Mohon tunggu...
Ahmad Agung
Ahmad Agung Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Anak Usia 3 Tahun Pandai Calistung, Cerdas atau Pemaksaan?

7 Februari 2018   22:58 Diperbarui: 9 Februari 2018   02:15 2743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasti setiap orangtua merasa bangga saat melihat anak tumbuh dengan pintar, cerdas dan sehat. Hal yang menyengangkan tentunya, saat sang anak menjadi siswa yang mendapat peringgkat serta berprestasi di sekolah. Belum lagi kalau sang anak mempunyai bakat-bakat berpotensi. Hal ini tentunya, wajar karna orang tua senantiasa mengharapkan sang anak yang lebih dari siapapun.

Bahkan setiap orang tua pasti ingin mensekolahkan setiap anaknya di sekolah yang bonafit, yang mempunyai fasiltas memadai, metode serta tenaga pengajarnya yang unggul dan tersohor.

Tapi semua itu jangan sampai menjadikan orang tua terlalu memforsir anak. Saking antusiasnya banyak orang tua yang malah menjadi diktator bagi anak. Memaksa anak untuk bisa melakukan sesuatu.

Sering kita menjumpai anak usia 3 tahun sudah pandai mahir membaca,menulis serta menghitung. Bahkan banyak juga anak usia 4 tahun sudah di bisa balet, main piano dan permainan musik lainnya. Memang itu adalah sebuah prestasi, namun Sebagai orang tua harus bisa lebih mengerti dan memahami apa yang disukai anak. 

Sumber: http://www.publicchristian.com
Sumber: http://www.publicchristian.com
Jangan sampai Anda merasa bersalah karena telah menghilangkan masa emas anak Anda. Anak yang seharusnya menikmati masa kanak-kanak, senang bermain dan berimajinasi tetapi malah dijejali dengan berbagai kegiatan yang memaksa anak untuk terus berpikir dan belajar.

Anak usia 0-4 tahun memang bisa disebut masa usia emas dimana anak mempunyai kecerdasan hampir mencapai 50%. Oleh karena itu anak usia dini tidak perlu dipaksa belajar dengan serius, tetapi didiajak belajar melalui bermain karena anak sangat menyukai kegiatan bereksplorasi.

Oleh karena kita harus mengerti karekter anak serta jenjang yang cocok pada anak usia dini. Saat duduk di bangku TK atau PAUD pun seharusnya tidak membebani anak untuk harus bisa membaca tapi hanya pengenalan huruf dan pengucapannya.  Memang membaca adalah merupakan bagian dari perkembangan bahasa.

Mengajarkan membaca dan menulis di TK dapat dilaksanakan selama batas aturan dasar pada prinsip pendidikan Taman Kanak-kanak yang dikemas dengan berbagai permainan yang menyenangkan bagi anak. Sebab bernyanyi, bercerita, menggambar adalah hal yang paling disukai oleh anak usia 0-4 tahun.

Jadi, sudah seharusnya orangtua jauh lebih cerdas dan menganilisis kebutuhan sang anak. Dengan memperhatikan berbagai karakteristik anak usia dini, maka anak tidak perlu di paksa untuk belajar membaca, menulis dan berhitung. Semua kegiatan itu dapat diikuti anak sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Karna mempersiapkan anak yang cerdas bukan hal yang sulit, namun yang sulit adalah menjadi orangtua yang bijak untuk anaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun