Mohon tunggu...
Anggi
Anggi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa stiem Bongaya Makassar semester lima
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ingin menjadi org berguna bagi banyak orang dan berbakti pada kedua org tua

Selanjutnya

Tutup

Makassar

Sejarah Kelahiran TNI hingga 79 Tahun

5 Oktober 2024   11:53 Diperbarui: 5 Oktober 2024   11:57 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

**Sejarah Lahir TNI dan Perjalanan Menuju Usia 79 Tahun**

Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan salah satu institusi penting yang memiliki peran sentral dalam sejarah dan keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Lahir dari semangat perjuangan mempertahankan kemerdekaan, TNI telah berkembang menjadi kekuatan militer yang disegani. Di usianya yang ke-79 tahun, TNI tetap berkomitmen menjaga kedaulatan negara dan melindungi rakyat Indonesia. Berikut ini adalah perjalanan sejarah lahirnya TNI hingga usianya yang ke-79 tahun pada 2024.

### 1. **Latar Belakang Pembentukan TNI**
Sejarah pembentukan TNI tidak terlepas dari perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, dibutuhkan suatu badan militer yang dapat menjaga dan mempertahankan kemerdekaan. Sebelum kemerdekaan, kekuatan militer di Indonesia terdiri dari berbagai kelompok laskar dan paramiliter yang tersebar di berbagai daerah. Setelah proklamasi, tantangan yang dihadapi oleh Indonesia semakin besar, terutama ancaman kembalinya Belanda yang ingin menjajah kembali Indonesia.

Pada 22 Agustus 1945, Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) membentuk **Badan Keamanan Rakyat (BKR)** yang berfungsi sebagai wadah pertahanan yang terdiri dari mantan anggota PETA (Pembela Tanah Air), Heiho, dan pasukan-pasukan lainnya. BKR bukanlah tentara resmi negara, melainkan sebuah organisasi yang dibentuk untuk menjaga keamanan dalam negeri.

### 2. **Pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR)**
Pada 5 Oktober 1945, BKR resmi ditransformasikan menjadi **Tentara Keamanan Rakyat (TKR)** oleh pemerintah Indonesia. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai hari lahirnya TNI. Pembentukan TKR merupakan jawaban atas kebutuhan Indonesia akan tentara nasional yang siap mempertahankan kedaulatan negara dari ancaman eksternal, khususnya Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia.

**Jenderal Sudirman**, seorang tokoh militer yang kharismatik, terpilih sebagai Panglima Besar TKR pada bulan November 1945. Jenderal Sudirman kemudian memimpin TKR dalam berbagai pertempuran penting melawan Belanda, termasuk dalam **Pertempuran Ambarawa** yang dikenal sebagai salah satu kemenangan besar Indonesia dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

### 3. **Transformasi Menjadi Tentara Nasional Indonesia**
Pada awal 1946, Tentara Keamanan Rakyat (TKR) berubah nama menjadi **Tentara Republik Indonesia (TRI)**. Namun, demi menyatukan berbagai kekuatan bersenjata yang tersebar di seluruh Indonesia, pada 3 Juni 1947, TRI diintegrasikan dengan berbagai kelompok laskar menjadi **Tentara Nasional Indonesia (TNI)**. Penggabungan ini dilakukan untuk memperkuat kesatuan dan persatuan tentara serta meningkatkan efektivitas dalam menjaga kedaulatan negara.

### 4. **Peran TNI dalam Perjuangan Kemerdekaan**
Selama periode revolusi kemerdekaan Indonesia (1945--1949), TNI memainkan peran krusial dalam melawan pasukan kolonial Belanda yang ingin kembali berkuasa di Indonesia. Berbagai pertempuran sengit terjadi di berbagai wilayah Indonesia, seperti **Pertempuran Surabaya**, **Agresi Militer Belanda I dan II**, dan **Serangan Umum 1 Maret 1949** di Yogyakarta yang menjadi titik balik dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

### 5. **Masa Setelah Kemerdekaan**
Setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia melalui **Konferensi Meja Bundar (KMB)** pada 27 Desember 1949, TNI tetap memainkan peran sentral dalam menjaga stabilitas dan keamanan negara. Pada masa Orde Lama dan Orde Baru, peran TNI semakin besar, tidak hanya dalam bidang militer, tetapi juga dalam politik dan pemerintahan. TNI, melalui konsep **Dwi Fungsi ABRI**, memiliki peran ganda sebagai kekuatan pertahanan dan kekuatan sosial-politik.

Namun, setelah Reformasi 1998, TNI melakukan restrukturisasi besar-besaran. **Dwi Fungsi ABRI** dihapuskan, dan TNI dikembalikan pada fungsinya sebagai alat pertahanan negara yang profesional, netral, dan tidak berpolitik.

### 6. **Tantangan dan Transformasi di Era Modern**
Memasuki era modern, TNI dihadapkan pada berbagai tantangan baru seperti terorisme, konflik perbatasan, dan ancaman kedaulatan di wilayah maritim. TNI terus melakukan modernisasi alutsista (alat utama sistem senjata) serta peningkatan profesionalisme personel. **TNI Angkatan Darat (AD)**, **TNI Angkatan Laut (AL)**, dan **TNI Angkatan Udara (AU)** saling bahu-membahu menjaga kedaulatan Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.

Di usia yang ke-79 tahun, TNI tetap berkomitmen untuk menjalankan tugas pokoknya, yaitu menjaga kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah, dan melindungi segenap bangsa Indonesia. Dengan semboyan **"TNI Kuat, Bersama Rakyat"**, TNI terus menjaga hubungan erat dengan masyarakat sebagai bentuk pengabdian kepada bangsa dan negara.

### Penutup
Sejarah panjang TNI, dari masa perjuangan kemerdekaan hingga kini, menunjukkan peran vitalnya dalam menjaga kedaulatan dan keamanan Indonesia. Di usianya yang ke-79 tahun, TNI tidak hanya menghadapi tantangan baru di era modern, tetapi juga terus menjaga prinsip-prinsip dasar yang diwariskan oleh pendirinya: profesionalisme, kesetiaan kepada rakyat, dan pengabdian kepada negara. TNI akan terus menjadi garda terdepan dalam mempertahankan dan mengamankan Indonesia di tengah dinamika global yang semakin kompleks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun