Mega  Proyek Bendungan Pamukulu dinilai masyarakat Takalar adalah proyek sia-sia, hanya menghabiskan anggaran APBN 1.6 T.Â
Sebahagian masyarakat Kabupaten Takalar terutama yang punya lahan pertanian atau sawah di sepanjang pesisir pantai tiga kecamatan yaitu Kecamatan Galesong Selatan, Kecamatan Galesong, dan Kecamatan Galesong Utara, ada ratusan hektar sawah tadah hujan yang sangat membutuhkan irigasi atau pengairan untuk lahan mereka. Lahan persawahan mereka hanya bisa menghasilkan pada saat musim hujan saja, sekali setahun panen, itupun hasil kebanyakan tidak maksimal.Â
Bendungan Pamukulu yang dua hari lalu diresmikan Presiden Jokowi, yang didampingi oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, beserta Meneri Pertanian Andi Amran Sulaeman memang boleh dianggap proyek mubazir atau sia-sia. Bagaimana tidak jika dilihat dari debit airnya itu minim untuk mengairi sawah yang ribuan hektar untuk Takalar, Juga Kabupaten Gowa dan Jeneponto.Â
Berbicara masalah pembangkit listrik itu juga sudah pasti tidak bisa diharapkan sebab, menurut orang Takalar di sekitar bendungan air irigasi nantinya mengalir ke Wilayah Jeneponto dulu, baru bisa masuk ke wilayah Takalar. Apabila airnya untuk konsumsi rumahtangga, warga sekitar bendungan kesulitan air pula, jadi apa yang kira-kira diharapkan dari proyek tersebut. Maka sia-sialah proyek sebesar itu. Ada juga issu terdengar dari masyarakat bahwa masih ada harga pembebasan lahan belum lunas sampai peresmian.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H