Citra yang dihasilkan sebaiknya memiliki kontras yang baik dan tidak terdapat blur maupun artefak, oleh karena itu sebelum pemosisian pasien diharapkan untuk melepaskan benda logam yang terpasang di tubuh pasien yang mau kita foto. Hasil citra pada pemeriksaan AP elbow joint ini sebaiknya meliputi dari humerus dan  dari radial tuberkel (tulang radius dan ulna). Selain itu terlihat jelas juga bagian-bagian dari elbow joint itu sendiri seperti radial head dan neck harus superimposed dan di tengah terhadap ulna proksimal, Prosesus olecranon akan tampak duduk di fossa olecranon dan takik troclear terbuka sebagian dan divisualisasikan dengan lengen ekstensi sepenuhnya.
g. Shielding
Saat pemosisian, pasien harus menghadap secara berlawanan dari sumber radiasi (tube/tabung pesawat sinar-x) agar pasien tidak berhadapan langsung dengan radiasi, selain itu pakailah shielding yang berfungsi untuk melindungi jaringan radiosensitif di luar wilayah yang diinginkan seperti memakai apron.
Contoh Kasus dengan Pemeriksaan Elbow AP, Lateral, dan Oblique
Dari case report yang telah dibuat oleh Dr. Kadek Ayu Candra Dewi, Sp.OT terdapat sebuah kasus dimana terdapat anak berusia 3 tahun berjenis kelamin laki-laki mengalami keluhan berupa nyeri pada siku bagian kirinya.
Pasien ini sebelumnya terjatuh ketika sedang bermain perosotan dan terpeleset sehingga membuat ia mengulur tangannya untuk menahan badannya. Pada kasus ini, dilakukan pemeriksaan radiologi berupa Left elbow x-ray AP, Lateral, and Internal Oblique.
Pasien ini didiagnosa oleh dokter mengalami Closed Fracture Lateral Condyle Humerus Milch 2. Fraktur ini melibatkan lateral condyle humerus sehingga, memiliki resiko yang tinggi terjadinya non-union, malunion, AVN jika dibandingkan dengan terjadinya fraktur lain pada kasus pediatri ini. Epidemiologi (penyebaran penyakit) pada fraktur distal humerus pada pediatri terjadi lebih dari 17% dan kasus ini merupakan kasus terbanyak kedua pada fraktur yang terjadi di elbow setelah supercondylar. Fraktur ini juga seringkali terjadi pada anak-anak yang memiliki usia sekitar 6 tahunan. (Hefti, 2007)
Beberapa ahli bedah menggunakan klasifikasi Jakob karena menentukan derajat displacement artikular dan berarti indikasi pembedahan (Gaston et al, 2012). Hal ini dapat diperhatikan pada citra dimana:
- Jakob 1: Terjadi fraktur tetapi tidak terlepas (jarak fraktur <2mm)
- Jakob 2: Terjadi fraktur dan patahan terlepas tetapi tidak terjadi malrotasi (jarak fraktur >2mm)