Mohon tunggu...
Agus Santosa
Agus Santosa Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Guru Sosiologi pada SMA Negeri 3 Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sosiologi dalam Kurikulum SMA/MA 2013

28 April 2014   16:16 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:06 10394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya, Sosiologi SMA/MA dalam Kurikulum 2013 cukup jelas wajahnya. Dalam perjalanan draft, pembelajarannya pernah akan digabungkan dengan Antropologi, dan ini mendapatkan banyak reaksi dari para ahli, karena perkawinan Sosiologi dengan Antropologi dalam pembelajarannya di SMA diprediksi akan melahirkan kekacauan konsep, mengingat ada perbedaan sudut pandang dan metodologi di antara keduanya. Sekarang, sudah pasti Sosiologi diajarkan tersendiri, terpisah dari Antropologi. Sosiologi diajarkan di program peminatan dan lintas peminatan ilmu sosial, sedangkan Antropologi diajarkan di program peminatan dan lintas peminatan Bahasa.

Mengenai pokok-pokok materi yang harus dibelajarkan, setelah mencermati KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) pada Lampiran Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013, tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MAsebenarnya tidak banyak perbedaan dengan Kurikulum  sebelumnya, baik 1994, 2004, maupun KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang diterapkan sejak 2006, kecuali bahwa dalam kuirkulum baru Metode Penelitian Sosial sederhana harus telah dibelajarkan kepada siswa sejak kelas X.

Hal baru terdapat padapendekatan, metode, dan strategi pembelajaran. Berdasarkan standar proses (Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013), pembelajaran dituntut menggunakan pendekatan saintifik, yaitu(1) melakukan pengamatan atau obervasi terhadap gejala, (2) menanya, (3) mengeksperimenkan atau mengeksplorasi, (4) melakukan asosiasi, dan akhirnya (5) mengomunikasikan, yang dalam berbagai sosialisasi kurikulum baru ini disebut 5-M, atau inquiry/discovery base learning dan project base learning sehingga memenuhi 14 prinsip pembelajaran, yaitu

1.dari peserta didik diberitahu menuju peserta didik mencari-tahu,

2.dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar,

3.dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah,

4.dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi,

5.dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu,

6.dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi,

7.dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif,

8.meningkatan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills),

9.pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat,

10.pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);

11.pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;

12.pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas,

13.pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan

14.pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Pendekatan demikiansesungguhnya serupa, atau tidak jauh berbeda, dengan yang ada pada kurikulum-kurikulum sebelumnya, seperti CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) pada Kurikulum 1984, pendidikan keterampilan proses pada Kurikulum 1994, maupun pembelajaran berbasis kompetensi pada Kurikulum 2004 yang kemudian disempurnakan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Tahun 2006. Subtstansi dari pembelajaran tersebut adalah tidak lagi berorientasi pada guru (sebagaimana Kurikulum 1973), melainkan berorientasi kepada peserta didik. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar, melainkansebagai fasilitator, motivator, dan perancang pembelajaran. Sumber iibelajar dapat berupa apa saja, di mana dan darimana saja (aneka sumber belajar), dari sumber-sumber on line, buku, majalah, dan berbagai dokumen tertulis, audio, bahan-bahan audio-visual, termasuk sumber-sumber belajar yang langsung dari masyarakat.

Selanjutnya, jika dalam kurikulum sebelumnya guru diwajibkan untuk menyisipkan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran, dan mencantumkannya dalam silabus serta rencana pembelajaran,dalam kurikulum baru ini tidak perlu lagi. Hal yang semacam dengan pendidikan karakter sudah pada KI di setiap mata pelajaran, yaitu menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya (KI-1), dan menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia (KI-2).

Kemampuan atau kompetensi ideal (KI-1 dan KI-2) tersebut, diharapkan dapat tercapai setelah guru membelajarkan para peserta didiknya dengan bahan ajar sesuai dengan disiplin ilmu atau mata pelajarannya dan menjadikan peserta didiknya mampu memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin-tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah (KI-3),  dan mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan (KI-4).

Dalam Kurikulum 2013 ini materi pokok dan prosedur pembelajaran sudah ditentukan dalam silabus yang diterbitkan secara nasional, menjadi bagian tak terpisahkan dari Kurikulum 2013.

Tabel Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Sosiologi

pada Strukur Kurikulum SMA/MA 2013

Kelas X

Kompetensi Inti

Kompetensi Dasar

1.Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1.1Memperdalam nilai agama yang dianutnya dan menghormati agama lain

2.Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.1Mensyukuri keberadaan diri dan keberagaman sosial sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa

2.2Merespon secara positif berbagai gejala sosial di lingkungan sekitar

3.Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

3.1Mendeskripsikan fungsi Sosiologi dalam mengkaji berbagai gejala sosial yang terjadi di masyarakat

3.2Menerapkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok

3.3Menganalisis berbagai gejala sosial dengan menggunakan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial di masyarakat

3.4Menerapkan metode-metode penelitian sosial untuk memahami berbagai gejala sosial

4.Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

4.1Melakukan kajian, diskusi dan  menyimpulkan fungsi Sosiologi dalam memahami berbagai gejala sosial yang terjadi di masyarakat

4.2Melakukan kajian, diskusi, dan menyimpulkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial antar individu, antara individu dan kelompok serta antar kelompok

4.3Melakukan kajian, diskusi dan mengaitkan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk mengenali berbagai gejala sosial dalam memahami hubungan sosial di masyarakat

4.4Menyusun rancangan, melaksanakan dan menyusun laporan penelitian sederhana serta mengkomunikasikannya dalam bentuk tulisan, lisan dan audio-visual

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun