Tersengak telinga terbisik suara hembusan sang ambisi
Berdebar jantung menunggu pengharapan buah manis perjuangan
Itulah manusia saat telah nampak kenikmatan tiada tara
Hanya kenikmatan yang terlihat mata menjadi tujuan hidupnya
Ketika pelangi terlihat muncul dari sela-sela keindahan mencengangkan mata bergitulah manusia bergembira.
Namun, pelangi hilang berganti badai menghapus segalanya.
Ambisi berujung pada emosi
Suara jantung berdetak menjadi ketakutan akan harapan kemenangan
Saat tertawa berubah menjadi duka
Saat perayaan berubah menjadi parade kematian
Alam semesta seakan tak mempedulikan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!