Apa itu literasi? Mungkin itu adalah pertanyaan pertama kita ketika mendengar kata literasi. Mengingat tahun ini Ujian Nasional ditiadakan, dan diubah menjadi AKM (Asesmen Kompetensi Minimum), tentunya semakin banyak yang ingin mengetahui lebih jauh tentang literasi. Soalnya, di dalam sistem AKM ini, literasi menjadi salah satu parameter penilaian terhadap siswa dan sistem belajar yang diberikan oleh guru di kelas.
Secara sederhana, literasi memang dipahami sebagai kemampuan dalam membaca dan menulis. Membaca dapat diartikan sebagai proses menerjemahkan lambang-lambang bahasa hingga diproses menjadi suatu pengertian, dan menulis berarti mengungkapkan pemikiran dengan mengukirkan lambang-lambang bahasa hingga membentuk suatu pengertian.
Hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 yang diterbitkan pada maret 2019 lalu memotret sekelumit masalah pendidikan Indonesia. Dalam kategori kemampuan membaca, sains, dan matematika, skor Indonesia tergolong rendah karena berada di urutan ke-74 dari 79 negara.
PISA merupakan survei evaluasi sistem pendidikan di dunia yang mengukur kinerja siswa kelas pendidikan menengah. Penilaian ini dilakukan setiap tiga tahun sekali dan dibagi menjadi tiga poin utama, yaitu literasi, matematika, dan sains. Hasil pada tahun 2018 mengukur kemampuan 600 ribu anak berusia 15 tahun dari 79 negara.
Melihat permasalahan di Indonesia mengenai literasi, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia melaksanakan Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik secara daring yang bertemakan “Literasi dan Rekognisi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka- Pusat Prestasi Nasional” dengan tujuan untuk mendukung program pemerintah yaitu Mengembangkan Literasi di Indonesia.
Kegiatan KKN Tematik ini adalah gelombang kedua setelah sebelumnya gelombang pertama sudah melaksanakan pada bulan Juni hingga Agustus, untuk gelombang kedua ini diikuti oleh 2685 Mahasiswa dan dilaksanakan secara daring. Hal ini bertujuan mendukung dan membantu program pemerintah yaitu mencegah dan meminimalisir penyebaran Covid-19.
Salah satu Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar bernama Agung Hidayatullah melaksanakan KKN Tematik secara daring di SDN Tenjolaya yang berlokasi di Kampung Tenjolaya, Kabupaten Sukabumi.
Demi tercapainya tujuan Program KKN Tematik UPI, Agung melakukan pengembangan Literasi siswa melalui media-media pembelajaran daring yang menarik dan tidak membuat siswa jenuh ketika melaksanakan pembelajaran daring.
Contohnya adalah dengan membuat Powert Point yang menarik dan berisikan bacaan serta gambar-gambar untuk menarik minat baca siswa. sehingga diluar pembelajaran daring siswa bisa membaca ulang Power Point yang sudah di kirim melalui Whattsap Group (WAG).
Lalu untuk mengembangkan literasi siswa sebelum pembelajaran daring dimulai siswa di instruksikan untuk membaca terlebih dahulu poster yang sudah di kirim selama 5 menit sehingga kebiasaan membaca akan terbentuk melalui program ini.
Tidak hanya itu Agung juga memberitahu dan bekerja sama dengan orangtua siswa agar siswa di dampingi serta dibimbing ketika melaskanakan pembelajaran daring agar tercapainya tujuan pembelajaran yang sudah ada. Sehingga pembelajaran daring di SDN Tenjolaya akan lebih bermakna.
Nama : Agung Hidayatullah
NIM : 1804960
DPL : Sri Wahyuni Tanshzil, M.Pd.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H