Kemajuan teknologi membawa manfaat besar bagi pembangunan negara, tetapi di sisi lain juga meningkatkan potensi ancaman siber. Serangan siber bisa merusak infrastruktur penting, mencuri informasi sensitif, atau bahkan melumpuhkan sistem pemerintahan. Oleh karena itu, kesiapsiagaan bela negara harus mencakup kemampuan dalam menghadapi ancaman digital.
Pemerintah Indonesia sudah mulai meningkatkan kesiapan dalam menghadapi ancaman siber melalui pembentukan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang bertugas melindungi infrastruktur digital nasional. Namun, kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan siber juga harus ditingkatkan, sehingga setiap individu dapat turut serta dalam menjaga keamanan data dan informasi dari ancaman eksternal.
Masyarakat perlu memahami pentingnya melindungi informasi pribadi dan berhati-hati dalam mengakses sumber-sumber informasi online. Selain itu, kampanye literasi digital perlu diperluas agar masyarakat mampu memilah dan memilih informasi yang benar serta tidak mudah terpengaruh oleh propaganda yang dapat merusak ketahanan negara.
Kesimpulan
Kesiapsiagaan bela negara adalah tanggung jawab bersama yang tidak hanya melibatkan militer, tetapi juga seluruh komponen masyarakat. Pendidikan bela negara, kesadaran digital, serta kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat adalah elemen penting untuk membangun kesiapan dalam menghadapi ancaman fisik maupun non-fisik. Di tengah dinamika global yang penuh tantangan, kesiapsiagaan bela negara menjadi fondasi penting untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan Indonesia. Setiap warga negara harus siap, baik secara mental, fisik, maupun ideologis, untuk menghadapi segala bentuk ancaman terhadap bangsa dan negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H