Sejak tragedi Kanjuruhan yang mengotori dunia sepak bola Indonesia melalui kerusuhan di akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022 tersebut telah menewaskan ratusan orang dan pada ribuan orang lainnya terluka. Sampai sekarang, orang-orang yang menjadi korban tetap memperjuangkan keadilan dan merasa hal tersebut mengecewakan karena proses hukum sama sekali tidak memberikan titik terang.
Di setiap kesempatan, keluarga para korban juga mengetahui pahatan karena ada beberapa otak perkara yang dalam argumen berkelanjutan harus lebih terpeluh ditahukan bila dibandingkan dengan semua yang seharusnya. Para keluarga korban tidak dapat memahami mengapa yang diproses hukum hanya pihak-pihak di tingkat pelaksana, sementara pihak-pihak lain yang lebih tinggi seperti kepala federasi sepak bola ini dan polisi seolah-olah terhindar dari hukum.
Kartini termasuk salah satu dari orangtua korban usaha yang mereka lakukan untuk mencari keadilan dalam dua tahun ini terus mentok. Pada tahun 2023 bulan April, misalnya beberapa keluarga korban Bersama tim pendamping hukum ke Jakarta untuk melapor ke badan reserse dan criminal (bareskrim), komisi kejaksaan agung, serta Lembaga lainya. Saat ini mereka mendesak agar apparat hukum mengusut tuntas.
Akan tetapi Upaya yang dilakukan oleh keluarga korban tak berbuah hasil, kartini menyatakan laporan mereka seakan taak digubris, sampai sekarang tidak ada tindakanya. Kami keluarga korban masih kecewa dengan penegakan hukum di negeri ini. Keadilan itu ada di mana, kami tidak mendaptkannya. Kata kartini dalam acara peringatan dua tahun tragedi tersebut. Kabupaten malang, provinsi jawa timur, senin, 30 september 2024.
Dibalik itu semua mereka juga mengalami perjuangan panjang yang terkadang sangat rumit yaitu proses hukum. Keluarga para korban, pada dasarnya, meminta penuntasan yang tuntas dan adil terhadap kasus ini. Yang mana, mereka akan sangat menginginkan semua pihak yang menjadi penyebab terjadinya tragedi ini bisa mendapatkan "hukum" yang setimpal melalui perbuatan yang mereka lakukan.
Tragedi Kanjuruhan harus menjadikan pelajaran bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Pemlicinan ini mengingatkan kita tentang perlunya keselamatan dan keamanan pada saat berlangsungnya sebuah pertandingan olah raga yang berlaga. Dan semua pemerintah dan federasi olahraga yang tersangkut dalam masalah ini harus bekerja keras untuk menghindari terulangnya peristiwa yang sama di masa depan.
Para keluarga korban berharap kasus ini mampu menjadi sebuah momentum untuk reformaasi masif di dunia manajemen sepak bola di Indonesia. Selain itu, mereka pun memiliki harapan Pemerintah seharusnya bisa lebih fokus dalam melindungi hak-hak dari para korban serta keluarga yang menjadi korban.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H