Sore itu  langit memerah yang menandakan fajar yang kan tergantikan malam, bersama mendung yang membawa utuh rindu itu. Dan akhirnya hujan menyapaku bersama senja. Mereka sangat kompak, membuatku duduk di pojok koridor rumah meminum secangkir coklat. Lagi dan lagi suasana hati seperti itu datang menyapaku, membuatku tersenyum kecil. Dalam hati aku bertanya, perasaan semacam apakah ini?
Bukankah setiap orang berhak memiliki rasa? Rasa suka atau rasa benci. Kini aku lah yang sedang merasakan nikmatnya meyukai hal yang bukan semestinya. Suka ini membuatku gila, membuatku tak mampu mengendalikan hati. Kau datang dan membuat hatiku terbawa semudah itu. Layaknya angin yang membawa kapas, kau berhasil menerbangkanku dan memindahkan hatiku pada tempat yang tak semestinya.Â
Tak terasa senja tlah digantikan dengan malam, dan kini hujan pun tlah menjadi rintik-rintik kecil. Aku pun tersadar dari lamunan itu, dan aku hanya tersenyum kecil akan rasa dan fikiran yang beradu.
Malam terus berganti, hari terus berlalu namun perasaanku masih tetap beku dan masih tentangmu. Dalam diam aku menyukaimu dan dalam diam pula aku ingin melupakanmu.tidak tidak! Bukan semakin lupa namun kau semakin membara dalam fikiranku.Â
Lalu salah dan ulah siapa rasa ini? Aku semakin berfikir keras bagaimana menghapus rasa yang kini tlah tumbuh dalam diriku. Di sudut ruangan aku berfikir, andai saja pagi itu aku tak bertemu denganmu mungkin sekarang aku baik-baik saja.Â
Namun menuruti angan tidak akan menyelesaikan masalah, aku sadar betul bahwa kini aku sedang tidak baik-baik saja, sebab kau tlah mencuci bersih otak ku. Dan akhirnya kini kau benar nyata, dan ada untukku.Â
Ribuan tawa kau berikan untukku, jutaan bahagia kau hadirkan pada setiap pertemuan kita. Aku merasa beruntung menjadi wanitamu, aku rasa semesta pun turut bahagia atas kita. Kini aku menjadi sang pemuji cinta. "duhai rasa, kau begitu indah. Kau  tak terlihat namun kau nyata, kau ada".Â
Kau membuat ku menjadi bagian dari kehidupan kecilmu. Sesekali ingin ku bisikan padamu, bahwa aku sangat menyayangimu. Mungkin ucapan terimakasih pun tak cukup mewakilkan bahagiaku atas dirimu. Ingin sekali aku menghentikan waktu, namun ternyata aku tak mampu, dan kini aku terus menikmati tiap detik bersamamu.
Hariku kini tak lagi sama, setelah kau datang dan menjelma jadi malaikat untukku. Kau hadirkan semua kebahagian itu di depan mataku. Kau yang slalu ada untukku. Yang slalu mengerti apa kemauanku, yang memahami egoku. Semakin hari rasa ini menggebu tak menentu. Tiap detik kuraskan rindu.Â
Tak ingin lagi ada jarak yang mengganggu, rasanya ingin sekali selalu berada disampingmu. Hari terus berjalan. Waktu terus bergulir. Keindahan , suka cita menjadi satu. Kau dan diriku terus menjadi kita, semakin erat, semakin ku genggangm, semakin tak kuat untuk melepaskan.Â
Ku kira dirimu adalah seseorang yang sangat sempurna untuk kehidupanku, ku kira kau adalah yang terbaik yang pernah aku dapatkan. Waktuku sangat sempurna, hidupku lebih berwarna. Dan aku rasa dunia adalah kita.