Mohon tunggu...
Agnisa Masayu
Agnisa Masayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa D4 Teknologi Radiologi Pencitraan Universitas Airlangga

Mahasiswa Radiologi Unair

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemeriksaan Radiografi Elbow Joint pada Fraktur Lateral Condyle Humerus dengan Mengimplementasikan Radiografi, Radiofotografi, dan Proteksi Radiasi

22 Juni 2024   21:37 Diperbarui: 22 Juni 2024   21:42 3847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil citra pada pemeriksaan lateral pada elbow joint sebelah kanan

6. Annular ligament

7. Radius

Salah satu sendi yang berada di ekstremitas atas adalah elbow joint. Elbow joint merupakan sendi yang kompleks yang terdiri dari tiga tulang, tiga ligamentum, dua persendian dan satu kapsul. Sendi ini merupakan persendian di antara humerus dan radioulnar, sendi elbow joint termasuk jenis sendi engsel / hinge joint yang hanya memungkinkan pergerakan fleksi dan juga ekstensi, namun sendi tersebut menjadi penting karena lokasi dan frekuensi penggunaan nya dalam aktivitas sehari-hari maupun olahraga yang mengakibatkan persendian tersebut (Muqsith Al, 2018).

Pemeriksaan radiologi merupakan teknik pencitraan yang dilakukan untuk mendiagnosis serta menangani suatu penyakit dan digunakan untuk melihat gambaran bagian dalam tubuh manusia. Pemeriksaan radiologi dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan dengan bahan kontras dan pemeriksaan tanpa bahan kontras. Salah satu contoh pemeriksaan radiologi tanpa bahan kontras adalah pemeriksaan pada elbow joint. Hasil gambaran radiografi pada elbow joint dibutuhkan untuk menggambarkan struktur anatomi sehingga dapat dilakukan diagnosa untuk mengetahui kelainan patologi yang terjadi. Fraktur merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada elbow joint. Misalnya fraktur supracondylar, fraktur di daerah ini terjadi pada collum radii dan condylus lateralis humeri (Muqsith Al, 2018). Fraktur adalah diskontinuitas pada tulang yang diakibatkan oleh gaya mekanis yang melebihi kemampuan tulang untuk menahannya.Fraktur dapat mengalami pembengkakan, hilangnya fungsi normal, deformitas, kemerahan, krepitasi, dan juga rasa nyeri (Ghassani, 2016). Selain patah tulang, kelainan yang bisa terjadi pada elbow joint adalah dislokasi sendi, degeneratif atau radang pada sendi, kista tulang, osteomielitis (infeksi tulang), dan kanker tulang.

Terdapat beberapa proyeksi yang bisa dilakukan pada elbow joint, yaitu proyeksi Antero Posterior (AP), proyeksi Lateral, proyeksi AP Oblique (medial rotation), proyeksi AP Oblique (lateral rotation), dan proyeksi AP Partial Flexion (Long Bruce W, 2018). Penelitian yang dilakukan oleh Alaydrus M, pada tahun 2017 mengatakan bahwa pemeriksaan elbow joint pada proyeksi AP dan Lateral dilakukan untuk mengetahui adanya fraktur monteggia (pembengkakan siku) serta untuk menginformasikan tentang persendian regio antebrachii dengan menampakkan secara jelas elbow joint. Dalam pemeriksaan radiologi pada elbow joint harus memperhatikan beberapa aspek, seperti intensitas paparan radiasi, proteksi radiasi, penentuan posisi radiografi, serta prosedur radiografi. Rontgen elbow joint tidak memerlukan banyak persiapan. Hanya saja pasien perlu melepas perhiasan atau benda logam lainnya yang terdapat pada siku agar tidak menimbulkan artefak pada hasil citra radiografi.

Sebelum melakukan pemeriksaan kita harus melindungi diri dari paparan radiasi itu sendiri. Paparan mampu meningkatkan risiko kanker sebagai akibat peningkatan jumlah paparan pada pemeriksaan radiografi. Oleh karena itu, upaya proteksi radiasi As Low As Reasonably Achievable (ALARA) dibutuhkan dengan tujuan meminimalkan paparan radiasi yang diterima oleh pekerja. ALARA memiliki tiga komponen dasar, yaitu waktu paparan, jarak yang harus diperhatikan terhadap sumber radiasi, dan penggunaan pelindung. Salah satu cara dalam mengurangi paparan kepada pekerja adalah dengan menggunakan apron timbal (Pb). Hal ini didasarkan bahwa penggunaan Pb dikarenakan tingkat kepadatannya yang sangat tinggi (Elshami et al., 2020). Standar operasional prosedur kerja yang aman yaitu dengan melindungi diri dari sumber radiasi serta menggunakan apron. Hal ini dilakukan agar pekerja dapat menurunkan dosis efektif yang lebih kecil pada daerah pengendalian (Lpez et al., 2018).Sebelum menggunakan apron Pb perlu dilakukan pengukuran dan verifikasi untuk mengetahui efektivitas apron dalam melindungi dari paparan radiasi primer maupun sekunder. Pekerja radiasi pada praktiknya tidak menerima radiasi primer saja, akan tetapi lebih sering menerima radiasi sekunder (Johansen et al., 2018).

METODOLOGI

Artikel ini disusun menggunakan metode studi literatur di mana metode studi literatur merupakan serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka membaca serta mencatat. Metode ini dilakukan dengan tujuan utama yaitu mencari dasar pijakan atau fondasi untuk memperoleh dan membangun landasan teori kerangka berpikir dan menentukan dugaan sementara sehingga kita dapat mengelompokkan mengalokasikan dan menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya. Dengan melakukan studi literatur peneliti dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang masalah yang akan diteliti serta menghindari penelitian yang redundan dengan penelitian sebelumnya ( Habsy, 2017). Oleh karena itu kita menjadi lebih tahu secara luas dan mendalam terhadap masalah yang akan dibahas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Citra Pemeriksaan Radiogrfi Elbow Joint AP

Hasil citra elbow joint normal
Hasil citra elbow joint normal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun