aku susah tidur
terpenjara dalam angan-anagn
seperti malaikat aku setia pada malam
juga bintang-bintang
kudapati air mengalir dan terbang
melintas mimpi-mimpi
dan terburu-buru
ingin ini berakhir
seperti mimpi diujung subuh
tak ada bayang-bayang yang mampu mengikat makna
dan menjelajah pasir setiap jengkal
sambil berbisik arti dari dunia
tapi sudah ya sudah
terlanjur mataku tertutup
di penjara dalam kenangan
aku tak mampu mengatakan pada dunia
bahwa hari ini aku tak bisa menggapai mimpi
terlalu jauh aku terpenjara di tengah padang pasir
menghisap kaktus-kaktus tak suci
tercemar reklame-reklame tanpa perizinan
aku sudah mati dihempas gelombang janji yang terasing dilautan
seperti hiu sulit sekali digapai...
sambil menghitung jari
aku memilih kepingan hidup
dan memaksanya ada dalam kantong celanku
aku berlari kejalan tanpa ayah
seperti kucing aku hampir berantakan dalam tidihan ban-ban raksasa
telah berulang kali aku jatuh
bahkan diatas tangga gedung-gedung dpr
tapi aku tetap jadi diriku
susah tidur
dimalam yg gelap aku menembus cahaya kedalam gelap
terperangkap bintang-bintang
dan bulan
aku harus setia rupanya
pada tanah dan langit sambil belajar memejamkan mata
meski dingin ini mengusik bulu roma
dan luka hati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H