Sampai akhirnya manusia bertumbangan, merasa bahwa dunia digital penuh ilusi itulah realitas mereka yg sesungguhnya. Merampas dunia nyata mereka yang ada di luar digital.
Mesin versus manusia. Skor dua - kosong.
Dengan dirampasnya nalar ini, maka genaplah kekuasaan mesin atas diri manusia. Kondisi ini akan mengamplifikasi apa-apa yg sudah dikuasai sebelumnya : konsumerisme 4.0 , propaganda 4.0, agitasi 4.0, rasisme 4.0, bullying 4.0, fitnah-ghibah 4.0, perang 4.0. kerusuhan 4.0.  Manusia tidak semakin beradab seiring kemajuan teknologinya, justru sebaliknya ketidakberadabannya yang upgraded naik level four-point-o.
Manusia mutlak tunduk dengan algoritma aplikasi dan intelijensi-buatan (AI) yang mereka karang sendiri. Mereka tidak berdaya hidup di depan dominasi medsosnya. Sudah mirip di film Terminator belum ?
Yah seperti halnya tulisan saya ini, yang sama-sama tidak berdaya dan tak ada arti tanpa bantuan 'juragan' robot-robot medsos. Beramal saja perlu medsos agar makin efektif dan luas jangkauannya.
Tidak melulu teknologi itu mengamplifikasi hal-hal yang buruk. Tapi yang buruk selalu lebih menarik bagi kebanyakan orang. Ya karena itu tadi, jiwa dan nalarnya sudah dihabisi. Semua orang bebas membuat, menyebarkan dan mempercayai apa saja. Tidak perlu lagi newsroom, kartu pers atau izin penerbitan.
Jujur saja, saya tidak tahu bagaimana meloloskan diri dari 'rezim totaliter' mesin-mesin aplikasi digital ini. Bahkan saya menyebutnya Pandemi Medsos. Tapi jika ada yang bertanya saya hanya akan menjawab begini :
Perhatikan cara kerja jamur cordyceps. Bentuknya sangat  kecil dan halus hingga bisa masuk tanpa disadari ke dalam rongga tubuh serangga seperti jangkrik atau semut. Apa yang dilakukan di dalam tubuh itu ? Dia lari menuju otak serangga dan mengambil alih 'kendali' otak itu. Apa yang dipikirkan otak itu bukan lagi apa yang dipikirkan si serangga melainkan apa yang dipikirkan jamur mungil itu ! Dia akan memacu tubuh serangga itu memanjat ke ujung pohon tertinggi dengan kecepatan yang serangga itu sendiri tidak sanggup melakukan sebelumnya. Sampai di pucuk tertinggi... POPSS ! Kepala serangga itu pecah dan tumbuhlah wujud asli cordyceps yang gagah menjulang memijak kepala serangga malang itu. Sejatinya serangga itu sudah mati sejak kehilangan kendali atas otak/akalnya.
Moral of story... silahkan pikirkan dan renungkan sendiri jalan keluarnya. Mudah-mudahan setiap kita punya cara. Cari jalan keluar masing-masing dan sampai jumpa di pinggiran dunia digital.
(Ending a radio broadcast)
This is John Connor.
If you are listening to this message,
you are the Resistance.
~ John Connor, "Terminator Salvation", 2009