Mohon tunggu...
Ahmad Agung
Ahmad Agung Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lunturnya Rasa Empati oleh Generasi Menunduk

16 Februari 2018   05:35 Diperbarui: 16 Februari 2018   19:14 1209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman yang sudah termasuk modern ini, generasi muda Indonesia pun sudah tak asing lagi dengan yang namanya teknologi dan segala peralatannya. Anak-anak usia sekolah dasar pun sekarang sudah dibekali dengan pengenalan akan teknologi, sebenarnya teknologi digunakan untuk mempermudah kehidupan manusia, tapi dengan seiring kemajuan zaman ini, kita juga harus melihat secara kritis untuk memperhatikan segala dampak yang akan terjadi.

Smartphone (Ponsel pintar) merupakan gadget yang sekarang ini paling dinikmati dan paling banyak digunakan oleh masyarakat, bahkan gadget ini merupakan alat komunikasi yang layaknya barang pokok yang wajib bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia. . Zaman Now gadget  tidak hanya digunakan bagi orang dewasa saja tetapi juga anak-anak bahkan anak yang duduk di Taman Kanak-kanak sekalipun. 

Memang dengan gadgetmasyarakat menjadi sangat mudah dalam berkomunikasi dan mencari informasi, bukan hanya informasi lokal, nasional, tetapi juga informasi dari mancanegara. Walaupun demikian penggunaan gadget yang berlebihan tentu dapat berdampak buruk juga. Terlebih penggunanya adalah anak-anak.

Salah satu akibat dari penggunaan gadget  yang berlebihan adalah orang-orang menjadi individualis,acuh terhadap lingkungan sekitarnya, suka menyendiri bahkan menjadi model orang-orang menunduk. Anak menunduk ke gadget , ibu menunduk ke gadget , ayah pun sibuk sendiri dengan gaddet.

 Dimanapun kita berada pasti menjumpai orang yang menunduk sibuk dengat gadgetnya. Sampai-sampai meraka tak memperhatikan apapun yang ada disekitarnya. Dan kalian juga pasti pernah mengalami dimana kita menyapa teman , tapi tak direspon karena sibuk menunduk gadgetnya, sampai kita harus mengulangi beberapa kali baru dia menoleh. 

Bahkan karena keasyikan dengan gadget,  kadang sampai  menghiraukan kewajiban kita, membiarkan ibu kita kesusahan sendiri di dapur, membiarkan adek kita keluyuran padahal kita disuruh menjaganya, dan yang paling memperihatinkan adalah saat waktu pelajaran dikelas kita dengan asyik menunduk ke gadget kita walaupun didepan ada guru atau dosen yang sedang menjelaskan pelajaran atau materi, disinalah kita patut menayakan dimana letak empati kita?

Sejak munculnya media sosial, komunikasi menjadi semakin mudah.kita bisa menghubungi teman kita dengan sekali pencet, bisa menghubungi teman lama,bisa berkomunikasi dengan teman yang jauh, namun Di tengah semua keunggulan yang ditawarkan media sosial, secara tidak sadar empati dalam diri kita juga semakin berkurang. 

Ketika sebuah pelukan hangat saat sahabat kita sedang sedih cukup diganti dengan emoticon *hugs*. Ketika kita lebih memilih mengetik get well soondaripada datang menjenguk teman kita yang sedang sakit. Ketika kita melakukan semua itu, di saat itulah empati kita mulai terkikis.

Sekarang banyak  orang yang kehilangan momen sepesial dengan temannya, dimana saat kita kumpul di sebuah kafe banyak dari teman kita yang sibuk dengan ponselnya masing-masing. Bahkan dari mereka hanya sibuk membagikan moment penting kebersaaman tersebut ke stoty instagramnya daripada ngobrol dengan teman-temannya.

Bahkan yang marak sekarang adalah dengan adanya game online yang bisa  dimainkan disetiap smartphone serta bisa dimainkan dimanapun, jadi anak zaman sekarang bisa betah bejam-jam menunduk ke ponselnya tanpa mempedulikan apapun yang ada disekitarnya. Sampai-sampai tempat yang paling rame sekarang adalah tempat yang terdapat wifi.

Jadi ini semua terjadi karena kebanyakan orang yang merasa bahwa gadget merupakan satu-satunya hal yang paling penting dalam hidupnya. Sehingga melupakan keadaan sekitarnya. Bahkan timbul rasa ketidakpedulian terhadap lingkungannya. Satu-satunya yang dapat menarik perhatian adalah gadget yang dia gunakan. Akibat yang timbul adalah ia menjadi jarang berinteraksi dengan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun