Tuhan memang sangat baik dengan segala keadilan dan skenarionya kepada semua makhluknya di dunia ini, entah apa yang akan di skenariokan Tuhan kepada kami, sungguh kami benar benar tidak mengetahui bahkan semenit kedepanya.Â
Malam ini kami kembali bergulat dengan pikiran random yang ada di benak kami masing-masing. Bertiga kami ngobrol malam ini mencoba memaknai dan menduga setiap kejadian dan peristiwa yang terjadi saat ini.Â
Para Ormas keagamaan mulai asyik memainkan Peranan di bidang Tambang, kami mencoba berkhusnudzon mungkin saja untuk semakin memudahkan lapangan pekerjaan setiap umat beragama dalam organisasi keagamaan tersebut, Tetapi kami juga pesimis dan berprasangka yang tidak baik, jangan jangan memang sekarang para pemuka agama dalam ormas tersebut mulai rakus akan jabatan, bisnis dan soal uang.Â
Kami mencoba menarik garis kebelakang bukankah akhir-akhir ini sering terjadi konflik soal lingkungan dan tambang, lalu bagaimana jika kelak ormas agama yang notabene di percaya masyarakat sebagai ormas terbesar di negeri ini mengelola pertambangan dan responnya jika terjadi konflik-konflik lingkungan dan sosial, bukankah ini namanya di adu domba antara ormas keagamaan dan umatnya atau para pengikutnya?Â
Lantas bagaimana penyelesaiannya? Agak lama kami membahasnya dan tidak habis pikir dengan perbuatan serta keputusan dan ataupun kebijakan yang diambil oleh Para pemangku kepentingan Negeri ini.Â
Kemudian kami berpindah topik tentang sehari hari mulai dari pekerjaan yang kami jalani masing-masing dengan berbagai problematikanya yang kadang mendapatkan job dan kadang tidak, Â mengingat pekerjaan kami sebagai tenaga jasa di bidang freelance yang pendapatannya juga bergantung pada job yang biasa kami kerjakan, bisa sehari hanya Rp. 50.000, 00 dan sampai Rp. 500.000,00 semua bergantung pada besar kecilnya pekerjaan yang kami kerjakan.Â
Kami bertiga adalah teman baik sejak lama bahkan makian, umpatan bagi kami adalah sebuah bumbu penyedap dalam hubungan pertemanan kami, kami bukan tidak pernah menaruh jengkel satu sama lain bahkan teramat sering, tetapi kami sepertinya memang ditakdirkan untuk tidak egois, meskipun kami memiliki ego masing-masing dan prinsip yang berbeda satu sama lain.Â
Kami meyakini bahwa sikap iri selalu ada dalam diri kami bahkan pada hal sekecil apapun terutama soal pekerjaan dan kesibukan masing masing namun berhasil kami selesaikan dengan ngopi dan saling paido satu sama lain bahasa Indonesianya saling memaki bukan saling menasehati, tetapi justru itu lah kami bisa berteman hampir separuh usia kami selama ini.Â
Ketika waktu mulai semakin larut, pikiran kami semakin lepas dan mengembara kembali menyusun langkah langkah dan rencana rencana panjang untuk menata hari esok, bukan karena kami tidak percaya bahwa Tuhan telah menyiapkan Rezeki setiap hambanya, namun lebih kepada salah satu bentuk ikhtiar bahwa kami masih manusia dan salah satu bentuk kepercayaan kami terhadap sebuah ayat yang bisa diartikan "Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu merubah nasibnya" pendekatan kami dalam ayat itu jelas bahwa Tuhan telah memberikan kita bekal sedemikian komplit, mulai jasad, akal, pikiran, hati nurani, otak, indera dan bahkan sebuah tuntunan baik secara tertulis berupa Mushaf, hadist dan segala jenis nya, maupun secara sirr, insting dan lain lain.Â
Untuk hari esok kita harus punya tujuan, minimal demi keluarga, demi anak cucu, dan demi calon istri bagi yang belum menikah seperti saya, dan demi calon anak anak serta cucu cucu saya juga kelak. Bahwa kehidupan dengan sistem pemerintahan saat ini sudah sangat tidak mendukung kita untuk bisa berbuat banyak, kita harus bisa mandiri bertumbuh dan berkembang dengan minimal membuka sebanyak mungkin peluang untuk usaha bermacam macam jenisnya untuk bisa menciptakan sebesar besarnya kesempatan dalam sistem keberpihakan yang semakin sempit terhadap orang orang yang tidak mempunyai status sosial apa apa seperti kami, kecuali status sebagai Warga Negara, itupun  kalo masih diakui oleh Negara.Â
Jika negara membuat sistem dan aturan yang semakin mempersulit maka kita jangan mengikuti aturan itu kita ciptakan sendiri peluang peluang yang kita bisa, kita rebut kembali kebebasan kita sebagai manusia, bukan sebagai warga negara, kita ciptakan sebesar mungkin kesempatan sebagai hamba Tuhan  bukan sebagai rakyat yang selalu di korbankan. Prinsipnya adalah Kita harus mandiri dan terus berusaha dan jangan pernah lagi berharap pada Negara. Karena kita sebagai manusia yang telah merdeka semenjak sebelum terlahir ke dunia dan dijadikan makhluk yang bernama Manusia.
Malang 26 Juli 2024
#biliksunyi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H