Era 4.0 ini menuntut pelaku industri TV melakukan pengembangan strategi, di antaranya dengan memberikan konten terbaik, informasi maupun berbagai program siaran inovatif. Revolusi industri disrupsi jelas akan menggeser teknologi yang digunakan perusahaan televisi. Meski konten program televisi tidak akan mengalami pergeseran namun hal yang terpenting adalah penguatan konten yang sehat dan berkualitas. Berkaitan dengan program TV, sepakat para insan Televisi untuk memberikan konten yang sehat dan baik bagi pemirsanya. Penguatan konten ini tentunya akan dilandasi dengan kebutuhan para peononton dan target sasaran.
Saat ini pertelevisian pun memberikan layanan streaming agar masyarakat bisa mengakses acara televisi di gadgetnya, hal ini pun merupakan inovasi pertelevisian agar mengikuti zaman yang ada, selain itu pertelevisian mengupdate konten konten yang termasuk hal penting dalam media, karena jika konten semakin menarik maka masyarakat akan tertarik dan bisa beralih ke televisi.Â
Program televisi sangat berpengaruh pada keberhasilan sebuah perusahaan televisi. Program acara televisi juga menentukan siapa target yang akan menonton acara televisi tersebut dan bagaimana cara menyajikannya agar dapat diterima dan dinikmati oleh penonton yang menjadi sasaran tersebut. Meski konten program televisi tidak akan mengalami perubahan yang terlalu banyak karena isi program tetap berdasarkan keinginan pasar yang ditentukan oleh share dan rating, namun tetap saja pengelola harus melakukan intropeksi sebagai dampak dari revolusi industri disrupsi ini.
Program acara televisi juga harus menentukan siapa target yang akan menonton acara televisi tersebut dan bagaimana cara menyajikannya agar dapat diterima dan dinikmati oleh penonton yang menjadi sasaran tersebut. Perusahaan yang satu lagi kehilangan nama beserta kekayannya. Semua digabungkan dengan perusahaan yang lain. Merger dilakukan untuk melakukan efisiensi, yaitu dengan menguasai pasar dan iklan, melalui penggabungan suatu perusahaan media yang dapat menguasai suatu informasi, dan termasuk mendistribusikan informasi yang terkait dengan kepentingan perusahaan bahkan pemiliki.
Dibalik eksistensi media sosial, tidak jarang juga masyarakat masih menonton tv untuk melihat berita, dan info info lainya. Yang kita ketahui di media sosial pun ada beberapa hal negative seperti berita hoax dan isu sara. Namun pada televisi biasanya hal yang bersifat hoax jarang tersiar ketika sebuah informasi harus ditayangkan di televisi. Beberapa masyarakat Indonesia lebih suka menonton daripada membaca, hal ini tentu saja mampu mempertahankan eksistensi pertelevisian sehingga kunci dari pertahanan media pertelevisian saat ini adalah, konten yang menarik, dapat menonton program tv dimanapun dan kapanpun. Sebenarnya tidak ada perbedaan dalam menonton di televisi atau di gadget, yang membedakan hanya layar yang besar dan kecil, hal ini didasarkan pada penikmat media itu sendiri, karena setiap media mempunyai pasarnya.
Menurut Morissan (2011), terdapat dua jenis program televisi yakni:Â
1) Program InformasiÂ
2) Program Hiburan.Â
Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya menambah pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien.
Dalam hal ini program informasi terbagi menjadi dua bagian pertama yaitu berita keras (hard news) artinya sebuah berita yang sajiannya berisi tentang segala informasi penting dan menarik yang harus disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang segera untuk diketahui khalayak.
Kedua berita lunak (soft news) yaitu sebuah program berita yang menyajikan informasi penting dan menarik ysng disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk dalam kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri berada diluar program berita.