Dalam meningkatkan pengetahuan dan mengubah perilaku masyarakat itu ada banyak cara yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah dengan cara membuat public space announcement (PSA) atau iklan layanan masyarakat (ILM). Pembuatan iklan layanan masyarakat ini harus sesuai dengan acuhan atau aturan yang ada agar lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh target audiens. ILM itu sendiri dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada target audiens dan mendorong target audiens agar  merubah perilaku seperti yang diharapkan oleh pembuat ILM tersebut. Dengan membuat PSA maka keuntungan yang akan didapatkan, yaitu dapat menyebarkan informasi kepada khalayak yang berjumlah lebih banyak dan luas dengan menggunakan pembicara yang kredibel.
      Harapan yang diinginkan dalam pembuatan iklan layanan masyarakat ini adalah perubahan perilaku pada target audiens yang melihatnya. Tetapi, pada kenyataannya iklan layanan masyarakat ini tidak selalu berjalan secara efektif. Hal ini dikarenkan para pembuat iklan layanan masyarakat ini lalai dalam mempertimbangkkan acuhan dasar dari penelitian komunikasi massa.Â
Dalam penelitian-penelitian yang sudah ada, sudah tertera mengenai acuhan yang berkaitan dengan pembuatan iklan layanan masyarakat tersebut. Acuhan tersebut yaitu identifikasi target audiens, sikap dan perilaku target audiens yang berkaitan dengan masalah yang akan digunakan, dan pengujian tanggapan dari target audiens. Iklan layanan masyarakat itu dapat berjalan secara efektif bila pemilihan target audiens sesuai dengan permasalah yang ada  baik secara demografis, gaya hidup dan media yang biasa digunakan.Â
Selain itu, pembuat iklan layanan masyarakat juga harus meyakini jika pengumuman yang telah dibuat tersebut dapat mengubah perilaku dari target audiensnya. Oleh karena itu, ILM tersebut harus dirancang atau dibuat dengan sebaik dan semenarik mungkin agar dapat dengan mudah diterima dan dipahami oleh target audiensnya.
      Selain itu, dalam pembuatan iklan layanan masyarakat hal lain yang harus diperhatikan adalah input dan output. Artinya, dalam input juga harus memperhatikan mengenai isi pesan dalam ILM tersebut seperti (1) sumber: jenis kelamin, usia, status sosial ekonomi, daya tarik, etnis, kredibilitas, (2) pesan: (panjang pesan yang disampaikan, cara atau gaya dalam menyampaikan pesan, dan kejelasan pesan yang diberikan), (3) saluran: media yang akan digunakan (TV, radio, majalah, Koran, dsb), (4) target audiens: usia, jenis kelamin, pendidikan, gaya hidup, (5) perilaku: menjadi tujuan komunikasi itu dilakukan. Sedangkan output itu sendiri meliputi 12 tahapan awal yang akan terjadi pada respon audiens secara berturut-turut.
 Tahapan itu adalah adanya hubungan dengan pesan yang disampaikan, memperhatikan dan memiliki kesukaan atau ketertakian dengan pesan tersebut. Selanjutnya, mengerti dan mempelajaari isi dari pesan tersebut, apakah audiens tersebut setuju atau tidak dengan pesan yang disampaikan, menyimpan isi pesan tersebut dan mengingatnya kembali, lalu membuat keputusan berdasarkan isi pesan yang diterima, dan yang terakhir melakukan suatu tindakan dari pilihan yang sudah ditentukan sebelumnya, memperoleh keyakinan atas tindakan dan melakukan aktivitas penyesuaian terhadap sikap yang terinspirasi karena isi pesan yang didapat.
Isi pesanyang baik dapat meberikan gambaran pada pikiran manusia. Dengan kata lain, pesan yang baik bisa dengan mudah diterima, dimengerti, dan diingat oleh pikiran manusia. Selain itu, isi pesan yang baik juga dapat menunjukkan tingkat emosional dari audiensnya, sehingga akan berpengaruh besar pada audiensnya. Tiga kriteria pesan, yaitu (1) mengendalikan atau menarik pesan secara emosional, (2) merangsang imajinasi, dan terakhir, (3) setiap orang dapat memberi tanggapan dengan cepat dalam beberapa konteks.
Dalam pembuatan iklan layanan masyarakat (ILM) banyak teori yang bisa digunakan. Salah satu teori tersebut adalah Elaboration Likelihood Model atau yang biasa disebut teori ELM. Teori ini memiliki dua rute dalam pembuatan iklan layanan masyarakat, yaitu rute sentral dan rute peripheral. Rute sentral lebih berfokus pada pemikiran yang rasional, kritis, dan logis. Sehingga dalam rute sentral ini akan menjadi proses persuasi yang akan lebih lama.Â
Sedangkan dalam rute peripheral itu sendiri tidak berfokus terhadap pesan yang akan disampaikan, tetapi lebih berfokus pada model yang akan digunakan untuk penyampaian pesan, tempat yang digunakan untuk membuat iklan tersebut. Sehingga, rute peripheral ini menjadikan proses persuasi yang akan muncul akan jauh lebih singkat dan tidak akan bertahan lebih lama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H