Mundurnya Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum Partai Golkar mengejutkan banyak pihak dan memicu berbagai spekulasi. Salah satu alasan yang diutarakan oleh Airlangga adalah untuk "menjaga integritas" partai dan memastikan stabilitas dalam transisi pemerintahan yang akan datang. Namun, di balik pernyataan resmi tersebut, muncul dugaan bahwa pengunduran diri ini terkait dengan penyelidikan dugaan korupsi dalam kasus ekspor minyak sawit mentah, di mana Airlangga dipanggil sebagai saksi oleh Kejaksaan Agung.
Selain itu, pengunduran diri Airlangga juga membuka jalan bagi Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, yang merupakan sekutu dekat Presiden Jokowi, untuk menjadi calon tunggal ketua umum Golkar. Langkah ini dilihat sebagai upaya untuk memperkuat pengaruh Jokowi dalam politik nasional bahkan setelah masa jabatannya berakhirÂ
Spekulasi lebih lanjut menyebutkan bahwa ada tekanan eksternal yang mendorong Airlangga untuk mundur, meskipun secara internal ia masih memiliki dukungan kuat dari cabang organisasi partai.Keputusan ini dianggap oleh beberapa pihak sebagai tanda adanya campur tangan dari elite politik yang dapat mengancam independensi dan budaya kompetitif internal Golkar, yang selama ini menjadi salah satu kekuatan utama partai tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H