Mohon tunggu...
R Nanggia
R Nanggia Mohon Tunggu... Guru - Mahasiwi

Penulis biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kau dan Malaikatku

25 Januari 2020   18:21 Diperbarui: 25 Januari 2020   18:32 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Barangkali ibumu tak mau
Ditampakkan wajahnya di layar hp manapun
Sekalipun yang melihat orang terdekat

Ibu mu hanya mau baktimu
Bahkan, Ibu tak meminta apapun darimu
Selain kebaikan dimasa depanmu

Dia masih sangat sederhana mencintai rasa

Tidak mengerti tentang derita dan hanya paham tentang bahagia

Asal melihat anaknya tertawa, maka itulah arti bahagia

Walau darah mengucur pada tubuhnya, baginya bukan lah sebuah luka. Tapi bahagia, karena darahnya mengucur untuk kehidupan buah hatinya

Tak bisa berkata tidak dan hanya memaksakan berkata ikhlas dan iya

Demi siapa? Demi engkau nak, sang penguat hidupnya

 ini tentang dia yang hatinya seluas jagad raya, untuk mencintai dan mengasihi.

Ia hanya mengingkan kebersamaan yg nyata, bukan hanya sekedar status semata

Tapi apa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun