Mohon tunggu...
Agung RizkhiZaifudhin
Agung RizkhiZaifudhin Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Avighnamastu Mulat Sarira Hangrasa Wani Rahayu!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Telah Tiba Saatnya Generasi Muda Membuka Mata Mewujudkan Zaman Keemasan

29 September 2022   01:58 Diperbarui: 29 September 2022   02:00 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan sebuah bangsa dari generasi ke generasi selalu mengalami perubahan berupa kemajuan ataupun kemunduran. Hal ini menjadi sebuah pertanyaan di benak penulis mengenai makna kemajuan ataupun kemunduran sebuah bangsa, adakah kemajuan itu dapat dilihat dari peningkatan pendapatan masyarakat dan pesatnya kemajuan pembangunan infrasturuktur belaka? Apakah kemunduran suatu bangsa dinilai dengan tidak masuknya perkembangan budaya nilai-nilai universal yang diterapkan di dalam bermasyarakat?. 

Hari ini kita dapat lihat dengan kasat mata banyak sekali generasi muda Indonesia yang telah mengenyam pendidikan di skala perguruan tinggi. Setiap tahun di masa bonus domografi ini mendapat sarjana baru dengan berbagai disiplin ilmu baik ekonomi, sosial, politik, serta budaya, akan tetapi dengan semakin banyaknya para kaum-kaum terpelajar masih saja menyisakan permasalahan yang belum terlesaikan. 

Banyak isu beredar yang kita rasakan bersama seperti contoh isu intoleransi, kemiskinan, perpecahan, maraknya sikap individualis dan lain-lain. Hal tersebut menjadi sebuah kontradiktif di era perkembangan teknologi yang begitu pesat dibarengi bonus demografi dan juga meningkatnya kaum terpelajar saat ini. 

Cita-cita bangsa Indonesia untuk membentuk masyarakat yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur termaktub dengan jelas di Pembukaan UUD 1945. Hal ini menjadi refleksi bagi generasi muda untuk memahami lebih dalam akan makna setiap kata cita-cita bangsa ini.

Merdeka dapat dikatakan lepas dari belenggu penjajahan, kebebasan untuk menentukan nasibnya sendiri tanpa sebuah intervensi, dan juga lepas dari berbagai penghisapan yang terjadi atas sumber daya yang kaya raya ini. Kata-kata tersebut hari ini menjadi sebuah senjata dengan makna yang mungkin tidak sesuai dengan kemerdekaan sejati. 

Merdeka dipandang sebagai sebuah kebebasan dalam beraspirasi, melakukan berbagai tanggapan atas sebuah isu hangat yang beredar, menjelma menjadi sebuah senjata untuk mempertahankan ekonomi atas dasar kemerdekaan yang individualis. Nilai-nilai ini berkembang di kalangan kaum muda sehingga berubah menjadi budaya tanpa diimbangi dengan tujuan dan cita-cita luhur bangsa Indonesia. 

Ketika memandang kemerdekaan perlu adanya kita sebagai generasi muda memandang dengan lebih dalam lagi melalui penggalian-penggalian sejarah panjang bangsa ini yang berkaitan dengan kearifan lokal norma yang telah lama terbentuk di dalam masyarakat. 

Memang kemerdekaan memberikan kita suatu kebebasan tetapi perlu adanya sebuah perhubungan disini antara kebebasan dengan kearifan lokal atau budaya luhur bangsa Indonesia. Merdeka merupakan sebuah jiwa yang hidup pada diri kita masing-masing. 

Merdeka menggerakkan setiap manusia untuk bebas tanpa intervensi namun juga tidak mengintervensi. Merdeka bermakna untuk menghargai setiap individu yang dalam kemerdekaannya berkembang sesuai dengan jati diri dimana manusia itu dilahirkan, dimana manusia itu bekerja, dimana manusia itu hidup serta membagikan kemerdekaan tersebut untuk melepaskan berbagai belenggu persoalan individu lainnya tanpa merenggut kemerdekaanya. 

Ketika kemerdekaan telah terbentuk menyatu dalam setiap gerak langkah generasi muda maka persatuan menjadi tujuan selanjutnya. Melalui semangat dari kemerdekaan yaitu merdeka sesuai dengan jati diri masing-masing maka bersatu ialah alat dimana kita para generasi muda bertemu dalam sebuah kolaborasi dan rasa tanggungjawab bersama membentuk satu buah kekuatan gabungan berbagai disiplin ilmu untuk memecahkan berbagai persoalan yang ada. 

Bukan hanya menyoroti suatu isu dengan sebuah pendapat yang notabene bersifat reaksioner akan tetapi menyikapi sesuai disiplin ilmu yang telah terasah untuk memunculkan satu solusi yang nantinya melalui alat persatuan digerakkan dan dikerjakan secara bersama. Sehingga generasi muda dapat beranjak menuju anak tangga kedaulatan.

Kedaulatan menjadi satu tujuan untuk dapat berkehidupan secara mandiri tetapi mandiri secara bersama. Hal ini berarti melalui semangat kemerdekaan dan alat persatuan membentuk satu mata rantai dimana seluruh generasi muda dapat berkolaborasi melalui berbagai inovasi yang dapat bermanfaat bagi dirinya, kelompoknya, dan juga berdampak pada khalayak umum. 

Mata rantai tersebut berupa kemampuan mengolah sumber daya yang tersedia dengan maksimal dan mampu mengorganisirnya secara baik sehingga terbentuklah ekosistem di masyarakat tanpa menjatuhkan kelompok masyarakat yang lain namun memiliki kecenderungan menghilangkan setiap zona kesenjangan yang ada.

Adil dan makmur dua kata yang tidak ada habisnya dibahas dalam suatu diskusi. Makna keadilan sendiri masih begitu semu di khalayak umum begitu juga dengan makna kemakmuran. Penulis mencoba memberikan satu pandangan mengenai keadilan dan kemakmuran meskipun hal ini nampaknya tidak akan sanggup menguraikan secara penuh akan arti kedua kata tersebut. Keadilan bagi sebagian pemikiran dipandang sebagai keadaan dimana hukum sebab-akibat berlaku. 

Sebagai contoh manusia yang tidak bekerja tidak akan mendapat penghasilan. Hal ini menjadi satu contoh keadilan karena sebab ia tidak bekerja ia tidak berpenghasilan. 

Namun, penulis memiliki pandangan lain akan keadilan dimana keadilan dipandang pada suatu kondisi dimana masyarakat dapat mendapatkan kemerdekaan untuk senantiasa melakukan kegiatannya sesuai dengan peran dan juga norma budaya luhur yang berlaku. Sehingga meskipun individu mendapat keadilan untuk berperan tetapi perannya tersebut tidak memberikan dampak merusak atas segala aspek yang ada. 

Dari hal tersebut dapat memunculkan kemakmuran yaitu kondisi dimana manusia merasakan kenyamanan secara batin karena sesuai dengan perannya dan juga secara lahir dengan tetap berdiri sesuai jati dirinya masing-masing.

Hari ini menjadi momentum bersama bagi generasi muda untuk menanamkan jiwa merdeka dengan semangat untuk bergerak bersatu dalam rangka berdaulat mengelola sumber daya yang tersedia dimana ia dilahirkan, membentuk kolaborasi bersama mewujudkan rasa keadilan dan kemakmuran "Bhinneka Tunggal Ika" melalui Pancasila yang senantiasa menjadi jiwa pergerakan membangun bangsa. 

Dengan adanya hal ini kemajuan sebuah bangsa bagi penulis merupakan bentuk kesadaran elemen masyarakat terutama generasi muda untuk tidak segan kembali kepada jati dirinya yaitu bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun