromosikan hak asasi manusia dan pluralisme. Namun, masa jabatannya juga diwarnai dengan konflik politik dan ketidakstabilan.
Meskipun kontroversial, Gus Dur adalah sosok yang sangat dihormati di Indonesia, dan dianggap sebagai tokoh yang penting dalam memperjuangkan hak-hak minoritas dan menjaga toleransi di negara yang mayoritas Muslim ini. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dipelajari dari perjalanan hidup dan pemikiran Gus Dur:
1. Toleransi dan Inklusivitas
Gus Dur dikenal sebagai sosok yang sangat toleran dan inklusif, dan memperjuangkan hak-hak minoritas di Indonesia. Ia percaya bahwa Islam adalah agama yang inklusif dan rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam), dan bahwa semua orang harus dihormati dan diakui hak-haknya tanpa terkecuali. Pemikiran Gus Dur ini menjadi sangat penting dalam konteks Indonesia, di mana banyak sekali etnis, agama, dan budaya yang berbeda-beda.
2. Demokrasi dan Keadilan Sosial
Gus Dur juga merupakan penganut demokrasi dan keadilan sosial. Ia percaya bahwa semua orang harus memiliki hak yang sama dan diakui sebagai warga negara yang setara, dan bahwa keadilan sosial harus diutamakan dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Gus Dur juga memperjuangkan hak-hak buruh dan petani, dan berusaha untuk mengurangi kesenjangan sosial di Indonesia.
3. Kritik terhadap Negara dan Kekuasaan
Meskipun ia adalah Presiden Indonesia, Gus Dur tidak pernah ragu untuk mengkritik negara dan kekuasaan. Ia percaya bahwa negara harus diawasi dan dikritik oleh rakyatnya, dan bahwa kekuasaan tidak boleh disalahgunakan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Gus Dur juga mengajarkan bahwa kritik yang membangun adalah hal yang penting untuk memperbaiki sistem dan meningkatkan kualitas pemerintahan.
3. Interfaith Dialogue
Gus Dur juga sangat aktif dalam mempromosikan dialog antaragama. Ia percaya bahwa Islam harus bersikap terbuka dan saling menghormati terhadap agama-agama lain, dan bahwa dialog antaragama adalah jalan yang tepat untuk memperbaiki hubungan antarumat beragama di Indonesia. Gus Dur bahkan mendirikan sebuah organisasi yang bernama Wahid Institute, yang fokus pada promosi toleransi dan dialog antaragama.
4. Anti Radikalisme dan Ekstremisme
Gus Dur juga sangat menentang radikalisme dan ekstremisme, dan percaya bahwa Islam yang sebenarnya adalah Islam yang moderat dan inklusif. Ia percaya bahwa ajaran-ajaran Islam yang sejati tidak mengajarkan kekerasan dan intoleransi, dan bahwa kaum radikal dan ekstremis adalah kelompok-kelompok yang menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya. Gus Dur bahkan pernah memimpin aksi damai menentang terorisme dan kekerasan di Indonesia.
Dari perjalanan hidup dan pemikiran Gus Dur, kita bisa belajar banyak tentang nilai-nilai toleransi, inklusivitas, keadilan sosial, dan demokrasi. Kita juga bisa belajar tentang pentingnya dialog antaragama, kritik yang membangun, dan penentangan terhadap radikalisme dan ekstremisme. Semua hal ini sangat relevan dalam konteks Indonesia yang multikultural dan multireligius, dan bisa menjadi inspirasi bagi kita semua untuk membangun sebuah negara yang lebih baik dan harmonis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI