Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara potensi PBL dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan karakter tanggung jawab siswa dalam pembelajaran matematika, dengan tantangan yang dihadapi dalam implementasi.. Penelitian ini merupakan penelitian kombinasi (mixed methods) dengan tipe strategi embedded konkuren. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) penerapan model PBL secara signifikan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika, 2) model PBL berkontribusi pada peningkatan karakter tanggung jawab siswa dalam pembelajaran matematika, 3) peningkatan kemampuan berpikir kritis berkontribusi pada pengembangan karakter tanggung jawab siswa dan karakter tanggung jawab yang kuat juga mendukung kemampuan berpikir kritis.
Pendahuluan
Pendidikan matematika di tingkat SMA memiliki peran yang penting dalam membantu siswa mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang konsep matematika yang lebih kompleks. Namun, dalam pengajaran dan pembelajaran matematika, masih ada tantangan yang dihadapi oleh siswa dan guru dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan karakter tanggung jawab.
Salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis. Glaser (dalam Fisher, 2009:3) mendefinisikan berpikir kritis sebagai: (1) suatu sikap berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang; (2) pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis; dan (3) keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut.
Kemampuan berpikir kritis sangat penting dalam mempelajari matematika karena melibatkan kemampuan siswa untuk menganalisis, mengevaluasi, dan menyimpulkan informasi matematis. Kemampuan berpikir kritis membantu siswa memahami konsep matematika dengan lebih mendalam, mengidentifikasi masalah, dan menemukan solusi yang tepat. Namun, dalam praktiknya, siswa sering menghadapi kesulitan dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam matematika. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kesulitan ini termasuk pendekatan pengajaran yang terlalu fokus pada pemecahan masalah rutin dan penekanan pada pemahaman konsep matematika yang dangkal.
Selain kemampuan berpikir kritis, karakter tanggung jawab juga merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran matematika. Karakter tanggung jawab mencakup sikap bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, kedisiplinan dalam belajar, dan kepedulian terhadap proses pembelajaran. Dalam konteks matematika, siswa perlu mengembangkan karakter tanggung jawab agar dapat menghadapi tantangan matematika dengan tekun, melibatkan diri dalam proses pembelajaran, dan mengambil tanggung jawab atas keberhasilan belajar mereka.
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran perlu dilakukan guru yang tercakup dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evalusi pembelajaran (Rusmining, 2014). Pada tahap perencanaan, guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang didalamnya memuat pendidikan karakter dalam tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran. Pada tahap pelaksanaan, diadakan pembiasaan untuk siswa melakukan kegiatan yang dapat menumbuhkembangkan karakter siswa. Pada tahap evaluasi, guru mempersiapkan alat yang tepat untuk menguji karakter siswa, misalnya melalui tugas-tugas individu maupun kelompok.
Seorang siswa memerlukan karakter tanggung jawab agar ia tidak mudah menyerah dalam menyelesaikan permasalahan yang menuntut siswa untuk berpikir kritis. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aini (2015) menunjukkan bahwa karakter tanggung jawab siswa berpengaruh positif terhadap kemampuan matematis siswa. Hal ini berarti bahwa ketika seseorang memiliki karakter tanggung jawab yang tinggi, maka kemampuan matematisnya juga akan meningkat.
Salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan karakter tanggung jawab siswa adalah dengan cara memperbaiki proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang berpusat pada guru perlu diubah menjadi berpusat pada siswa. Oleh karena itu, diperlukan lingkungan belajar yang dapat membelajarkan siswa, mendorong siswa untuk belajar, dan memberikan kesempatan siswa untuk terlibat aktif mengkonstruksi pengetahuan serta membentuk karakter tanggung jawab dalam diri siswa. Menurut Jensen (2008) bahwa pembelajaran yang nyaman akan membantu memperlancar kerja otak dalam mengkoneksikan pengetahuan yang dimiliki dengan materi yang sedang dipelajari secara maksimal.
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) telah mendapatkan pengakuan luas sebagai pendekatan yang efektif dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan karakter tanggung jawab siswa. Model strategi pembelajaran PBL melibatkan siswa dalam proses penelitian yang mengharuskannya mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan menggunakan data tersebut untuk pemecahan masalah (Rusmono, 2014).
Model PBL dalam pembelajaran matematika menawarkan pendekatan yang berbeda dengan memberikan siswa kesempatan untuk menerapkan konsep matematika dalam situasi dunia nyata atau skenario yang kompleks. Siswa diajak untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah, bekerja dalam tim, dan mencari solusi yang kreatif dan inovatif. Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir kritis, bekerja secara kolaboratif, dan mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.
Meskipun PBL memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan karakter tanggung jawab siswa dalam matematika, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah kekurangan pemahaman dan pengetahuan guru tentang implementasi PBL dalam pembelajaran matematika. Guru seringkali memerlukan bimbingan dan pelatihan dalam merancang dan menyusun skenario PBL yang sesuai dengan konten matematika dan tujuan pembelajaran yang diinginkan. Selain itu, keterbatasan sumber daya dan dukungan juga menjadi hambatan dalam implementasi PBL. Sumber daya yang diperlukan, seperti materi pembelajaran yang relevan, teknologi pendukung, dan waktu yang cukup untuk kolaborasi dan refleksi, dapat menjadi kendala bagi sekolah atau guru yang terbatas. Dukungan dari pihak sekolah, kepala sekolah, dan rekan guru juga penting dalam memfasilitasi implementasi PBL yang efektif.
Selain itu, kurangnya penilaian yang tepat untuk mengukur kemampuan berpikir kritis dan karakter tanggung jawab dalam matematika juga merupakan tantangan yang perlu diatasi. Penilaian yang terfokus pada aspek kognitif matematika saja mungkin tidak mampu memperoleh gambaran menyeluruh tentang perkembangan berpikir kritis dan karakter tanggung jawab siswa. Oleh karena itu, diperlukan instrumen penilaian yang dapat mengukur aspek-aspek tersebut secara spesifik dan objektif.
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, penelitian yang dilakukan dalam artikel tersebut bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara potensi PBL dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan karakter tanggung jawab siswa dalam pembelajaran matematika, dengan tantangan yang dihadapi dalam implementasi. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan strategi dan pendekatan yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan karakter tanggung jawab siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan model PBL. Dengan demikian, artikel ini akan memberikan wawasan dan rekomendasi praktis bagi guru matematika dalam merancang pembelajaran yang lebih menarik, kolaboratif, dan berorientasi pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan karakter tanggung jawab siswa dalam konteks matematika.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kombinasi (mixed method) tipe strategi embedded konkuren. Menurut Creswell (2013) bahwa strategi embedded konkuren dicirikan sebagai strategi metode campuran yang menerapkan satu tahap pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dalam satu waktu. Pemilihan strategi ini dikarenakan pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian dilakukan secara bersamaan. Desain penelitian yang digunakan adalah bentuk true experimental desain tipe post-test-only control-grup design. Dalam hal ini, untuk kelas eksperimen diterapkan model PBL dan kelas kontrol dengan model pembelajaran langsung.
Analisis data kuantitatif terbagi menjadi dua yaitu analisis data awal dan analisis data akhir. Analisis data awal diambil dari hasil tes awal kemampuan berpikir kritis dengan tujuan untuk mengetahui bahwa kedua kelas sampel berawal dari kondisi awal yang sama, sedangkan analisis data akhir diambil dari hasil tes akhir kemampuan berpikir kritis yang datanya digunakan untuk uji ketuntasan dan uji beda. Untuk analisis data kualitatif menggunakan tiga langkah utama yaitu reduksi data, penyajian data, dan membuat simpulan.z
Hasil dan Pembahasan
Hasil analisis data menunjukkan bahwa penerapan model PBL secara signifikan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika. Salah satu alasan utama adalah PBL mendorong siswa untuk terlibat dalam proses berpikir yang reflektif dan analitis saat mereka berusaha memecahkan masalah matematika yang kompleks. Siswa dilibatkan dalam aktivitas pemecahan masalah, analisis data, evaluasi argumen, dan penalaran logis yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis mereka. Penelitian ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan siswa untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi informasi, menganalisis dan mengintegrasikan konsep matematika, serta menyimpulkan dan menyusun argumen secara logis. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aizikovitsh (2015) bahwa apabila guru konsisten dan sistematis untuk mendorong siswa berpikir kritis di kelas dengan memberikan permasalahan kehidupan nyata, mendorong untuk berdiskusi dan merencanakan investigasi pelajaran, maka siswa akan cenderung terampil dalam berpikir kritis dan mengembangkan bahasa berpikir kritisnya.
Selain itu, hasil dari penelitian ini juga menemukan bahwa model PBL berkontribusi pada peningkatan karakter tanggung jawab siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rasyidah (2011) yang menyatakan bahwa karakter tanggung jawab dapat mengembangkan kemampuan matematis siswa. Siswa memiliki peran aktif dalam mengambil tanggung jawab atas proses pembelajaran mereka sendiri. Mereka belajar untuk mengatur waktu, berkolaborasi dengan anggota tim, dan mengatasi tantangan yang muncul dalam mencapai tujuan pembelajaran. Selama proses pembelajaran, siswa didorong untuk mengambil inisiatif, mengelola diri, dan menjaga komitmen mereka terhadap tugas-tugas yang diberikan. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa siswa menunjukkan peningkatan dalam sikap tanggung jawab, kemampuan bekerja secara mandiri, dan partisipasi aktif dalam diskusi kelompok. Hal ini mengindikasikan bahwa PBL dapat membantu mengembangkan karakter tanggung jawab siswa.
Hubungan saling mempengaruhi antara kemampuan berpikir kritis dan karakter tanggung jawab siswa dalam pembelajaran matematika melalui PBL. Ditemukan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa berkontribusi pada pengembangan karakter tanggung jawab mereka, karena kemampuan berpikir kritis melibatkan kemampuan siswa untuk mempertanyakan, menganalisis, dan mengambil tanggung jawab atas pemikiran mereka sendiri. Sementara itu, karakter tanggung jawab yang kuat juga mendukung kemampuan berpikir kritis, karena siswa yang bertanggung jawab akan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan mencari solusi yang efektif. Hubungan ini menunjukkan bahwa PBL dapat menjadi pendekatan yang holistik dalam mengembangkan kedua aspek tersebut secara simultan.
Implikasi dan Rekomendasi
Model PBL dapat memberikan alternatif yang efektif dan inovatif dalam mengajar matematika yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan karakter tanggung jawab siswa. Rekomendasi dapat diberikan kepada guru matematika untuk menerapkan PBL dalam pembelajaran mereka, memperhatikan desain dan struktur tugas yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa. Selain itu, penting juga bagi sekolah dan sistem pendidikan untuk mendukung pelaksanaan PBL dengan menyediakan sumber daya yang diperlukan dan memberikan pelatihan kepada guru dalam penerapan PBL.
Penelitian ini memberikan pemahaman lebih dalam tentang potensi PBL dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan karakter tanggung jawab siswa dalam pembelajaran matematika SMA. Hasil dan pembahasan tersebut dapat menjadi panduan bagi para pendidik dan praktisi pendidikan dalam merancang strategi pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan karakter tanggung jawab siswa di bidang matematika.
Daftar Pustaka
Aini, N.N., Sukestiyarno., & Waluyo, S.B. 2015. "Analisis Komunikasi Matematis dan Tanggung Jawab Pada Pembelajaran Formulate Share Listen Create Materi Segiempat". Unnes Journal of Mathematics Education Research, 4(2):115-123.
Aizikovitsh, E., & Cheng, D. 2015. "Developing Critical Thinking Skills from Dispositions to Abilities: Mathematics Education from Early Childhood to High School". Creative Education, 6, 455-462.
Creswell, J.W. 2013. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Terjemahan Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Terjemahan Benyamin Hadinata. Jakarta: Erlangga.
Jensen, E. 2008. Brain-Based Learning The New Science of Teaching & Training. Translated by Yusron. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rasyidah, U.H., Pratiwi, R., & Sulur. 2011. "Pengembangan Karakter Tanggung Jawab, Kejujuran, Tekun/Gigih dan Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Fisika Matematika II Melalui Perkuliahan Terpadu". Prosiding Seminar Nasional Penelitian 2014. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Rusmining., Waluya, S.B., & Sugianto. 2014. "Analysis of Mathematics Literacy, Learning Constructivism and Character Education". International Journal of Education and Research, 2(8):331-340.
Rusmono. 2014. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu: Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru Jilid 2. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI