Mohon tunggu...
AGUNK GABUS
AGUNK GABUS Mohon Tunggu... Freelancer - kerja seni freelance

berproses-bekerja-berkarya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kupi Kupi

16 Agustus 2021   23:15 Diperbarui: 19 November 2023   19:10 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 " KUPU KUPI "

Agunk Gabus

Sebuah taman di tengah kota. Tempat bermain anak-anak melepaskan kegembiraan bersama orang tua mereka. Bermain bola. Tertawa-tawa di papan jungkit. Wajah-wajah riang mewarnai taman dengan aneka permainan. Di sebuah sudut taman. Bunga beragam warna menghiasi. 

Sekumpulan kupu-kupu beterbangan sesekali hinggap di antara dedaunan dan menghisap nektar bunga. Seekor kupu-kupu berbintik merah di ujung sayapnya menyapa hangat. "Hai, teman-teman selamat pagi semua." sapanya terdengar renyah. "Helloo, apa kabar cantik ?" kupu-kupu Biru membalas sapa. "Ayo, bermainlah bersama kami." Sembari terbang bersama kawan-kawannya. Tak menunggu lama, ia pun menyusul. Kepak sayapnya meliuk-liuk menyusuri dahan dan ranting.

Tidak jauh dari mereka hinggap pada sekumpulan bunga. Terdengar isak tangis lirih dari kupu-kupu kecil yang berdiam di pucuk daun. Isak tangis kesedihan. Mendengar suara itu, kupu-kupu Biru terkejut. "Kawan-kawan, apakah kalian juga mendengar ada suara tangisan ?" katanya lantang. "Benar, di ujung sana !" jawab kupu-kupu Bintik Merah. "Yuk, kita samperin. Mungkin sesuatu telah terjadi padanya." Kupu-kupu sayap Kuning mengajak semua menuju pucuk daun.

"Oh, ternyata kamu di sini. Kenapa menangis, Kupi?" tanya kupu-kupu Biru. "Aku..aku.." Suara Kupi bercampur isak tangis. Kupu-kupu Bintik Merah mengelus sayap Kupi. "Katakan pada kami apa yang telah terjadi sehingga membuatmu bersedih." Bintik Merah mencoba menenangkan.

 "Kita adalah temanmu. Semua saling membantu. Tidak baik bersedih sendirian." Sayap Kuning menimpali. "Terimakasih semuanya, kalian sudah peduli denganku. 

Aku hanya ingin bertemu ayah bundaku." Isak tangisnya sedikit tertahan. Sesaat semua terdiam. Ikut merasakan yang dialami Kupi.  Hingga larut dalam sepenggalan kisah saat Kupi menceritakan dirinya dari kecil hingga sekarang belum pernah bertemu ayah bundanya.

"Aku mohon kalian bisa menolong mencari ayah bundaku. Bantulah aku, kawan-kawan. Betapa bahagianya kalian yang memiliki kedua orang tua. Menyayangi kalian. Hidup kalian bahagia. Sedangkan aku..." Tangis Kupi akhirnya pecah. Sayap Hijau Bintik Hitam berusaha menenangkan kegundahan hati Kupi. 

"Sudahlah Kupi. Jangan larut dalam kesedihan. Tak ada guna menangis. Semua telah terjadi. Saatnya kini kita bersama-sama mencari ayah bundamu dimana mereka sekarang berada. Apakah kalian punya ide ?"

"Aku punya !" Kupu-kupu bersayap Hitam lantang bersuara. "Kita bagi dalam kelompok ini menjadi kelompok kecil. Kita ada sembilan. Berarti ada tiga kelompok. Masing-masing kelompok akan mencari tempat-tempat yang ditentukan sesuai kesepakatan. Bagaimana kawan-kawan dengan ideku ini ?" tanya sayap Hitam. 

" Ok, aku setuju." jawab Bintik Merah. "Ide luar biasa." Sayap Biru menimpali. Sayap Hijau Bintik Hitam langsung sepakat dengan usulan sayap Hitam lantas membagi mereka menjadi tiga kelompok kecil. "Kamu, Hitam. Ambilah dua teman ikut bersamamu. Yang bergabung dengan Bintik Merah. Cepat berkumpul." Suara tegas sayap Hijau Bintik Hitam mengarahkan teman-temannya.  

Kupu-kupu lain langsung bergabung sesuai kelompok mereka. "Kupi dan Biru, kita bergabung sekarang."  Hijau Bintik Hitam menunjuk keduanya. "Kemana kita akan mencari ayah bundaku ?" tanya Kupi.

Sayap Hitam berkata. "Kelompokku akan mencarinya di sekitaran hutan pinggiran kota ini." "Kami akan berupaya menemukannya pada taman-taman apartemen juga mall perbelanjaan". Sahut Bintik Merah. Sayap Hijau Bintik Hitam berkata tegas. "Baiklah kalau kalian sudah tahu yang dituju. Kami sendiri akan berusaha sekuat tenaga mencari di aliran sungai, sepanjang pantai, persawahan, padang savanah, bukit dan gunung. Mari kita berangkat."

Tiga kelompok kupu-kupu beterbangan menuju arah tujuan pencariannya masing-masing. Wajah yang penuh semangat dan keceriaan demi membantu Kupi mencari keberadaan ayah bundanya. Melintasi satu tempat ke tempat lainnya. Menyusuri segala halang yang merintang dalam perjalanan panjang.

Hingga suatu hari kelompok kupu-kupu itu kembali lagi bertemu di sudut taman kota. Tempat mereka berasal. Tampak lelah bercampur kecewa terlihat di rona wajah mereka. Keceriaan pun menghilang. Mereka terdiam. Tanpa mereka sadari, dua kupu-kupu terbang mendekat. "Kenapa kalian diam semua ? Ada apakah ? Apa yang terjadi pada kalian semua ?" Kupu-kupu Motif Kayu bertanya.

Dengan langkah lunglai Kupi menceritakan bahwa dirinya bersama teman-temannya telah satu bulan mencari keberadaan ayah bundanya ke segala tempat. Tetapi tidak berhasil menemukan mereka. "Oh, begitu. Kami mengerti kesedihan dan semangat kalian." Kupu-kupu Pink menguatkan hati mereka. "Kami juga pernah mengalami semacam ini. 

Kehilangan putri kesayangan satu-satunya. Hati kami tetap tabah dan tegar menjalani tanpa kehadirannya. Sampai bertemu kalian sekarang." Sontak semangat Kupi membara mendengarnya. "Maukah menjadi ayah bundaku ? Aku mohon..." pinta Kupi dengan wajah berbinar-binar. "Kami mohon sudilah menjadi ayah bunda bagi Kupi." Serentak semua kupu-kupu meminta.

"Kupi, mulai hari ini kamu adalah anakku." Kupu-kupu Pink berkata lembut sembari mendekap penuh kasih. Kupi larut dalam keharuan. Tanpa aba-aba.  Serentak semua bersorak. "Horeeeee .......!!!!". Kupu- kupu beterbangan ceria merayakan kegembiraan di sudut taman kota.

. 

 July, 28. 2021. 14.30

Ponorogo, Jatim

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun