Siapa di antara pencinta olahraga bulu tangkis Indonesia yang tak mengenal Taufik Hidayat. Namanya sudah menjadi ikon bulu tangkis Indonesia. Dengan gaya bermainnya yang sangat berkarakter, Taufik sudah memberikan banyak pencapaian untuk Indonesia. Namun, ada satu prestasi yang sangat diidamkan olehnya dan tidak diraihnya hingga akhir kariernya, simak kisahnya.
Perjalanan KarirÂ
Meskipun tak pernah menjadi juara All England, Taufik Hidayat telah membuktikan kualitasnya sebagai salah satu pemain bulu tangkis terbaik dunia. Sederet gelar juara bergengsi telah berhasil ia raih, di antaranya:
- Medali Emas Olimpiade Athena 2004: Prestasi tertinggi yang pernah diraih oleh seorang pemain bulu tangkis tunggal putra Indonesia.
- Juara Dunia 2005: Taufik berhasil menjadi yang terbaik di ajang Kejuaraan Dunia Bulu tangkis.
- Juara Asia Berkali-kali: Taufik telah beberapa kali menjuarai Kejuaraan Bulu tangkis Asia.
- Piala Thomas: Taufik juga berperan penting dalam membawa Indonesia meraih Piala Thomas sebanyak dua kali.
Kegagalan di All England
All England Open Badminton Championships merupakan kompetisi bulutangkis tertua se dunia. Menjadi juara pada pertandingan ini adalah cita-cita setiap atlet bulu tangkis. Di mana gelar All England dianggap sebagai indikator yang jelas bahwa pemain bulu tangkis menjadi paling berkualitas setalah juara.
Yang diinginkan oleh Taufik adalah All England, sebuah turnamen bulutangkis tertua di dunia, meski final seringkali ia capai tetapi ia tidak dapat memenangkan kejuaraan. Terutama kekalahan di final All England tahun 1999 dan 2000 sangatlah pahit bagi karier bulu tangkisnya.
Legenda yang Tak Tergantikan
Taufik Hidayat meski tidak dapat mendapatkan gelar All England namun tetap menjadi salah satu legendaris bulu tangkis Indonesia. Kecintaan untuk berjuang dan meraih prestasi yang telah ada pada dirinya tidak akan bisa dihilangkan oleh waktu. Banyak generasi muda yang terinspirasi oleh Taufik Hidayat untuk senantiasa berjuang mengharumkan bangsa ini melalui bulu tangkis.
Pesan Taufik Hidayat
 "Saya mengucapkan terima kasih untuk pecinta bulu tangkis, buat orang tua saya PBSI yang selama ini menaungi atlet. Mudah-mudahan dengan berakhirnya karier saya sebagai atlet, banyak pemain junior bisa lebih baik lagi dari pada saya, mungkin dari kepribadian, prestasi, dari segala-galanya. Semoga mereka bisa jadi pemain yang lebih hebat," tutur Taufik dalam konferensi pers terakhirnya sebagai pemain, Rabu (12/6/2013).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H