Mohon tunggu...
Agoes Soeriadi
Agoes Soeriadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hidup menumpang didunia. Mencoba perbaiki kesalahan dan bekerja lebih baik dari sebelumnya

Selanjutnya

Tutup

Politik

BBM Naik? Bukti Kapitalisme Tak Akan Selamatkan Indonesia

29 Agustus 2014   02:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:14 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

5. Pendeta Gereja Spanyol  Ordo Dominican Raymond Martini menyalin banyak bab dari Tahaful Al Falasifa, Al-Munqid, Misykat Al Anwar, dari Ihya-nya Al-Ghazali

6. St. Thomas  menyalin bab dari Al-Farabi (St Thomas yang belajar di Orod Dominican mempelajari ide-ide Ghazali dan Bar Hebraeus dan Martini).

7. Bapak Ekonomi Barat Adam Smith (1776) dengan bukunya The Wealth Of Nations di duga banyak mendapat inspirasi dari buku Al Amwal-nya Abu Ubayd  (838 M)   yang dalam bahasa Inggrisnya adalah persisi judul bukunya Adam Smith The Wealth.

Selain itu beberapa pemikir muslim yang terkenal sampai kebarat dan jasanya sangat berarti bagi dunia. Al Khawarizmi yang menemukan angka nol membuat Eropa tidak lagi bingung dan tersandera dengan angka romawinya, Ibnu Sina dengan ilmu kedokteran dan ilmu filsafatnya,  Ibnu Khaldun bapak ekonomi Islam  dengna kitab muqadimmahnya serta beliau juga dikenal sebagai pemikir berbagai ilmu lain seperti sosiolgi, antropologi,  peradaban, geografi dan ilmu lainnnya, Al Ghazali dengan berbagai karya besarnya termasuk Ihya Ullumudin yang menjadi bahan yang di ambil idenya oleh barat.

Memang dalam Islam tidak dilarang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya akan tetapi ada batasan sehingga menjadikan manusia bukan menjadikan harta benda sebagai tujuan. Dalam Islam segala sesuatu yang berhubungan untuk hajat hidup orang banyak di kuasai oleh khilafah / negara. Air, hasil bumi seperti migas dan tambang bukan untuk dimiliki dan di eksploitasi orang per orang tapi di eksploitasi bersama untuk kepentingan masyakarat.  Sedangkan bidang-bidang lain yang bisa di usahakn secara pribadi dipersilahkan bahkan negara sangat mendukung dalam hal tersebut.

Sedangkan negara-negara kapitalis tidak ada lagi perbedaan mana hak rakyat banyak dan mana hak individu. Jika si individu punya modal besar maka di berhak menguasai tambang misalkan meskipun itu untuk kepentingan orang banyak. Uang menjadi modal dalam perekonomian kapitalis sehingga ujungnya-ujungnya migas : BBM dan Gas, batubara serta hasil lain yang masuk dalam kepentingan hajat hidup orang banyak dijadikan barang dagangan dan dia atur dengan harga pasar oleh para pemilik modal tadi. Sehingga rakyat mau tidak mau harus mengikuti ritme mereka mau kaya atau miskin. Malangnya barang dagangan yang merupakan hajat hidup orang banyak tadi menjadi sangat riskan karena mempengaruhi harga-harga barang lain.

Maka benar saja bagaimana para sahabat meskipun kaya tapi sangat amat dermawan karena Islam menjadi sandaran dalam bersikap dan bertindak. Mereka tetap berdagang tapi bukan menjadi dagang sebagai yang utama karena bagi mereka perdagangan dengan Allah jauh lebih menguntungkan daripada mengejar perdagangan dengan manusia. Itulah mengapa ketika Allah memerintahkan berjihad dengan harta dan jiwa maka mereka dengan sukarela melakukannya. Itulah mengapa dalam Islam dan syariat Islam keseimbangan kehidupan manusia sangat -sangat amat baik. Islam mengatur dengan baik masalah dari ilmu pengetahuan, ekonomi, politik, budaya secara seimbang.

Itulah mengapa sistem ekonomi kapitalisme yang dibawa melalui misi-misi liberalisme dan demokrasi tidak akan mampu mensejahterakan rakyat secara merata. Tapi lihatlah di dalam Islam kekayaan bukan keutamaan sehingga menghindarkan manusia dari sikap dan sifat tamak seperti korupsi, berebut jabatan dengan uang mereka dan menjadikan jabatan tersebut untuk kepentingan mereka dan golongan mereka, serta sifat-sifat keduniaan lainnya.  Maka kita bisa belajar dan mengulang membaca sejarah bagaimana para khalifah Islam yang mampu membawa perubahan dengan sifat dan sikap mereka yang menjadikan jabatan kepemimpinan bukan hanya sebagai tanggung jawab kepada rakyat tapi juga tanggung jawab yang utama adalah kepada Allah SWT.

In Shaa Allah saya akan memberikan gambaran bagaimana Islam mengatur Umat Non Muslim dalam Negara Islam yang menggunakan Daulah Islam agar saudara kita yang non muslim tidak lagi takut dan merasa phobia terhadap Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun