Mohon tunggu...
Agung Widiatmoko
Agung Widiatmoko Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Biasa

Menulislah selama bisa

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Puasa dan Kehormatan

6 Mei 2019   23:57 Diperbarui: 7 Mei 2019   18:56 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puasa dan Kehormatan
Apa itu Puasa, Puasa adalah menahan apa yang selama ini kita cenderung membebaskan, atau melepaskan, Puasa adalah mengerem segala sesuatu yang selama ini kita biarkan bebas lepas ngegas tanpa kita pernah menguranginya. Puasa bukan perang melainkan lebih kepada pengendalian atas segala sesuatu pada diri sendiri, keinginan, syahwat dan sejenisnya termasuk ego dan lain sebagainya.

Aspek puasa bukan hanya terletak pada makan dan minum, melainkan lebih kepada kontrol terhadap diri sendiri, jadi tidak benar jika Puasa hanya sebatas menahan lapar dan Haus kemudian karena ketakutan akan batalnua menahan rasa lapar dan haus lantas meminta dan menghimbau agar warung warung makanan tutup ketika orang orang berpuasa, lalu bagaimana solusi kita jika kita meminta warung warung makanan itu tutup ketika bulan puasa sementara kehidupan mereka, untuk nafkah anak anak dan keluarga mereka hanya bergantung pada warung makanan tempat mereka berjualan?

Perlukah penghormatan atas orang berpuasa? Saya berpendapat begini, jika Puasa adalah sebuah jalan untuk kita bisa menjadi manusia yang terhormat dimata Tuhan lantas buat apa kita meminta di hormati oleh orang lain? Orang yang masih membutuhkan penghormatan maka berarti dia masih belum terhormat. Jika puasa adalah mengendalikan keinginan bukankah batal puasanya jika kita mengharapkan penghormatan atas puasa kita?

Seyogyanya Puasa adalah jalan bagi kita untuk lebih menghargai dan menghormati segala sesuatu bukan justru meminta di hargai dan di hormati. Puasa adalah jalan sunyi yang tak harus diketahui oleh orang lain atau makhluk lain kecuali hanya oleh Tuhan. Diriwayatkan oleh Bukhari, 1761 dan Muslim, 1946 dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu berkata, Rasulullah sallallahu'alai wa sallam bersabda, "Allah berfirman, 'Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya." Lalu kenapa kita harus menggembar gemborkan kalo kita berpuasa dan sampai minta di hormati? Bahkan sampai harus sweeping tempat tempat hiburan malam, warung makan dan lain lain? What the Fuck dalam pikiran dan gumamku.

Kalo Puasa justru menutup tempat tempat hiburan seperti karaoke dan lain lain lalu dimana tantangan Orang berpuasa? Dimana esensinya godaan orang orang berpuasa? Bukankah semakin besar godaan dan tantangan justru semakin bernilai tingkat dan kadar puasa kita? Kalau warung warung makanan tutup di siang hari lalu dimana perang dalam hati antara nafsu ketika lapar dan keimanan pada tuhan akan beradu?

Puasa akan memiliki esensi dan Nilai ketika terjado perseteruan antara nafsu dan Iman, antara memilih melepaskan atau mengendalikan, antara mengikuti godaan dan rayuan syetan yang membisiki nafsu dan syahwat ataukah justru memilih jalan kesadaran dan sepenuhnya memasrahkan diri kepada Tuhan.

Puasa adalah jalan kehormatan bukan jalan meminta untuk dihormati, puasa adalah jalan Martabat bukan jalan mencari hormat yang menyengsarakan rakyat.

Wassalam,
Agung widiatmoko
Malang 6 may 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun