Mohon tunggu...
Agung EfendiSaputra
Agung EfendiSaputra Mohon Tunggu... Guru - guru

hobi main game

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Silih Asah, Silih Asuh, Silih Asih Beserta Pengkuh Agamana, Luhung Elmuna, Jembar Budayana

20 Oktober 2024   17:16 Diperbarui: 20 Oktober 2024   17:20 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung Paguyuban Pasundan

Untuk melengkapi konsep Silih Asah, Asih, dan Asuh serta Salapan Rawayan, masyarakat Sunda juga mengedepankan tiga prinsip utama lainnya, yaitu Pengkuh Agamana, Luhung Elmuna, dan Jembar Budayana.

Pengkuh Agamana (kuat agamanya) menekankan pentingnya keyakinan spiritual yang kokoh. Agama dalam budaya Sunda bukan hanya sebagai identitas, tetapi menjadi dasar moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari. Pengkuh agamana menggarisbawahi bagaimana agama menjadi sumber kekuatan batin, ketenangan, dan pedoman hidup bagi masyarakat. Seorang individu yang pengkuh agamanya akan memiliki integritas yang kuat, jujur, dan bijak dalam setiap keputusan yang diambil .

Luhung Elmuna (tinggi ilmunya) mengacu pada pentingnya pendidikan dan pengetahuan. Masyarakat Sunda sangat menghargai ilmu pengetahuan sebagai cara untuk mencapai kemajuan dan kebijaksanaan. Luhung elmuna berarti individu harus terus belajar, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk memberikan kontribusi bagi masyarakat. Pengetahuan dianggap sebagai sesuatu yang harus terus diasah dan dikembangkan untuk kemaslahatan bersama .

Jembar Budayana (luas budayanya) adalah prinsip yang mengacu pada kemampuan individu untuk memahami dan menghargai keragaman budaya. Budaya Sunda, meskipun memiliki identitas yang kuat, tetap terbuka terhadap pengaruh luar, selama tidak menghilangkan esensi dari nilai-nilai lokal. Jembar budayana berarti seseorang memiliki wawasan yang luas tentang tradisi dan nilai-nilai budaya, baik dari budaya lokal maupun global, dan mampu mengaplikasikannya dengan bijak dalam kehidupan sehari-hari .

Integrasi Konsep-konsep Sunda dalam Kehidupan Modern

Konsep Silih Asah, Asih, dan Asuh, Salapan Rawayan, serta Pengkuh Agamana, Luhung Elmuna, dan Jembar Budayana bukan hanya sekadar nilai tradisional, tetapi memiliki relevansi yang tinggi dalam kehidupan modern. Di era globalisasi yang penuh dengan tantangan baru, seperti individualisme, materialisme, dan perubahan sosial yang cepat, nilai-nilai ini menjadi fondasi yang sangat penting bagi masyarakat Sunda untuk tetap berpegang teguh pada identitasnya sambil beradaptasi dengan perubahan zaman.

Nilai Pengkuh Agamana memberikan pedoman moral yang kokoh di tengah tantangan etika dan perubahan sosial. Sementara itu, Luhung Elmuna menekankan pentingnya pendidikan dan inovasi di era teknologi. Jembar Budayana mengajarkan pentingnya memahami dan menghargai keragaman budaya di tengah globalisasi.

Dalam konteks ini, Silih Asah, Asih, dan Asuh serta Salapan Rawayan tetap menjadi panduan untuk menjaga keharmonisan sosial dan membangun karakter individu yang kuat.

Kesimpulan

Pandangan hidup orang Sunda yang mencakup Silih Asah, Asih, dan Asuh, Salapan Rawayan, serta prinsip Pengkuh Agamana, Luhung Elmuna, dan Jembar Budayana, merupakan warisan budaya yang sangat penting untuk dipertahankan. Nilai-nilai ini tidak hanya relevan untuk membentuk karakter individu yang ideal, tetapi juga menjadi panduan dalam menghadapi tantangan modern. Dengan memegang teguh nilai-nilai ini, masyarakat Sunda dapat terus berkembang tanpa kehilangan identitas budayanya, dan tetap berkontribusi secara positif dalam kehidupan sosial, spiritual, dan intelektual di masa depan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun