Mohon tunggu...
Agus Sutikno
Agus Sutikno Mohon Tunggu... Koki - Belajar, belajar dan terus belajar.

Sederhana dan menghargai prosesnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Balada Si Toha

5 Januari 2020   06:31 Diperbarui: 5 Januari 2020   08:38 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Si Toha yang autis, yang saat itu berumur 13 tahun tidak punya siapa siapa lagi. Tidak ada yang memandikannya setiap pagi dan sore hari, tidak ada yang menyiapkan makan atau menyuapi, ketika Si Toha lapar. Si Toha hidup sendiri. Mungkin ada perhatian dari keluarga besarnya, saudara saudaranya. Tapi bagaimanapun juga mereka juga punya urusan masing masing, punya kebutuhan sendiri sendiri. Apalagi Si Toha yang mulai susah untuk diatur.

Entah dari mana awal mulanya, Si Toha selepas subuh selalu berjalan keluar desanya, menelusuri jalan raya dan pulang menjelang Magrib. Membawa karung sak yang penuh dengan botol botol plastik. Begitu terus setiap hari, Si Toha tidak lagi seperti dulu ketika masih ada Yu Yarti ibunya, yang bersih terawat. Tubuh Si Toha sekarang hitam legam terbakar matahari.

Hampir tiga tahun sudah Si Toha melakukan hal yang selalu sama, pagi keluar rumah, sore pulang membawa satu sak botol botol plastik air mineral juga kemasan minuman apapun. Sampai akhirnya seluruh rumahnya dipenuhi botol botol bekas. Pintarnya Si Toha, botol botol itu selalu dicuci dan dikelompokan sesuai merk dan ukurannya terlebih dahulu sebelum disimpan didalam rumahnya.

Banyak yang menyarankan agar botol botol itu dijual. Tapi si Toha kekeh, untuk menyimpannya lebih lama lagi, mengumpulkannya lebih banyak lagi.
Sampai akhirnya pada suatu sore, beberapa bulan kemudian Si Toha pulang dengan diikuti mobil pick up. Dijuallah botol-botol yang sudah hampir tiga tahun dia kumpulkan. Mobil itu butuh tiga kali jalan untuk membawa semua botol botol itu dengan muatan penuh. 

.........

Kepada yang dituakan di desanya juga saudara saudaranya, Si Toha membawa mereka ke makam kedua orangtuanya, sambil menunjukkan batu nisan di sekitar makam. Dengan bicara yang terbata bata dan susah dimengerti, Si Toha menunjuk satu nisan dan menunjukkan semua uangnya (hasil penjualan botol botol tadi) di atas nisan itu.

Semua tertegun, terdiam, saling pandang, setelah bisa mengartikan apa yang dilihatnya, apa yang dimaksud si Toha. Siapa yang menyangka, hari itu, Si Toha yang punya banyak kekurangan itu, ternyata dari dulu mempunyai cita-cita mulia, membelikan batu nisan untuk kedua orangtuanya. Dan hari itu entah dia menghitung atau kebetulan saja, kurang beberapa hari menjelang 1000 harinya Yu Yarti ibunya.

Lintas Kali Pepe
Boyolali 06 Oktober 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun