Mohon tunggu...
Agoes Soeriadi
Agoes Soeriadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hidup menumpang didunia. Mencoba perbaiki kesalahan dan bekerja lebih baik dari sebelumnya

Selanjutnya

Tutup

Politik

BBM Naik? Bukti Kapitalisme Tak Akan Selamatkan Indonesia

29 Agustus 2014   02:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:14 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam ekonomi Kapitalis penguasa adalah para pemilik modal dan untuk melegalkan pemahaman dan maksud tersebut maka munculah yang namanya liberalisme (kebebasan) dan sistem politik demokrasi. Kapitalisme membentuk pemikiran bahwa dengan uang seseorang dapat menjadikan dirinya penguasa di atas orang lain sehingga segala sesuatu di ukur atas modal yang di miliki. Pemahaman ini pula yang masuk ke sendi-sendi pemikiran umat Islam dengan pemahaman yang dibawa oleh kalangan barat.

Para intelektual Indonesia khususnya yang beragama Islam membawa pemahaman-pemahaman tersebut melalui studi mereka di dunia barat. Mereka sekolah lagi dengan anggapan sekolah di barat lebih baik dan eknomi mereka lebih baik. Itu juga yang menurut mereka menjadi sebuah kebanggaan tersendiri ketika mereka bisa mendapatkan ilmu dari hal tersebut. Sayangnya mereka tidak berpikir ekonomi barat dibangun atas dasar sekulerisme. Dalam sistem mereka memisahkan antara Agama dengan segala aturannya dengan sistem ekonomi, politik, sosial, budaya. Bagi mereka agama hanya ada di gereja sehingga tercabutlah nilai-nilai religiusitas atas mereka.

Memang pada awalnya mereka berlaku begitu dikarenakan sejak awal pemikiran mereka kadangkala bertentangan dengan pemikiran pihak gereja pada masa lalu. Itu juga yang menjadikan barat mengalami masa kegelapan dimana para pemikir mereka di hukum mati oleh para pembesar gereja karena bertentangan dengan pendapat gereja. Itulah mengapa pada saat itu timbul aliran yang memisahkan antara realitas agama dengan pemahaman keilmuan.

Berbeda dengan Islam karena segala sesuatu dalam Islam selaras dengan manusia itu sendiri. Baik mengatur hubungan manusia dengan manusia sampai manusia dengan Allah. Itulah mengapa dalam Islam para pemikir Islam mampu menjadi pelopor dan menjadi kiblat kebangkitan Barat pada awalnya ketika Islam menguasai bumi sampai ke negeri-negeri Spanyol. Al Qur'an menjadi rujukan para pemikir dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang masih terjaga isinya dan juga keasliannya. Ini juga sesuai yang diperintahkan Allah pada saat wahyu pertama untuk Rasulullah dimana Allah menurutkan sebagian surah Al Alaq :

Bacalah, dengan (menyebut) nama Tuhanmu. Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia.  Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. ( Q.S. Al Alaq : 1-5 )

Allah sudah menerangkan betapa di anjurkan untuk menuntut Ilmu dan Allah sebaik-baikya pengajar. Melalui Al Qur'an yang diturunkan itulah sumber ilmu pengetahuan Islam berkembang. Para pemikir-pemikir Islam menjadi seorang pemikir yang tidak asal sembarang berpikir dan menciptakan serta mengembangkan Ilmu pengetahuan sesuai kehendak hati dan hawa nafsunya saja tapi mengembalikan semua pada Al Qur'an dan Al Hadits Shahih Rasulullah untuk menjadi sandaran. Sehingga ilmu pengatahuan yang mereka bawa tidak pernah bertentangan dengan Risalah Allah dan Rasul-Nya.

Banyak pemikir-pemikir Islam yang karyanya di curi secara diam-diam oleh para pemikir barat. Mereka mencuplik tulisan dari para pemikir Islam tanpa menyebutkan sumber -sumbernya darimana. Berikut beberapa indikiasi pemikir barat mencuri hasil karya pemikir muslim :

1. Luca Paciolli yang dikatakan bapak Akuntansi yang di gugat oleh  Littleton dan Yame (1978,1) yang menyatakan sistem tata buku yang di ciptakan Paciolli di ambil dan di jiplak  dari sebuah buku di Venesia jauh  2 abad sebelum buku Paciolli muncul sudah dipraktikkan. Pada saat itu  Venesia menjadi tujuan perdagangan dari pedagangn Spanyol yang notabennya pada saat itu Spanyol  merupakan negara muslim dan sebagai pusat ilmu pengetahuan dan teknologi Eropa.

2.  Teori Optimum Paretto di ambil dari Kitab Nahjul Balaghah Imam Ali

3. Bar Hebraeus, pendeta Syiriac Jacobite Church, menyalin beberapa  bab Ihya Ulumuddin Al Ghazali.

4. Gresham-law dan Oresme Tretise dari Kitab Ibnu Taimiyah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun