Ratusan hektar sawah tadah hujan di Kabupaten Takalar dan Kabupaten Gowa butuh pengairan.Â
Alangkah ironisnya kedua daerah kabupaten ini yang ada di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yaitu Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar.Masih banyak lahan pertanian yang masih minim produksi akibat hanya mengandalkan air saat musim hujan.Â
Berhektar- hektar persawahan tadah hujan hanya ditanami jika musim penghujan, apabila ditanami di musim kemarau itu pengairan dari sumur bor air tanah, itupun harus digali beberapa meter dalamnya karena rata-rata airnya asin, karena areal dekat dari wilayah pesisir pantai.Â
Menurut petani yang sawahnya ada di lokasi Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar, katanya sangat kesulitan air untuk menggarap sawah mereka secara maksimal karena kita tergantung pada musim hujan, itupun hujannya yang curah hujan yang tinggi. Kalau kita kerjakan terlambat atau kecepatan pasti kita gagal panen.Â
Pengelolalaan hanya sekali setahun yang bisa diharapkan hasilnya, karena dikendalikan oleh kapan ada hujan. Jikalau hujan tidak lebat dan tidak teratur pasti gagal panen pula, belum lagi serangan hama. Alat mesin petik panen hasil padi itu rata-rata mesin sewaan dari dae rah lain, seperti dari Pinrang, Sidrap, Maros dan Bone. Kalau telat panen sudah tidak ada lagi mesin petik, dan sudah tidak ada lagi panen dengan tangan manusia.Â
Ironis memang kedua daerah ini, padahal sudah sekian lama Dan Bili-Bili Gowa,ada juga hari ini diresmikan lagi Bendungan Pamukulu di daerah Takalar oleh Presiden Jokowi yang anggarannya bukan main sekitar 1,6 T.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H